BerandaAdventurial
Kamis, 5 Feb 2020 19:30

Dibuka untuk Umum, Ereveld Kalibanteng Semarang Bisa Jadi Tempat Rekreasi

Jalan setapak Ereveld Kalibanteng yang tampak bersih dan asri. (Inibaru.id/ Audrian F)

Mungkin permakaman kesannya suram dan serem. Namun, di Ereveld Kalibanteng Semarang atau yang lebih dikenal sebagai makam Belanda, kamu bisa datang untuk rekreasi sekalipun. Jalan-jalan ke permakaman yang satu ini bukan jadi pilihan buruk. Mau tahu kenapa?<br>

Inibaru.id - Permakaman dalam persepsi masyarakat mungkin seperti lokasi yang sakral dan punya kesan mistis. Saya pun kalau ke makam mungkin hanya pada saat momen ziarah sebelum dan sesudah Hari Raya Idulfitri. Yang jelas bukan menjadi tempat rujukan untuk rekreasi atau bahkan sekadar main-main.

Namun anggapan itu nggak berlaku di Ereveld Kalibanteng, Jalan Siliwangi, Kota Semarang. FYI, tempat ini merupakan Makam Kehormatan Belanda. Di sini ribuan korban perang dunia II yang terdiri atas orang Belanda dan masyarakat lokal terbaring damai.

Namanya juga permakaman, suasana sunyi tentu melingkupi. Tapi meski saya berdiri dikepung nisan, tempat apik ini lebih mirip taman, Millens.

O ya, Ereveld merupakan pemakaman Belanda yang dikelola oleh Yayasan Orlogs Graven Stichting. Selain di Kalibantent ini, makam Ereveld berada Jl. Taman Jend. Soedirman No. 4, Bendungan, Gajahmungkur, Semarang.

Seorang pekerja Ereveld Kalibanteng sedang membuat batu nisan yang baru. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Sejauh mata memandang, makam Ereveld tempatnya cukup luas, bersih, rapi dan asri karena dihiasi dengan rerumputan yang hijau dan berbagai pepohonan. Wah, saya makin tertarik untuk menjelajah.

Di sana saya ditemani oleh Eko Boedi Listyanto. Dia adalah pengawas Ereveld Kalibanteng Semarang. Sebelum diajak berkeliling, dia menggiring saya melihat tempat pembuatan nisan.

Yap, Ereveld memproduksi pusara sendiri. Waktu saya ke sana tampak para pekerja yang sedang memoles batu nisan.

“Batu nisan di sini terus diperbarui. Warnanya pudar sedikit saja langsung kami ganti. Awalnya masih pakai kayu jati, namun sekarang sudah menggunakan cetakan beton,” ujar Eko, Selasa (28/1). Eh, kamu juga dibolehin kok kalau mau lihat.

Monumen Peremmpuan Tak Dikenal di Ereveld Kalibanteng. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Setelah melihat proses pembuatan batu nisan, Eko menemani saya berkeliling. Makam Ereveld Kalibanteng Semarang ini dikelilingi pepohonan. Ada 7 pohon beringin, pohon cemara, dan pohon kelengkeng. Di sekeliling makam ada sebuah sungai kecil yang melingkar.

Saya mulai menyusuri jalan setapak yang memisahkan makam. Indah sekali. Tempatnya luas dan bersih. Saya jadi percaya orang bisa ke sini untuk sekadar jalan-jalan.

Selepas saya melalui jalan setapak tadi. Ada sebuah makam batu yang besar yang berada di dekat lokasi bendera. Saya kira itu makam. Namun kata Eko, itu monumen.

“Itu monumen 'Perempuan Tak Dikenal'. Tapi bukan berarti ini makam. Cuma monumen saja,” jelasnya. Memang di Ereveld Kalibanteng ini memiliki beberapa monumen selain Monumen Perempuan Tak Dikenal tadi. Ada monumen lempengan batu peringatan, Jongenskampen, dan patung perempuan dan anak.

Monumen Jongenskampen sebagai perlambang anak-anak korban tawanan tentara Jepang. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Monumen Jongenskampen didirikan untuk mengingat anak-anak muda tawanan tentara Jepang. Dirupakan seperti seorang bocah kurus dan membawa cangkul di bahunya. Dia berdiri dengan ditopang oleh sebuah kapak dan hanya memakai selembar kain di pinggang. Patung ini dibuat oleh pematung Anton Beysens dan diresmikan pada 1988.

Puas menyusuri makam, saya bersama Eko menyempatkan diri untuk duduk di bawah pohon beringin tersebut. Rasanya sejuk dan adem karena terkena angin yang sepoi-sepoi. Hoam, bikin ngantuk. Haha

Mau berkunjung ke makam Ereveld Kalibanteng Semarang nggak, Millens? Eits, jangan lupa taat aturan ya! (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: