BerandaAdventurial
Minggu, 20 Jan 2018 03:32

Pantai Wediombo, Surga untuk Peselancar

Surfing di pantai Wediombo (Tribunnews.com)

Pantai Wediombo, DIY, jadi spot asyik untuk surfing atau berselancar. Eits, kamu juga bisa snorkeling, memancing, atau hanya menikmati sunrise dan sunset. Pesona pantainya memesona.

Inibaru.id – Kondang akan wisata seni budaya, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki banyak pantai yang menarik. Salah satunya Pantai Wediombo di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul.

Berjarak sekitar 80 km atau sekitar 2-3 jam perjalanan, Pantai Wediombo boleh dibilang nggak terlalu luas. Ini agak nggak nyambung dengan namanya yang dalam bahasa Jawa berarti “pasir luas”. Tapi kamu nggak boleh protes karena begitulah namanya. Ya, pantainya memang nggak luas dan lebih banyak didominasi oleh karang. Jadi, nggak perlu membayangkan bisa menikmati pasir putih yang luas seperti di Pantai Kuta atau Pantai Parangtritis.

Eits, tapi jangan salah, pantai ini memiliki panorama yang indah, lo. Menjadi satu-satunya pantai yang menghadap ke barat, kamu bisa melihat sunset dan sunrise dari arah perbukitan. Adapun waktu terbaik untuk menyaksikan sunset di Pantai Wediombo adalah pada bulan November-Mei karena pada saat itu matahari condong ke sisi selatan bumi.

Menjadi salah satu destinasi pantai andalan Kabupaten Gunungkidul, kamu bisa melakukan banyak hal di pantai Wediombo. Salah satunya yaitu kamu bisa surfing di sana. Jadi, buat kamu yang tinggal di sekitar Yogyakarta dan hobi surfing, nggak perlu lagi jauh-jauh ke Banyuwangi atau Bali. Ya memang sih, belum banyak orang yang mengetahui bahwa pantai itu merupakan salah satu spot berselancar.

Baca juga:
Wisata Sejarah ke Pulau Penyengat
Maumere, Eksotisme Pulau Tanpa Ujung

Banyak yang mengatakan, ombak yang mengempas ke Pantai Wediombo merupakan ombak terbaik di Yogyakarta. Berbeda dengan ombak di pantai lain di Yogyakarta yang lokasinya berpindah-pindah, tipe ombak di Pantai Wediombo cenderung stabil dan nggak berubah-ubah. Tinggi ombaknya bisa mencapai 3-4 meter. Itu pun sebelum air pasang naik. Wajar saja jika saat akhir pekan, pantai ramai oleh para peselancar dari berbagai daerah.

Tertarik untuk menjajal aktivitas yang cukup menantang ini? Jika iya, kamu bisa menghubungi Wediombo Surfing Society (WOSS) yang selalu siap di lokasi. Dengan harga yang relatif murah, kamu bisa mengikuti kelas singkat surfing. Selama 1,5 jam kamu akan diajari teori dasar sekaligus praktik surfing. Tarif tersebut termasuk sewa surfboard, jasa pemandu, dan foto.

Mengutip Kompas.com (19/1/2018), selain surfing kamu juga bisa snorkeling di sana. Untuk snorkeling, ada dua spot yang populer di pantai tersebut. Yang pertama berada di dekat pantai dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Yang kedua berada di belakang ombak atau nggak jauh dari tengah laut.

Tapi untuk menuju ke spot kedua kamu harus menyewa perahu terlebih dahulu. Kamu pun nggak harus bawa peralatan snorkeling sendiri, karena di sana ada yang menyewakannya.

Nah, bagi kamu yang hobi memancing, maka kamu wajib mencoba memancing ikan di Kawasan Wediombo. Di area pantai berpasir putih ini terdapat bukit karang yang jadi spot favorit para pemancing untuk menjajal kemampuan menangkap ikan. Di area tersebut banyak terdapat ikan laut seperti kerapu, tengiri, ikan cucut, atau ikan kakap batu yang beratnya bisa mencapai belasan kilogram.

Baca juga:
Bala Balakang: Pulau yang Memanjakan Mata
Berkunjung ke "Pulau Awet Muda" di Sumenep

Hal lain yang menarik dari Pantai Wediombo yaitu adanya kolam alami yang indah yang saat surut. Dengan kedalaman 1,5 meter, kolam yang terbentuk dari bebatuan ini menjadi tempat alternatif untuk berenang bagi wisatawan. Ya, ini karena ombak Pantai Wediombo yang cukup ganas sehingga para wisatawan dilarang untuk  berenang di ketengah laut, kecuali bagi sudah mahir.

Nah, sudah siap menjajal semua aktivitas yang ditawarkan Pantai Wediombo? (ALE/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024