BerandaAdventurial
Rabu, 21 Nov 2023 09:18

Di Kafe Sekayoe "Gethe", Kamu Bisa Belajar Sejarah Semarang

Kafe Sekayoe "Gethe" di Kampung Sekayu, Kota Semarang. (IG/@namanya_salman)

Nggak hanya memiliki tampilan zadul yang unik, Kafe Sekayoe "Gethe" menyediakan menu-menu dengan nama yang membuatmu jadi penasaran dengan sejarah Semarang. Seperti apa sih keunikan dari kafe ini?

Inibaru.id – Nggak jauh dari megahnya Paragon Mal di Kota Semarang, ada sebuah kafe sederhana yang memiliki tampilan unik. Nama kafe tersebut adalah Kafe Sekayoe “Gethe”.

Berbeda dengan tampilannya yang terkesan zadul, kafe ini sebenarnya baru eksis pada 2021 lalu. Pemiliknya adalah pasangan Ari Purbono dan Harmeli. Keduanya memang pengin membuat kafe dengan tampilan yang beda dari kafe-kafe pada umumnya. Apalagi, lokasinya juga sangat nggak biasa, yaitu di tengah perkampungan padat di Jalan Sekayu Masjid.

Ternyata, ada alasan mengapa pasangan istri suami ini sengaja membuka kafe di tengah kampung, Millens.

“Kampung Sekayu itu unik karena pernah dijadikan pusat pemerintahan Kota Semarang meski hanya empat tahun. Fakta ini saya temui di dokumen Kota Semarang. Kejadiannya tahun 1670. Saat itu Tumenggungnya adalah Prawiro Rojo,” jelas Harmeli sebagaimana dilansir dari Radarsemarang, Minggu (30/7/2023).

Selain temuan fakta itu, ada hal lain yang mendorong Ari Purbono dan Harmeli membuka kafe di sana, yaitu saat Kampung Tematik Sekayu memenangi lomba kelompok sadar wisata (pokdarwis) pada 2021. Setelah lomba tersebut, banyak orang berdatangan untuk mencari tahu sejarah kampung tersebut.

Tampilan zadul Kafe Sekayoe "Gethe". (IG/@namanya_salman)

“Dulu kita kebingungan menerima banyak orang yang datang dan pengin riset soal sejarah di sini. Kebetulan ada sesepuh yang meninggal dan rumahnya yang tampilannya klasik ini jadi kosong. Akhirnya kita kepikiran untuk menyewanya dan dijadikan kafe,” lanjut Harmeli.

Selain bisa belajar tentang sejarah Kampung Sekayu, kamu juga bisa mencicipi penganan yang sudah eksis sejak 110 tahun silam di Kafe Sekayoe “Gethe”. Namanya adalah kacang sangan bedagan atau juga dikenal sebagai kacang sekayu. Kacang ini bebas kolesterol karena disangrai dengan pasir, bukannya digoreng dengan minyak.

Menu-menu lain yang tersedia di sana juga diberi nama yang disesuaikan dengan sejarah dari Kampung Sekayu seperti pangsit cagak gendero atau minuman lawang sewu.

“Harapannya dengan melihat nama-nama menu itu orang yang memesan jadi pengin tahu lebih banyak tentang sejarah dan budaya Kota Semarang,” ujar Ari Purbono.

Ke depannya, Ari dan Harmeli pengin mengembangkan Kafe Sekayoe “Gethe” ini menjadi Museum Semarangan yang dipenuhi dengan berbagai barang-barang dari zaman dahulu yang kaya nilai sejarah. Mereka juga sedang mencari buku-buku tentang sejarah Semarang dan Peta Semarang pada masa penjajahan Belanda untuk dipajang di tempat tersebut.

Menarik banget ya konsep Kafe Sekayoe “Gethe” di tengah padatnya perkampungan di Kota Semarang ini, Millens? Kalau kamu tertarik untuk datang ke sana, kafenya buka setiap hari dari pukul 10.00 sampai 22.00 WIB. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: