BerandaTradisinesia
Rabu, 22 Okt 2024 10:46

Sejarah Panjang PT Pindad, Perusahaan Senjata Kebanggaan Indonesia

MV3 Garuda Limousine merupakan mobil antipeluru yang dilengkapi dengan fitur-fitur canggih. (Humas PT Pindad)

Mobil MV3 Garuda Limousine yang dinaiki oleh Presiden Prabowo adalah buatan PT Pindad. Bagaimana sejarah dari perusahaan senjata kebanggaan Indonesia ini?

Inibaru.id - Proses pelantikan presiden baru Indonesia Prabowo Subianto pada Minggu (20/10/2024) lalu memang menarik perhatian. Tapi, ada detail lain yang juga sayang untuk kita lewatkan, yakni mobil yang dikendarai Prabowo saat konvoi dari gedung DPR/MPR RI menuju Istana Negara.

Presiden Prabowo mengendarai mobil buatan dalam negeri dari PT Pindad, bernama MV3 Garuda Limousine. Mobil antipeluru yang dilengkapi dengan fitur-fitur canggih ini merupakan varian pengembangan terbaru dari MV3 yang didesain dan dikembangkan untuk mengakomodasi secara langsung arahan dari Prabowo.

Sebagai produsen, nama PT Pindad sebenarnya sudah nggak asing lagi. PT Pindad (Persero) kepanjangan dari Perindustrian Angkatan Darat adalah perusahaan yang bergerak di bidang peralataan pertahanan dan keamanan (Alutsista) serta peralatan industri lainnya.

Pindad sudah ada jauh sebelum lahirnya Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan Angkatan Darat (AD) di dalamnya. Sebenarnya, sejarah industri senjata di Indonesia setidaknya sudah mulai pada 1808, ketika Napoleon Bonaparte jadi musuh bersama kebanyakan imperialis Eropa, termasuk Belanda yang kala itu dikuasai Prancis. Wah, seperti apa ceritanya, ya?

Sejarah Industri Senjata di Indonesia

Pindad dikenal sebagai produsen senjata untuk TNI seperti senapan SS. (Humas PT Pindad)

Menurut artikel dari CNBC, Howard Dick dalam Surabaya, City of Work: A Socioeconomic History, 1900-2000 (2003) menulis, "Gubernur Jenderal Deandels menjadikan Surabaya sebagai tempat gudang persenjataan, yang belakangan berkembang menjadi industri penting,"

Robert E. Walker dalam Cartridges and Firearm Identification (2012) menyebut gudang senjata itu berfungsi sebagai bengkel perbaikan alat-alat militer. Sejak 1 Januari 1851 bengkel itu dinamakan Artillerie Constructie Winkel alias bengkel konstruksi artileri.

Pihak Angkatan Laut kolonial juga membangun bengkel amunisi dan bahan peledak yang didirikan pada 1850 di Surabaya dengan nama Pyrotechnische Werkplaats. Instalasi ini disatukan ke dalam bendera Artillerie Constructie Winkel. Di Ngawi kemudian dibangun pabrik mesiu dan di Semarang pabrik proyektil dan laboratorium kimia. Semuanya kemudian dipusatkan di Bandung dalam Artillerie Inrichtingen.

Pabrik senjata era Hindia Belanda membuat senjata untuk pasukan darat KNIL Belanda yang banyak terlibat pertempuran melawan orang Indonesia yang melawan tentara Belanda. Sementara pada Perang Dunia II, pabrik itu meningkatkan produksi senjata terkait serangan tentara NAZI Jerman pada 10 Mei 1940.

Pada 9 Oktober 1945, pabrik senjata ini direbut para pemuda Republik Indonesia dan dinamai Pabrik Senjata Kiaracondong, Bandung. Setelah Tentara Belanda merebut Bandung, pabrik itu dinamai Leger Produktie Bedrijven alias Perusahaan Produksi Angkatan Darat.

Di luar daerah yang diduduki Belanda, pihak Republik Indonesia membangun pabrik senjata sejak 1946 di Medari dan Demak Ijo, keduanya di Yogyakarta. Sejak 1950, pabrik senjata di Bandung jadi milik Republik Indonesia.

Mulanya bernama Pabrik Senjata dan Mesiu pada 1950. Sejak 1958 berubah jadi Pabrik Alat Peralatan Angkatan Darat dan sejak 1962 berubah lagi menjari Perindustrian TNI Angkatan Darat (Pindad). Pada 1972 bernama Komando Perindustrian TNI Angkatan Darat dan pada 1976 nama Pindad kembali dipakai.

Pada 1983, pabrik senjata Pindad menjadi perusahaan negara dan Angkatan Darat. Makin hari produksinya terus berkembang. Pindad dikenal sebagai produsen senjata untuk TNI seperti senapan SS. Pindad juga membuat kendaraan lapis baja untuk TNI.

Itulah asal usul PT Pindad, perusahaan yang membuat mobil RI 1 untuk Prabowo. Sebuah perjalanan panjang hingga akhirnya bisa ke tahap sekarang ini ya, Millens? (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT