BerandaTradisinesia
Sabtu, 23 Sep 2022 09:23

Tradisi Iriban, Cara Warga Lerep Semarang Menjaga Mata Air

Warga Desa Lerep melakukan tradisi iriban. (lerepdesawisata.com)

Tradisi iriban lebih dari sekadar ritual acara-acara adat. Pada tradisi ini, warga turun ke sumber mata air dan aliran sungai untuk membersihkannya dari sampah dan material longsor.

Inibaru.id – Masyarakat Desa Lerep yang ada di Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang tahu betul pentingnya sumber mata air. Karena itu, mereka terus melestarikannya agar bisa dipakai untuk berbagai macam kebutuhan. Bahkan, demi memastikan sumber mata air tersebut tetap terjaga, mereka rutin melakukan tradisi iriban setiap kali Bulan Safar tiba.

Di dekat dengan Desa Lerep, setidaknya ada tiga mata air yang digunakan masyarakat untuk konsumsi sehari-hari atau urusan pertanian. Yang menarik, aliran air dari tiga mata air tersebut bertemu menjadi satu. Warga menyebut titik pertemuan ini sebagi Wangon Cenginging. Di sanalah tradisi Iriban dilangsungkan setiap tahun pada Rabu Kliwon.

Dilansir dari Radar Semarang, Kamis (22/9/2022), Kepala Desa Lerep Sumaryadi menjelaskan makna dari iriban.

“Iriban ini berasal dari kata irib-irib. Maknanya mirip seperti urip-urip yang bisa diartikan menghidupkan atau melestarikan sumber mata air,” ungkap Sumaryadi, Kamis (22/9).

Dia juga menjelaskan sejarah tradisi ini. Jadi, ceritanya dulu warga setempat kesulitan mendapatkan air bersih. Demi mendapatkan air untuk irigasi dan kebutuhan warga, warga pun membelah bukit. Nah, pada proses ini, ada seekor bebek putih yang membantu.

“Oleh karena itulah, sampai sekarang bebek putih pasti diikutkan dalam ritual tradisi Iriban,” lanjut Sumaryadi sebagaimana dikutip dari Solopos, Kamis (22/9).

Makan bersama, salah satu ritual yang digelar saat tradisi iriban. (Pingpoint)

Selain bebek putih, terdapat sejumlah barang lain yang juga disiapkan warga dalam tradisi ini. Yang cukup penting keberadaannya adalah madu dan legen. Kedua benda yang didapat dari alam ini dianggap punya simbol penting dalam kelestarian alam. Madu dianggap sebagai simbol air mengalir, sementara legen melambangkan air yang bakal terus mengalir di masa depan.

Tahun ini, Iriban digelar pada Rabu Kliwon, (21/9). Nggak banyak warga yang datang karena sebagian besar dari 21 RT Dusun Lerep hanya mengirimkan perwakilan. Meski begitu, kedatangan mereka sudah dianggap cukup.

Para laki-laki yang datang dengan membawa peralatan kebersihan dengan sigap langsung membersihkan sumber mata air dan sungainya dari berbagai sampah dan material lain sejak pagi. Di sisi lain, para perempuan menyiapkan makanan untuk selamatan.

Rangkaian acara tradisi kemudian diteruskan dengan kirab hasil bumi dan sejumlah ritual lainnya seperti upacara adat, tarian guyub rukun, dan doa bersama. Tradisi ini kemudian ditutup dengan acara makan bersama.

Tradisi menjaga sumber mata air ini keren, ya Millens. Semoga menginspirasi daerah lain untuk menjaga mata airnya ya. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024