BerandaAdventurial
Sabtu, 9 Feb 2018 02:46

Di Bawah Kerindangan Jajaran Cemara Pantai Karangjahe

Pantai Karangjahe, Rembang (adyprakarsa.blogspot.com)

Pantai Karangjahe di Rembang, Jawa Tengah dulunya pantai biasa yang terserang abrasi. Berkat ribuan cemara yang ditanam untuk mengurangi abrasi, pantai jadi rindang dan indah dan jadilah destinasi wisata yang ciamik.

Inibaru.id – Dulu pantai itu pantai Laut Jawa biasa yang terserang abrasi. Pemerintah setempat menanam ribuan pohon cemara untuk menangkal ketergerusan daratan dari terjangan ombak. Begitu cemara-cemara itu tumbuh subur dan kuat, jadilah sebuah pantai nan rindang dan indah. Itulah Pantai Karangjahe di Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Ya, kini pantai itu jadi salah satu destinasi wisata andalan kabupaten tersebut. Lokasinya begitu mudah dijangkau. Pintu masuk ke area pantai tersebut berada di tepi jalan utama Semarang-Surabaya. Tepatnya di Jl. Rembang-Lasem Km 7,5 Desa Punjulharjo. Sebelum masuk, ada gapura bertulisakan Desa Punjulharjo dan di sebelah kanan dan kiri ada baliho besar yang menginformasikan lokawisata Pantai Karang Jahe. Dari gapura masuk, cukup susuri ke arah utara sekitar 800 meter.

Oya, penamaan Karangjahe seperti ditulis laman teluklove.com dikarenakan di pantainya banyak serpihan karang yang umumnya berbentuk mirip jahe. Dari bentuk serpihan karangitulah masyarakat memberi nama pantai.

Baca juga:
Museum Jenang Kudus dan Kisah Pemasarannya pada Zaman Old
Jejak Sunan Bonang dari Batu Andesit

Penasaran pesona apa yang ditawarkan pantai tersebut? Selain jajaran ribuan pohon cemara yang rindang, hamparan pasir putihnya elok dan bersih. Kamu bisa menghamparkan tikar atau alas apa pun untuk duduk atau berbaring menikmati sensasi di tepian pantai. Mau main pasir juga oke. Kamu bisa bikin kastil-kastil dari pasir putih.

Di Pantai Karangjahe, kamu juga bisa berenang-renang atau sekadar main air laut. Amankah? Dikutip dari laman teluklove.com, air laut di pantai itu masih bersih sehingga nyaman jika kamu ingin mandi di pantai. Jangan khawatir, karena ada fasilitas tempat bilas setelah kamu puas berenang-renang atau mandi air laut di situ.

Selain tempat bilas, pengunjung juga dimanjakan oleh beberapa fasilitas lain. Ada musala, toilet plus kamar mandi, dan area parkir untuk kendaraan roda dua dan empat. Warung-warung kecil yang menyediakan aneka makanan dan minuman juga siap memenuhi kebutuhan kamu bila lapar atau haus.

Perlu kamu tahu juga, panorama elok pantai dan kerindangan cemara sangat bagus untuk kegiatan outbound, foto pranikah (prewedding) atau swafoto. Panorama matahari terbit dan terbenam juga bisa kamu nikmati dari Pantai Karangjahe. Singkat kata, untuk wisata pantai, Karangjahe cukup untuk membuat kamu rileks membuang kejenuhan atau kepenatan dari rutinitas sehari-hari.

Nah, setelah puas di Pantai Karangjahe dan kamu masih belum ingin berlalu dari Desa Punjulharjo, datanglah ke situs perahu kuno di desa tersebut. Perlu kamu tahu, Pada 28 Juli 2008, sebuah perahu kuno ditemukan secara nggak sengaja di Desa Punjulharjo. Perahu berukuran 5 x 15 meter itu ditemukan ketika penduduk kampung sedang membuat tambak garam. Posisi penemuan perahu kuno itu sekitar 400 meter dari tepi Pantai Karangjahe.

Baca juga:
Berenang Bersama Ikan-Ikan di Umbul Ponggok
Siap-Siap Melihat Langsung Bunga Sakura di Lereng Gunung Lawu

Yap, disarankan banget kamu melongok situs yang sudah ditetapkan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah (BP3J) sebagai benda cagar budaya sesuai dengan UU No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.

Nah, ibarat pepatah, sekali mendayung dua-tiga pulau terlampaui, maka sekali datang ke Punjulharjo, kamu bisa menikmati sensasi pantai indah sekaligus berwisata sejarah. (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024