BerandaTradisinesia
Rabu, 6 Agu 2019 17:22

Senjakala Kerajinan Gerabah di Desa Klipoh

Seorang pengrajin gerabah di Desa Klipoh. (Bisniswisata)

Sejak dahulu Desa Klipoh dikenal sebagai sentra penghasil gerabah berkualitas di Jawa Tengah. Meski demikian, persentase pengrajin gerabah di sana mulai menurun.

Inibaru.id – Sejak lama Desa Klipoh dikenal sebagai desa penghasil gerabah berkualitas di Jawa Tengah. Sebagian besar masyarakat Desa Klipoh memang bermatapencaharian sebagai pengrajin gerabah. Meski kini mungkin jumlahnya perlahan menurun seiring majunya zaman.

Di antara warga Desa Klipoh yang masih gigih menjadi pengrajin gerabah adalah Limno, 72 tahun, dan Kani, 67 tahun. Pasangan suami istri itu mulai membuat gerabah sejak usia belia. Kani bahkan telah belajar membuat gerabah sejak usianya 10 tahun.

Yang dilakukan Kani sebenarnya merupakan hal lumrah di Desa Klipoh. Budaya di desa tersebut memang mewajarkan kaum perempuan sebagai pengrajin gerabah sejak dini. Sementara, kaum lelaki bertugas untuk mencari kayu bakar serta bahan baku gerabah berupa tanah liat.

pengrajin gerabah di Desa Klipoh didominasi oleh kaum perempuan. (Beritagar.id/Reza Fitriyanto)

Sebagai sentra kerajinan gerabah, ada yang khas dari hasil kerajinan Desa Klipoh, yakni aneka peranti dapur seperti penggorengan, kendi, periuk, cobek, tempayan, dan anglo. Aneka peranti itu tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari yang kecil hingga besar.

Namun, jumlah penduduk yang semula nyaris seluruhnya menjadi pengrajin gerabah, kini menurun dan hanya tersisa 25 persen saja. Itupun nggak banyak yang bertahan menjadi pengrajin gerabah peranti rumah tangga.

Sebagian pengrajin yang tersisa memilih untuk berinovasi menjadi pengrajin gerabah aneka suvenir, seperti miniatur candi dan gantungan kunci.

Baca Juga: Jejak Perempuan Pembuat Gerabah di Desa Klipoh

Lamno dan Kani adalah sepasang dari segelintir warga Klipoh yang memilih bertahan menjadi pengrajin gerabah rumah tangga. Jenis yang dibuat pun terbatas, hanya periuk atau penggorengan saja.

“Kalau kami sudah nggak ada, nggak ada lagi yang bikin periuk seperti ini,” kata Lamno, dikutip dari Beritagar (30/6/2018).

Seorang pengrajin gerabah di Desa Klipoh. (Genpijogja)

Yang dikatakan Lamno boleh jadi benar. Proses pembuatan gerabah yang cukup rumit tentu kurang sesuai dengan prinsip generasi masa kini yang lebih menyukai pekerjaan simpel namun cepat mendatangkan uang.

“Sekarang sudah nggak mau telaten bikin kayak  gini. Mending ke Taman Candi, pulang sore bawa duit berapa pun,” tambah Lamno.

Meski demikian, citra Desa Klipoh sebagai sentra penghasil gerabah telah dikenal bahkan hingga ke mancanegara, terlebih sejak media sosial semakin merambah.

Gerabah buatan Lamno dan Kani tetap diminati banyak pembeli. Pada jangka waktu tertentu, tengkulak akan datang mengangkut gerabah-gerabah itu untuk kemudian dipasarkan ke berbagai daerah. Sekali angkut, tengkulak bisa membawa hingga 2.000 gerabah lo.

Senjakala gerabah Klipoh? Hm, semoga sih nggak ya, Millens! (IB10/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: