BerandaTradisinesia
Sabtu, 17 Feb 2023 10:14

Pasukan Estri Ladrang Mangungkung, Perempuan Jawa yang Lembut dan Pandai Berperang

Pasukan Estri Ladrang Mangungkung, Perempuan Jawa yang Lembut dan Pandai Berperang

Tarian Bedaya Ladrang Mangungkung merupakan tari yang menggambarkan kelembutan dan keberanian Pasukan Estri Ladrang Mangungkung. (Puromangkunegaran)

Ada banyak teladan yang bisa kita contoh dari ketangguhan Pasukan Estri Ladrang Mangungkung. Mereka adalah para perempuan Jawa yang nggak hanya pandai menari dan mengurus perkara domestik tapi juga lihai berperang di medan laga yang ganas.

Inibaru.id - Jauh sebelum Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki pasukan perempuan, di tanah Jawa sudah ada Pasukan Estri Ladrang Mangungkung. Mereka adalah pasukan perempuan yang nggak hanya jago bertempur di medan laga, tapi juga luwes dalam berkesenian dan mengurus pekerjaan rumah.

Ya, pasukan Estri Ladrang Mangungkung yang mampu tampil di garis terdepan pertempuran mendobrak tradisi Jawa yang biasanya menganggap perempuan hanya bisa mengurus rumah tangga dan melayani suami. Lalu, siapakah sebenarnya mereka?

Pasukan Estri Ladrang Mangungkung merupakan prajurit perempuan pilihan dari Mangkunegaran yang dibentuk oleh Pangeran Sambernyawa pada tahun 1742 di Kartasura. Mereka mengawal Pangeran Sambernyawa saat berada di medan laga menghadapi pasukan Kompeni Belanda hingga saat Pangeran Sambernyawa memimpin Praja Mangkunegaran dengan gelar KGPAA Mangkunegara I.

Tiga Strategi Perang Gerilya

Pasukan Estri Ladrang Mangungkung mahir menggunakan senjata seperti panah, pedang, keris, senapan, hingga meriam. (Jatengprov)

Seperti halnya korps perempuan milik TNI di masa kini, Pasukan Estri Ladrang Mangungkung bergerak dalam senyap tanpa mampu dideteksi oleh lawan, memiliki kekuatan lebih dalam bertempur, mampu melakukan serangan kilat yang mematikan, serta dengan cepat bersembunyi di tempat aman untuk mempertahankan diri.

Dilansir dari puromangkunegaran, anggota Pasukan Estri Ladrang Mangungkung digembleng oleh Pangeran Sambernyawa dengan berbagai ilmu dan strategi perang, termasuk perang gerilya yang meliputi dhedemitan, weweludhan, dan jejemblungan.

Yang pertama, ilmu perang gerilya dhedhemitan memiliki arti harfiah berlaku seperti hantu yang kasat mata dalam setiap pergerakannya. Hal itu tentu saja bikin musuh jadi kesulitan mendeteksi keberadaan pasukan elit perempuan dari Mangkunegaran itu.

Kedua, ilmu perang weweludan yang bermakna setiap prajurit harus memiliki kemampuan layaknya belut. Maksudnya adalah mereka dituntut menjadi prajurit yang licin dalam pergerakan sehingga nggak mudah ditangkap oleh musuh di medan perang.

Ketiga ilmu perang jejemblungan yang memiliki arti bergerak seperti orang gila yang nggak memiliki rasa takut sedikitpun saat menghadapi berbagai jenis lawan dan rintangan di pertempuran.

Nggak sekadar ilmu perang saja yang Pangeran Sambernyawa ajarkan. Pasukan Estri Ladrang Mangungkung juga dilatih menguasai berbagai senjata, baik panah, pedang, keris, senapan, hingga meriam. Mereka mahir berkuda, sehingga dapat dengan gesit bergerak di tengah pertempuran, dan secara cepat masuk ke daerah pertahanan lawan.

Bagaimana dengan keterampilan lainnya? Jangan salah, mereka juga dilatih membaca, menulis, berkesenian, menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, hingga bercocok tanam untuk bertahan hidup dalam jangka waktu panjang.

Menang dalam Perang Besar

Pasukan Estri Ladrang Mangungkung sering terlibat dalam peperangan besar dan memenangkannya. (Kabaristana)

Prajurit perempuan yang tergabung dalam Pasukan Estri Ladrung Mangungkung berisi prajurit caping, prajurit gendewa dan prajurit senapan. Mereka terbiasa terlibat dalam peperangan besar. Salah satu pertempuran besar terjadi di kemiringan bukit di Desa Selogiri, Wonogiri. Peristiwa tersebut bergolak pada era awal 1700-an ketika Pangeran Sambernyawa bergerilya melawan kekuatan kolonial.

Diceritakan dalam peperangan, mereka membaur dengan pasukan Pangeran Sambernyawa lainnya. Dengan formasi setengah lingkaran, mereka mengepung tentara Belanda dan terjadi peperangan seru antar kedua belah pihak. Meski banyak jatuh korban, akhirnya perang besar itu dimenangkan oleh Prajurit Estri Ladrang Mangungkung.

Setelah Pangeran Sambernyawa atau KGPAA Mangkunegara I mangkat, keberadaan Pasukan Estri Ladrang Mangungkung nggak lantas dibubarkan. Mereka justru tergabung dalam pasukan yang lebih besar, yakni Legiun Mangkunegaran yang dibentuk dan dikembangkan oleh Mangkunegara II pada tahun 1808.

Kisah tentang pasukan putri ini sungguh menginspirasi para perempuan zaman sekarang ya, Millens? Dari mereka kita bisa belajar bahwa perempuan sejatinya memiliki kelembutan dan keindahan. Di sisi lain, perempuan juga harus bisa menjelma menjadi sosok yang tangkas dan bisa diandalkan. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025

Mereka yang Terlibat dalam Suap Putusan 'Onslag' Kasus Korupsi Minyak Goreng

15 Apr 2025

Harus Bagaimana Agar Ambulans Nggak Lagi Kena Tilang ETLE?

15 Apr 2025

Warga Semarang Sambut Gembira Penghapusan Denda Pajak Kendaraan

15 Apr 2025

Berasal dari Tradisi Eropa, Kelinci Paskah Jadi Simbol Kesuburan

15 Apr 2025

Alasan Sejumlah Asosiasi Jurnalis Menolak Program Rumah Subsidi Wartawan

16 Apr 2025

'Burning'; Ketika Ending Sebuah Film Justru Bikin Bingung Penontonnya

16 Apr 2025