BerandaTradisinesia
Rabu, 5 Des 2017 01:50

Raja pun Menanak Nasi

Salah satu bagian prosesi upacara Adang Tahun Dal di Keraton Surakarta Hadiningrat. (karatonsurakarta.com

Mau tahu raja menanak nasi? Itu ada dalam satu prosesi upacara Adang Tahun Dal di Keraton Surakarta Hadiningrat.

Inibaru.id - Keraton Solo melaksanakan upacara Adang Tahun Dal dengan khidmat diikuti oleh pejabat provinsi dan kota, kerabat keraton, dan masyarakat sekitar.

Dilansir dari Antaranews (4/12/2017), Minggu malam, upacara Adang Tahun Dal acara dimulai pada pukul 20.30 WIB bersamaan dengan Paku Buwono XIII keluar menuju Pawon Gondorasan di Komplek Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Kelurahan Baluwarti, Solo.

Rangkaian upacara ini diawali dengan penjamasan dhandhang pusaka Kyai Duda yang sudah dilaksanakan sehari sebelumnya di lokasi yang sama. Selanjutnya menanak nasi dilakukan sendiri oleh Sinuhun PB XIII.

Terkait prosesi acara tersebut, Pengageng Parentah Karaton GPH Dipokusumo mengatakan perlengkapan menanak nasi menggunakan peralatan dari Delanggu dan Lumbung Selayur. Sedangkan air yang digunakan untuk memasak berasal dari mata air Pengging, Mungup, Cokrotulung, Bonowelang, dan Sumur Jolotundo.

Adapun penutup dhandhang atau kekeb terbuat dari gerabah yang tanahnya berasal dari Bayat, Kabupaten Klaten dan Selo, Kabupaten Grobogan. Peralatan tersebut dibuat khusus untuk sekali pakai.

Baca juga:
Berebut Berkah dalam Kirab Ancak Agung
Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Nusantara (1): Dari Talam Buah, Pohon Uang, dan Rebutan Julung-Julung

Sedangkan api yang digunakan untuk memasak nasi di tungku berasal dari api abadi yang ada di Makam Kyai Ageng Selo di Grobogan.

Dari pantauan, selama upacara menanak nasi berlangsung, abdi dalem tidak henti-henti membaca zikir dan salawat selama satu malam. Ketika nasi sudah matang maka akan dilaksanakan "pisowanan" atau menghadap Raja di Kajogan Ndalem Ageng pada hari Senin (4/11) pada pukul 10.00 WIB.

"Dalam pisowanan ini Sinuhun XIII membagikan nasi yang telah dimasak semalam kepada kerabat dan abdi dalem," katanya.

Mengenai upacara, Dipo mengatakan acara tersebut merupakan simbol kebersamaan dan persatuan antara raja dan masyarakat.

"Selain itu, momen ini juga sangat ditunggu oleh para abdi dalem karena dapat melihat langsung dhandang Kyai Duda peninggalan Dewi Nawangwulan," katanya.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan kisah yang beredar di masyarakat, Dewi Nawangwulan adalah seorang bidadari yang dicuri selendangnya oleh Jaka Tarub pada saat Dewi Nawangwulan sedang mandi hingga akhirnya membuat dia tidak bisa kembali ke kahyangan.

Baca juga:
Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Nusantara (2): Cuci Pusaka, Kirab Ampyang, dan Rebutan di Pohon Keres
Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Nusantara (3): Panjang Jimat dan Grebeg Mulud

Selanjutnya, Dewi Nawangwulan yang hidup di bumi diperistri oleh Jaka Tarub. Pada ceritanya, Dewi yang memiliki kesaktian dapat membuat satu butir beras dimasak menjadi satu dhandhang penuh nasi.

"Dhandhang inilah yang sampai sekarang disimpan di keraton dengan nama Dhandhang Kyai Duda," katanya.

Untuk diketahui, beberapa pejabat yang hadir dalam upacara tersebut di antaranya Kapolda Jawa Tengah Irjen Condro Kirono, Pangdam IV Diponegoro Mayjen Tatang Sulaiman, Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko, Sekda Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono, dan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024