BerandaTradisinesia
Kamis, 26 Sep 2018 14:03

Ruwatan Bumi Kepuren, Tolak Bala yang Hadir 8 Tahun Sekali

Tradisi Ruwatan Bumi Kepuren. (bantentribun.id)

Tradisi ruwatan bumi Kepuren merupakan tradisi yang dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur dan tolak bala di Desa Kepuren. Uniknya, tradisi ini dilakukan setiap sewindu sekali. Yuk! Simak ulasannya.

Inibaru.id – Jika biasanya ruwatan bumi diadakan setiap tahun sekali, maka berbeda dengan tradisi ruwatan bumi di Desa Kepuren, Serang ini. Mereka mengadakan ruwatan bumi setiap sewindu (8 tahun) sekali. Bisa juga diadakan setelah terjadi bencana biar bencana nggak menghampiri mereka lagi.

Ruwatan berasal dari kata "ruwat" atau ngarawat (bahasa Sunda) yang artinya memelihara atau mengumpulkan. Kata mengumpulkan artinya mengajak warga seluruh kampung untuk mengumpulkan berkat hasil buminya untuk persembahan, baik yang masih mentah maupun yang sudah matang, atau dalam taraf pengolahan. Tujuan ruwatan bumi Kepuren yaitu mengungkapkan rasa syukur, menolak bala, dan menghormati kepada para leluhur Desa Kepuren.

Prosesi Ruwatan Bumi Kepuren

Tradisi ruwatan bumi Kepuren ini meriah banget, Millens. Kamu bisa menyaksikan aneka acara seperti pemotongan kerbau, kendang silat, pertunjukan wayang golek, gendingan, dan masih banyak lagi. Jadi wajar kan kalau tradisi ini diadakan beberapa hari. 

Selawatan pada ruwatan bumi Kepuren. (deskgram.net)

“Ada sekitar 1.000 orang terlibat dalam acara ini. Dana yang digunakan dari masyarakat. Perempuan kita minta Rp 200.000. Laki-laki Rp 400.000.  itu bagi yang  sudah berpenghasilan,” katanya Muhammad Kasim Fatmawijaya, salah seorang sepupuh Kampung Kepuren.

Walaupun acara ini masih digelar menggunakan swadaya dari masyarakat, Kasim berharap ke depannya pemerintahan daerah, khususnya Pemkot Serang, dapat membantu pendanaan atau menjadikan kegiatan ini sebagai kalender wisata.  

“Mudah-mudahan ke depan ada bantuan biar maju tradisi budaya. Lebih bagus kalau dijadikan wisata setiap 8 tahunan,” tuturnya.

Wah, menarik banget ya kalau dijadikan acara rutin 8 tahunan. Siap-siap menginap, ya? Ha ha (IB07/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024