BerandaTradisinesia
Senin, 16 Feb 2025 16:46

Pilu, Sejarah Nama Dukuh Londonsari di Kecamatan Cepogo, Boyolali

Gapura Dukuh Londonsari dengan tulisan 'Welcome to London City' di Desa Jombong, Cepogo, Boyolali. (Espos/Ni'matul Faizah)

Meski namanya Dukuh Londonsari, warga setempat menyebutnya sebagai Dukuh London saja. Kepikiran nggak apakah asal nama dari dukuh ini terkait dengan Kota London atau kaum 'londo' alias orang-orang kulit putih yang dulu menjajah Indonesia?

Inibaru.id – Berada di ketinggian kurang lebih 1.300 meter di atas permukaan laut (mdpl), wajar jika Desa Jombong, Kecamatan Boyolali, punya iklim yang sejuk. Lokasinya yang ada di lereng timur Merapi, dekat dengan Puncak Gunung Bibi, juga membuatnya kerap dijadikan area berkemah.

Apalagi, di sana ada Camping Ground Londonsari yang berada di Dukuh Londonsari dengan pemandangan alam yang cantik. Maklum, selain bisa menikmati pemandangan alam Merapi yang gagah di siang hari, saat malam, kamu juga bisa melihat city light Boyolali yang menakjubkan di sana.

Tapi yang kita bahas bukanlah camping ground tersebut, melainkan penamaan dari Dukuh Londonsari yang ada di Desa Jombong. Maklum, kalau dicermati, ada kesan mirip dengan Ibu Kota Inggris, London. Apalagi, orang Jawa juga menyebut orang-orang kulit putih dengan Londo. Apakah memang asal dari nama dukuh ini terkait dengan bangsa penjajah dari Eropa pada zaman dahulu?

Usut punya usut, ternyata nggak ada kaitan nama Dukuh Londonsari dengan orang kulit putih atau bangsa penjajah. Soalnya, nama dukuh ini bahkan sudah eksis sebelum mereka datang. Ceritanya justru terkait dengan seorang anak kecil yang meninggal.

“Kalau menurut cerita rakyat turun-temurun,konon dulu hanya ada tiga keluarga yang hidup di sisi atas Dukuh Londonsari. Nah, salah seorang anak dari keluarga tersebut meninggal saat musim kemarau, pas air sulit dicari,” ungkap salah seorang sesepuh Desa Jombong Tri Kartono sebagaimana dilansir dari Espos, Selasa (21/1/2025).

Pemandangan di Dukuh Londonsari di Desa Jombong, Cepogo. (Google Street View)

Warga hanya menemukan cekungan dengan air yang sangat sedikit. Airnya sendiri sudah tercampur dengan abu dan tanah yang dikenal warga sebagai banyu londo. Tapi warga tetap memandikan jenazah dengan air tersebut.

“Tiba-tiba usai memandikan jenazah sang anak, hujan dan angin kencang turun. Warga urung memakamkan sang anak menunggu hujan reda. Tapi, jenazah anak kemudian hilang,” lanjut Tri Kartono.

Lalu datanglah sosok penunggu cekungan air tersebut yang bernama Mbok Siti Sundari. Dia berpesan kepada warga untuk nggak lagi mencari jenazah tersebut karena sudah dijadikan pengawalnya. Karena kejadian ini disebabkan oleh sang jenasah dimandikan dengan banyu londo, wilayah tersebut kemudian diberi nama London, meski jika diucapkan lebih mirip seperti ‘klondon’.

Longsor besar di Dukuh London membuat banyak warga berpindah ke sisi dukuh bagian bawah yang lebih aman. Nah pemindahan ini bikin nama dukuh juga ikut berubah jadi Londonsari.

“Biasanya memang kalau ada pemindahan dukuh, nama barunya diberi tambahan Sari,” jelas Tri Kartono.

Wah, siapa sangka ya, kisah penamaan Dukuh Londonsari di Cepogo, Boyolali ternyata cukup memilukan, Millens. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: