BerandaAdventurial
Selasa, 23 Apr 2018 08:50

Hutan Payau Tritih, Lebih dari Sekadar Wisata Lingkungan

Jaring mesra. (merdeka.com)

Terkenal dengan wisata pantainya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, juga memiliki hutan payau yang cantik, lo. Selain menjadi lokawisata lingkungan, di sana juga terdapat beberapa wahana menarik.

Inibaru.id – Seperti yang Sobat Millens ketahui, hutan payau atau hutan mangrove merupakan hutan lindung pantai dari serangan abrasi laut. Namun kini, banyak daerah yang juga menjadikan hutan payau sebagai tempat wisata. Salah satunya adalah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Berada di Kelurahan Tritih Kulon, Kecamatan Cilacap Utara, hutan payau yang lokasinya berbatasan langsung dengan persawahan warga itu dijadikan sebagai tempat wisata lingkungan.

Memangnya ada apa saja sih di hutan payau? Di hutan Payau Tritih ini terdapat sekitar 15 ribu pohon mangrove yang terdiri atas tancang (Bruguiera gymnorrhiza), api-api (Avicennia sp), bakau bandul (Rhizophora mucronata), dan bakau kacangan (Rhizophora apiculata). Lalu ada banyak sekali biota mangrove yang bisa teramati secara kasatmata seperti ikan gelodok, uca, udang pistol, tanggal, burung, berbagai jenis ikan, dan lain-lain.

Baca juga:
Bunga Warna-warni dan Bangunan Ikonik Dunia di Taman Bunga Celosia
Ketika Empat Perupa Muda Berpadu di Semarang Contemporary Art Gallery

Apakah hanya itu saja? Eits, tentu saja nggak dong. Melansir samzurry.wordpress.com (18/9/2017), memiliki akses jalan utama yang sebagian besar sudah dicor permanen, kamu bisa menikmati suasana hutan yang rimbun dan sejuk. Kamu juga bisa menemukan banyak spot menarik untuk berswafoto dan juga beberapa wahana seperti jembatan krengket, jaring mesra, dermaga, mandi bola, dan lainnya.

Jaring mesra adalah jembatan yang tergantung di antara pohon mangrove sepanjang sekitar 50 meter. Disebut jaring mesra karena hanya cukup untuk jalan berdua. Eits, tapi kalau masuk ke jaring mesra, kamu harus hati-hati ya supaya nggak terjatuh. Karena meskipun ada pijakan bambunya,  namun hanya diikat ke jaring sehingga masih bergoyang ke kanan kiri. Cocok nih buat kamu melatih keseimbangan.

Adapun dermaga cinta berlokasi di area wisata paling belakang hutan payau. Sayang, untuk menuju dermaga jalannya masih berupa tanah. Nah, di dermaga yang berada langsung di Sungai Segara Anakan ini, kamu bisa berfoto di spot-spot menarik yang telah disediakan. Salah satunya adalah menara swafoto. Kamu juga bisa naik perahu berkeliling di sekitar sungai.

Berkeliling hutan payau yang memiliki luas sekitar 10 hektare, mungkin kamu akan merasa capai. Tapi nggak perlu bingung karena di setiap tikungan terdapat gubuk-gubuk kecil untuk beristirahat, sekadar duduk santai, atau berfoto. Kalau lapar, banyak warung penjual makanan dan minuman yang bisa kamu temukan. Bagi yang mau salat, juga disediakan mushola, lo. So, kamu bisa tetap beribadah saat asyik jalan-jalan.

Baca juga:
Ayo Jajal Keseruan Tubing di Saluran Irigasi!
Tiga River Tubing Paling Seru di Jawa Tengah

Tertarik untuk berkunjung? Berada sekitar 4 km dari sisi utara pusat Kota Cilacap, kamu bisa naik angkutan umum dari Terminal Cilacap. Naiklah angkutan wisata warna kuning biru jurusan wisata hutan payau, nanti kamu akan sampai di depan wisata hutan payau.

Tapi jika menggunakan kendaraan pribadi, kamu bisa mulai dari Pasar Saliwangi masuk ke jalan Nusantara Karang Talun. Sampai menemukan pertigaan depan Indomaret, masuk sekitar kurang lebih satu kilometer. Ikuti saja jalannya sampai menemukan plang petunjuk wisata hutan payau.

Memiliki tempat parkir luas, kamu cukup membayar Rp 2 ribu rupiah untuk sepeda motor dan Rp 5 ribu untuk mobil. Adapun tiket masuknya Rp 12 ribu per orang, sudah termasuk untuk semua wahana. Murah, kan? (IB05/E02)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024