BerandaTradisinesia
Sabtu, 16 Agu 2024 11:44

Sejarah Malam Tirakatan 17 Agustus

Malam tirakatan jadi tradisi masyarakat Indonesia yang digelar pada malam 17 Agustus. (Antara/Yusuf Nugroho)

Sejak kapan orang Indonesia mulai menggelar acara malam tirakatan 17 Agustus? Yuk simak baik-baik ulasannya terkait dengan tradisi ini!

Inibaru.id – Nggak terasa kita akan merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 pada besok, Sabtu (17/8/2024). Nah, nanti malam, di berbagai tempat, biasanya digelar acara malam tirakatan 17 Agustus.

Ada banyak versi dari acara tersebut. Ada yang berupa warga kumpul-kumpul membawa makanan masing-masing ke sebuah tempat lalu berdoa dan dilanjutkan dengan makan bersama. Ada juga yang membuat acaranya dengan lebih serius seperti dengan menyelipkan ceramah atau pengajian. Intinya sih, pada acara malam tirakatan 17 Agustus, warga berkumpul dan berdoa sekaligus memanjatkan puji syukur ke Tuhan YME.

Karena sudah jadi tradisi yang digelar di banyak tempat, kepikiran nggak sebenarnya seperti apa sejarah malam tirakatan 17 Agustus? Kalau soal ini, tentu dimulai setelah Indonesia merdeka ya, Millens? Nah, terkait dengan makna dari acara ini, yuk kita bahas satu per satu!

Yang pertama dibahas adalah makna dari namanya. Tirakatan atau Tirakat berasal dari kata Bahasa Arab Thariqat yang bermakna mencari kebenaran. Istilah ini muncul dari kalangan pesantren dan diperuntukkan bagi para santri yang sedang belajar agama dengan baik. Jadi, para santri melakukan tirakat dengan tujuan dimudahkan untuk menghafal Al-qur'an, mudah mengerjakan ujian, dan lain-lain.

Jenis tirakat yang dilakukan bisa berupa puasa Senin-Kamis, puasa mutih, puasa Daud, dan lain-lain. Ada juga pembacaan doa atau amalan tertentu, sesuai dengan petunjuk para kiai yang mengasuh di pesantren tersebut.

Malam tirakatan digelar dengan meriah di berbagai wilayah di Indonesia. (Kampungkb.bkkbn.go.id)

Nah, di lingkungan Keraton Yogyakarta tatkala Sri Sultan Hamengku Buwana IX memerintah dari 1940 sampai 1988, semenjak Indonesia merdeka, rutin digelar malam tirakatan. Tapi, tirakatan di sini berbeda dengan tirakatan yang digelar di lingkungan pesatren. Pasalnya, inti dari acara ini adalah sebagai ajang perenungan agar semua pihak, baik warga atau pemerintah bisa menjadi bangsa dan negara yang lebih baik dari sebelumnya.

Lebih dari itu, malam tirakatan adalah wujud mensyukuri nikmat menjadi bangsa yang merdeka dan bisa menentukan nasib sendiri. Pada momentum itu pula, masyarakat yang jarang bertemu karena kesibukan bisa berkumpul dan kembali bersilaturahmi.

"Momen kemerdekaan sangatlah sakral bagi bangsa Indonesia. Makanya, kita merayakannya dengan doa dan renungan pada malam tirakatan," ucap Sosiolog Universitas Airlangga Bagong Suyanto sebagaimana dilansir dari Jawapos, Jumat (16/8/2024).

Lambat laun, tradisi ini juga dilakukan masyarakat di berbagai tempat di Indonesia. Karena temanya adalah merayakan kemerdekaan, warga pun melakukan modifikasi dengan pemotongan tumpeng, tahlil atau doa bersama, dan lain-lain. Intinya, malam tirakatan biasanya digelar dengan meriah.

Wah, ternyata malam tirakatan awalnya terinspirasi dari tradisi yang ada di pesantren. Kalau kamu sendiri, apakah rutin mengikuti acara ini, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024