Inibaru.id – Sirih merupakan jenis tanaman yang memiliki banyak manfaat. Nggak hanya bermanfaat sebagai obat, daun yang bernama latin piper betle ini juga memiliki peran dalam berbagai kegiatan adat di Indonesia.
Sobat Millens pernah mendengar tradisi menginang? Tradisi ini dilakukan dengan mengunyah sirih bersamaan dengan bahan lain hingga membuat mulut berwarna oranye kemerahan. Nah, itulah yang disebut dengan menginang, atau tradisi memakan sirih.
Kompas.com (17/12/2014) menulis, tradisi mengunyah sirih menyimbolkan ketulusan dan rasa hormat kepada orang lain. Tradisi menginang juga sebagai tata pergaulan dan tata nilai kemasyarakatan. Oleh karena itu, sirih pinang selalu ada dalam perjamuan tamu, perkawinan, atau upacara adat.
Yap, pohon sirih memerlukan tanaman atau media lain untuk tumbuh menjalar. Hebatnya, dia nggak akan membuat tanaman tersebut mati. Ia menghormati hidup tanaman lain. sudah jelas kan, Millens?
Meski sudah banyak daerah yang meninggalkan tradisi ini, kamu masih bisa kok menjumpai ritual ini di Sumatra Barat dan masyarakat di bagian timur Indonesia seperti di Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Sirih juga kerap kali disuguhkan untuk tamu kehormatan. Kamu bakal menyinggung perasaan si empunya rumah jika menolak memakannya. Ha ha
Sirih ini nggak dikonsumsi begitu saja lo. Ada beberapa bahan tambahan seperti buah pinang, kapur, gambir, cengkih, dan tembakau. Mungkin buat kamu yang tinggal di luar wilayah-wilayah tadi merasa asing dengan kebiasaan ini. Di Jawa, kebiasaan ini dahulu biasa dilakukan. Sekarang, mungkin kamu akan melihat satu atau dua orang manula saja yang masih menginang.
Sejarah Menyirih
Ada banyak versi mengenai awal munculnya budaya bersirih ini, Sobat Millens. Dikutip dari goodnewfromindonesia.id (24/1/2017), dalam sebuah legenda asal Bugis, Sawerigading menyebutkan jika I Lagaligo, kerap kali mengunyah sirih sebagai sarana untuk menenangkan diri.
Sedangkan dalam hikayat Batak menyebutkan adanya tanaman sirih sebagai tanda kebesaran ilmu medis Batak Kuno. Selain itu, pada Kitab Negarakertagama, keberadaan sirih konon kerap dijumpai sebagai sarana perjamuan antara para raja.
Sebagian masyarakat percaya, mengunyah sirih pinang bisa menguatkan gigi dan menyegarkan mulut. Sayangnya, hal ini justru berbalik dengan penelitian medis. Terlalu sering mengonsumsi sirih dengan tambahan bahan lain seperti kapur dan tembakau, justru malah akan menimbulkan karang gigi. Waduh!
Selain itu, kapur yang dikonsumsi bersama sirih dapat mengubah zat asam air liur menjadi bersifat basa. Hal ini dapat memicu bakteri dalam mulut semakin cepat berkembangbiak. Jadi, kamu mau mencoba makan sirih? Siap-siap dengan rasa ‘unik’nya ya, Millens. Ha-ha. (IB12/E05)