Inibaru.id - Kawasan Pleburan selama ini memang dikenal sebagai markas kampus Universitas Diponegoro beraktivitas hingga 2009 silam. Setelah itu, kampus yang terkenal dengan lambang Pangeran Diponegoro ini boyongan ke Tembalang.
Namun, Pleburan nggak cuma bekas Undip. Wilayah ini punya asal-usul dan sejarah yang berkaitan dengan cikal-bakal lahirnya Kota Semarang. Fauzan Kautsar, pemandu Bersukaria Walk, bercerita banyak tentang Pleburan.
Menurut Fauzan bedasarkan informasi dari warga sekitar, nama Pleburan bermula dari cerita sebuah keluarga Kyai dan Nyai Borang. Suatu ketika anak mereka yang bernama Joko Tandur hilang beberapa hari.
Mengetahui sang putra hilang, Kyai dan Nyai Borang pergi mencarinya. Di jalan, mereka bertemu dengan 8 orang pemuda.
“Saat kedua orang tua itu bertanya kepada kelompok pemuda itu, mereka bilang kalau anaknya sudah ada di rumah,” ujar Fauzan.
Begitu mendengar perkataan salah seorang pemuda itu, Nyai Borang yang tadinya penuh duka berubah semringah. Cerita selanjutnya begitulah adanya, Joko Tandur tadi benar-benar sudah ada di rumah.
Dari situlah terjadi "lebur rasa". Dari perasaan sedih, berubah jadi bahagia karena bertemu putranya. Kelak peristiwa tersebut diabadikan jadi nama "Pleburan".
Bagian yang Hilang dari Kota Semarang
Selain itu, Fauzan berkata kalau Pleburan ini seperti bagian yang kurang dikenal dari Kota Semarang. Alasannya sejauh ini, Semarang lahir dari tangan seorang tokoh agama Islam. Semua cerita yang melingkupinya pun nggak jauh dari sang tokoh agama.
“Namun jauh sebelum itu, di Semarang pernah beredar peradaban Hindu. Hal itu dibuktikan dengan peninggalan arca yang ada di Pleburan ini,” jelasnya.
Menurut Fauzan di Pleburan memang ada tiga makam berdekatan yang nggak lepas dari pengaruh Hindu. Salah satunya adalah bukti adanya peninggalan arca dan artefak batu berupa pondasi candi.
Hal lain lagi yang menjadi tanda adalah letak salah satu makam tersebut berada di ketinggian. Pola itu begitu membuktikan kalau peradaban Hindu pernah melintas di Pleburan.
“Orang Hindu percaya, semakin tinggi makam, bakal dekat ke Tuhan. Itulah mengapa Candi Gedong Songo letaknya ada di Bandungan," ujar Fauzan yang juga pentolan Bersukaria Tour ini.
Pleburan mungkin memang jadi salah satu lokasi yang menjadi bukti kalau peradaban Hindu pernah hidup di Semarang. Bukti-bukti lain yang masih bisa ditemui sampai saat ini adalah temuan candi Hindu abad IX di Mijen, Watu Tugu di Kecamatan Tugu, Situs Klentengsari, dan Banyumanik.
Amen Budiman dalam buku Semarang Riwayatmu Dulu Jilid 1 juga mengatakan jika pada abad 6-7, Kota Semarang menjadi bandar utama Kerajaan Mataram Kuno. Dulu ada sebuah pelabuhan bernama Bergota di sebuah Pulau Tirang yang saat ini jadi Semarang.
Hm, baru tahu kan kalau banyak jejak Hindu di Semarang? Mana nih yang pernah kamu kunjungi, Millens. (Audrian F/E05)