BerandaTradisinesia
Sabtu, 10 Mei 2019 10:00

Nilai Luhur Warga Kudus Mewujud dalam Tari Gusjigang

Dua orang penari Gusjigang berpose setelah tampil pada acara Visualisasi Dhandangan 2019, Minggu (5/5/2019). (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Nggak cuma tari Kretek, Kudus kini punya tari identitas baru yakni tari Gusjigang. Tarian itu mengangkat nilai-nilai luhur warga Kudus yakni <i>bagus, ngaji, lan dagang</i>.

Inibaru.id – Bagus priyayine, pinter ngaji, lan wasis dagang. Bagi warga Kudus, ketiga hal itu lebih familiar disebut Gusjigang. Yap, itu adalah nilai luhur masyarakat Kudus yang nggak lain maknanya adalah bagus pribadinya, pintar mengaji, dan ahli berdagang.

Konon, nilai-nilai luhur itu ditanamkan pemuka agama di Kudus yakni Syekh Jafar Shodiq pada zaman dulu. Ulama yang lebih kerap dipanggil Sunan Kudus itu disebut-sebut yang memprakarsai adanya Negeri Kudus. Dia pula yang mendirikan Menara Kudus, ikon Kabupaten Kudus.

Nah, akhir-akhir ini, nilai-nilai itu kembali digelorakan warga Kudus. Mereka kemudian membuat Museum Gusjigang yang jadi satu dengan Museum Jenang Kudus. Selain itu, gusjigang juga diwujudkan dalam suguhan tari Gusjigang, Millens. Tarian ini ditampilkan dalam acara Visualisasi Dhandangan yang rampung digelar pada Minggu (5/5/2019) di Alun-Alun Simpang 7 Kudus.

Salah satu bagian tari Gusjigang. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Tari Gusjigang memang belum lama diciptakan. Menurut sang pencipta tari Gusjigang Endang Tonny, tarian ini belum genap berumur setahun.

“Kami pentas pertama kali waktu Hari Jadi Kudus tahun kemarin,” ujarnya.

Kendati baru tercipta, tarian ini sudah dipentaskan di sejumlah tempat, lo. Endang mengatakan, tariannya itu sudah manggung di Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya.

Gerakan penutup tari Gusjigang. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Sesuai namanya, gerakan-gerakan tari itu sarat dengan makna Gusjigang. Unsur "bagus" bisa terlihat dari gerakan tari di bagian awal dan kostum yang digunakan penari. Unsur "ngaji" terlihat dari beberapa gerakan di pertengahan tarian yakni sembahyang dan mengaji secara melingkar. Sementara itu, unsur dagang disimbolkan dengan penyertaan batik Kudus dalam tarian.

“Di Kudus nggak cuma ada jenang dan lentog. Ya ada batik yang sudah terkenal sampai mancanegara,” ungkap pemilik Sanggar Seni Puring Sari ini.

Batik Kudus juga turut diperkenalkan pada tari Gusjigang. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Selain gerakan-gerakan yang terinspirasi dari nilai Gusjigang itu, perempuan 58 tahun itu juga mengawinkan tariannya dengan peragaan busana. Jadi, tarian itu nggak cuma dipentaskan penari tapi juga peraga busana yang juga siswa binaan di sanggarnya.

Mengenai jumlah penari, Endang membebaskannya. Namun, semakin banyak pemain dikatanya semakin bagus.

“Sebetulnya bebas tapi biasanya kalau pemainnya lebih banyak itu lebih bagus. Kalau di gedung itu ya antara 6 atau 5 orang, tergantung (luas) panggungnya,” pungkasnya.

Wah, ciamik deh, Millens. Kreativitas memang nggak ada batas. Semoga tarian semacam ini bisa langgeng dan dilestarikan para penerus bangsa ya! (Ida Fitriyah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024