BerandaTradisinesia
Sabtu, 10 Mei 2019 10:04

Sapi-Sapi Pun Turut Berlebaran di Boyolali

Warga mengajak jalan-jalan sapinya keliling kampung seminggu pasca-Lebaran. (Solopos)

Dalam menyambut Syawalan, umat Muslim di Kabupaten Boyolali menyambutnya dengan melakukan tradisi unik, yaitu Bakdan Sapi. Ya, nggak hanya pemiliknya saja yang berlebaran, para sapi perah pun berdandan "cantik" untuk merayakan hari kemenangan ini.

Inibaru.id – Mengunjungi tetangga dan kerabat untuk bermaaf-maafan merupakan tradisi Lebaran yang sudah dilakukan umat Islam di Indonesia selama berpuluh-puluh tahun. Tradisi ini dilakukan pula oleh masyarakat Boyolali, Jawa Tengah.

Uniknya, nggak hanya masyarakat saja yang berlebaran. Seminggu setelah Idulfitri, hewan ternak warga seperti sapi turut pula merayakan Hari Kemenangan.

Tradisi Bakdan Sapi dilakukan oleh masyarakat Dukuh Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk. Dalam tradisi ini, warga mempersolek sapi-sapi mereka dengan kalung ketupat. Ada pula yang menghiasi sapi mereka dengan cat warna-warni dan tulisan-tulisan lucu.

Nantinya, sapi-sapi itu akan diarak keliling kampung dan disaksikan oleh warga. Hm, ada-ada saja ya! Ha-ha.

https://www.inibaru.id/nuploads/61/sapi-byl-luur.jpg

Badan sapi dihias dengan tulisan-tulisan lucu. (Simoud)

Sebelum diarak, warga lebih dulu melakukan kenduri. Bersama-sama, mereka menyantap ketupat dan sayur di jalan kampung. Ini menjadi simbol kerukunan antar-warga. Usai makan, barulah arak-arakan dimulai. Biasanya, sapi-sapi yang dihias merupakan sapi perah.

Bakdan Sapi digelar sebagai wujud syukur warga pada Tuhan. Lewat arak-arakan ini, para peternak sapi perah berharap Yang Maha Kuasa memberikan mereka kelancaran rezeki lewat susu sapi yang melimpah.

Selain sapi, arak-arakan juga dilengkapi dengan gunungan hasil bumi dan ketupat beserta sayurnya. Usai arak-arakan, tentu gunungan tersebut dibagikan pada warga. Hm, kebayang kan meriahnya seperti apa?

Eh, ada tradisi unik apa di tempatmu saat Lebaran? (IB15/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024