BerandaTradisinesia
Kamis, 28 Agu 2024 11:03

Nyadran Gunung Silurah dan Serabi Kalibeluk Masuk WBTB Indonesia

Serabi Kalibeluk berukuran lebih tebal dengan diameter 10 sentimeter. (Visitjawatengah)

Pada tahun 2024 ini, ada dua budaya dari Kabupaten Batang yang masuk ke dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia, yaitu Nyadaran Gunung Silurah dan Serabi Kalibeluk.

Inibaru.id - Setiap malam Jumat Kliwon di bulan Jumadil Awal kalender Hijriyah, masyarakat Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, Jawa Tengah selalu menggelar tradisi keagamaan bernama Nyadran Gunung Silurah. Tradisi yang sudah dilaksanakan selama berabad-abad itu bertujuan menghormati roh leluhur dan menghindari malapetaka.

Tradisi Nyadran Gunung Silurah diyakini berawal dari musibah yang terjadi di Desa Silurah, Kabupaten Batang sekitar 500 tahun lalu. Tradisi ini lahir sebagai upaya untuk mengatasi musibah tersebut.

Pemimpin adat saat itu mendapat petunjuk dalam mimpi untuk melakukan serangkaian ritual agar penyakit dan malapetaka yang melanda Desa Silurah segera sirna.

Sejak itu, Nyadran Gunung Silurah menjadi bagian yang nggak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Desa Silurah. Upacara ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan yang diberikan oleh Tuhan, dan sebagai bentuk tawakal dalam menjalani kehidupan.

Sementara itu, masih di Kabupaten Batang, tepatnya di Desa Kalibeluk, kecamatan Warungasem, terdapat makanan khas yang dikenal dengan nama Serabi Kalibeluk. Berbeda dengan serabi pada umumnya, serabi ini berukuran lebih tebal dengan diameter 10 sentimeter.

Dibuat menggunakan resep turun temurun, Serabi Kalibeluk mempunyai dua varian, yaitu serabi gurih berwarna putih dari olahan santan serta serabi manis berwarna coklat yang terbuat dari gula merah atau aren.

Proses pembuatan serabi ini masih menggunakan peralatan tradisional yakni menggunakan tungku perapian dari kayu bakar. Penggunaan kayu bakar bertujuan untuk menjaga rasa keaslian serabi agar senantiasa harum.

Resmi sebagai WBTB Indonesia

Tradisi Nyadran Gunung Silurah Kabupaten Batang digelar untuk menghormati roh leluhur dan menghindari malapetaka. (Infopublik/Mckabbatang)

Dua budaya asli Kabupaten Batang yaitu Nyadran Gunung Silurah dan Serabi Kalibeluk kini resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) tahun 2024. Penetapan ini dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia setelah melalui Sidang Penetapan WBTBI yang berlangsung pada 19-23 Agustus 2024 di Jakarta.

"Alhamdulillah, berkat bimbingan dan arahan Ibu Pj Bupati dan Bapak Pj Sekda, akhirnya Serabi Kalibeluk dan Nyadran Gunung Silurah telah ditetapkan sebagai WBTBI," tutur Kepala Disdikbud Batang, Bambang Suryantoro S, didampingi Pamong Budaya Disdikbud Batang, Ilham Akbar Samudra, Senin (26/8/2024).

Bambang menjelaskan bahwa proses pengajuan ini dimulai sejak tahun 2023 dan melibatkan 14 Tim Ahli WBTB Indonesia. Setiap karya budaya yang diajukan sebagai WBTBI harus tercatat di sistem Data Pokok Kebudayaan (Dapobud) Kemdikbud minimal selama satu tahun.

"Setelah itu, ada form yang harus diisi dan naskah akademik yang harus dibuat. Selama satu tahun, karya budaya tersebut dinilai dan dikoreksi oleh tim ahli warisan budaya tak benda Indonesia," jelasnya.

Setelah keberhasilan Nyadran Gunung Silurah dan Serabi Kalibeluk, Disdikbud Batang berencana mengajukan Batik Rifaiyah untuk ditetapkan sebagai WBTBI pada tahun 2025.

"Kami bekerja sama dengan Disdikbud Provinsi untuk membuat dokumentasi awal. Tahap pertama yang akan kami lakukan adalah menginput karya budayanya ke dalam sistem Dapobud," pungkasnya.

Kita doakan semoga lebih banyak lagi tradisi di Kabupaten Batang dan kabupaten lainnya yang berhasil masuk dalam daftar WBTB Indonesia. Dengan begitu tradisi-tradisi di Indonesia bakal tetap lestari. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: