BerandaAdventurial
Sabtu, 8 Feb 2019 17:58

Menyambangi Kampung Wali Tertua di Jawa: Bukit Wonobodro

Tangga menuju Kawasan Makam Auliya' Wonobodro di Desa Wonobodro, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang. (Batangasri)

Dipercaya sebagai petilasan Syekh Maghribi di Batang, kawasan pemakaman di Desa Wonobodro, Kecamatan Blado, itu begitu ramai dikunjungi peziarah. Kunjungan peziarah bahkan meningkat saat Ramadan, Idul Fitri, dan 13 Muharam.

Inibaru.id – Wonobodro bukanlah wilayah “terkenal” di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Namun, di kalangan masyarakat Muslim di Jawa, khususnya yang suka berziarah, desa di Kecamatan Blado itu tentu nggak asing. Yap, karena di sana ada satu bukit yang diyakini sebagai makam Syekh Maghribi.

Syekh Maghribi merupakan ulama terkemuka yang juga dikenal sebagai Syekh Maulana Malik Ibrahim. Di tlatah Jawa, sosok tersebut lebih masyhur dengan sebutan Sunan Gresik yakni ulama besar penyebar Islam yang telah ada sebelum hadirnya Walisongo di Jawa.

Makam di Kawasan Auliya Wononobodro (Wonobodro Islamic Center) bukanlah satu-satunya tempat Syekh Maghribi dimakamkan. Selain di lokasi yang berjarak sekitar 27 kilometer arah selatan dari pusat kota Batang itu, makamnya juga diyakini ada di Gresik, Pemalang, dan Yogyakarta.

Namun, Wonobodro tetaplah menjadi lokasi favorit bagi peziarah. Hingga kini, kawasan pemakaman Auliya Wonobodro itu masih asri dan terjaga kealamiannya. Di samping sosok yang juga diketahui sebagai Makdum As-Samarkandy itu juga ada makam sejumlah ulama lain.

Beberapa ulama yang disemayamkan di Wonobodro di antaranya tokoh pendiri Pekalongan Ki Ageng Wonobodro atau dikenal sebagai Ki Ageng Pekalongan, Syekh Jambu Karang, dan Syekh Fakir Sugih, serta beberapa pengikut Syekh Maghribi. Inilah kenapa Wonobodro acap disebut Kampung Wali.

Berwudu di kolam Kawasan Makam Auliya Wonobodro. (Instagram/afrizal_ijal01)

Wonobodro telah lama tersohor sebagai lokawisata religi legendaris di Jawa Tengah. Bukit tersebut hampir selalu ramai pengunjung, yang datang dari pelbagai wilayah di Indonesia.

Haul Syekh Maghribi

Dikutip dari Viva.co.id (30/1/2018), juru kunci pemakaman Kasdu'i menuturkan, Bukit Wonobodro atau kini lebih dikenal sebagai Wonobodro Islamic Center akan dibanjiri ribuan orang ketika memasuki Ramadan dan Idul Fitri.

"Tapi waktu kunjungan terpadat adalah pada 13 Muharam, yakni bertepatan haul (peringatan kematian) Syekh Maghribi," tuturnya.

Keramaian menjelang haul Syekh Maghribi di Wonobodro Islamic Center, Desa Wonobodro, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang. (Instagram/arifiiin)

Kasdu'i meyakini Syekh Maghribi memang meninggal dan dimakamkan di di Kawasan Auliya Wonobodro, kendati belum ada bukti yang menguatkannya.

"Ya, yakin ini (Bukit Wonobodro) bukan sekadar petilasan, tapi juga pemakaman (Syekh Maghribi),” tutur Kasdu’i.

Pancuran dan Pohon Jlamprang

Selain makam-makan sebagai magnet utama, para peziarah umumnya juga datang untuk mengambil air di pancuran yang diyakini sebagai tempat Syekh Maghribi mengambil air wudu. Nggak sedikit peziarah yang mengambilnya untuk dibawa pulang lantaran dipercaya bisa menyembuhkan penyakit.

Pancuran yang dipercaya sebagai tempat Syekh Maghribi mengambil air wudu. (Batangasri)

Oya, kamu yang berwisata ke tempat ini juga bakal menemukan satu pohon besar yang berdiameter sekitar delapan meter, lo.

Masyarakat setempat menyebutnya pohon Jlamprang. Nama itu dipakai lantaran pohon tersebut menampilkan urat-urat kayu dan garis-garis menonjol, menandakan ia yang sudah sangat tua.

Gimana, tertarik berkunjung ke sini? Nggak jauh, kok. Dari Semarang, melajulah ke barat hingga tiba di alun-alun Batang, lalu beloklah ke selatan menuju Desa Wonobodro di Kecamatan Blado. Nah, setelah itu kamu tinggal cari di mana Kampung Wali berada. Gampang! (IB20/E04)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: