BerandaTradisinesia
Selasa, 11 Apr 2022 15:15

Mitos-Mitos yang Berkembang di Brug Abang Tegal

Pengantin lelaki digendong anggota keluarga menyeberangi jembatan Brug Abang Tegal. (Solopos)

Jembatan Merah di Desa Talang, Tegal menjadi saksi bisu peristiwa Revolusi Kutil. Namun, di balik peristiwa berdarah di jembatan yang melintas di atas Bendungan Pesayangan ini, ada mitos-mitos menarik.

Inibaru.id - Setiap daerah pasti memiliki tradisi masing-masing saat menggelar acara pernikahan. Di Kecamatan Talang, Tegal ada mitos-mitos di Brug Abang Tegal yang masih dipercaya hingga kini.

Salah satu mitosnya, menggendong pengantin dan membuang ayam hidup oleh rombongan pengantin. Oh ya, tradisi ini dilaksanakan setelah kedua pengantin melewati ijab kabul ya. Sebagai informasi, di jembatan ini pula, peristiwa eksekusi pejabat korupsi ketika Revolusi Kutil terjadi.

Gendong Pengantin dan Buang Ayam ke Jembatan

Masyarakat di sekitar Jembatan Merah percaya jika pasangan menikah menginjak jembatan merah ini, nantinya pernikahan mereka nggak akan langgeng.

Karena itu, begitu sampai di jembatan tersebut, pasangan pengantin digendong anggota keluarga supaya kaki mereka nggak menginjak jembatan. Ini tetap berlaku meskipun pengantin mengendarai mobil ya. Oya, ketika prosesi menggendong pengantin ini, seluruh rombongan dan iring-iringan juga mengikuti. Setelah melewati jembatan dengan digendong, sepasang pengantin itu kemudian masuk ke dalam mobil kembali untuk melanjutkan perjalanan menuju tempat resepsi.

Ayam menjadi salah satu unggas yang sering dilibatkan dalam adat-adat di Indonesia. (Hobiternak)

Bukan cuma menggendong mempelai, rombongan juga diwajibkan membawa seekor ayam hidup untuk dibuang ke sungai di bawah jembatan. Tujuannya, menghindarkan pengantin dari malapetaka. Ayam yang dibuang ini dipercaya menjadi tumbal sehingga pengantin selamat.

Seiring berjalannya waktu biasanya unggas yang dibuang itu diperebutkan oleh anak-anak yang sudah menunggu di bawah jembatan. Tradisi yang awalnya sebagai penolak bala, kini berubah menjadi sedekah. Ayam yang biasanya sudah dihias ini langsung ditangkap sebelum hanyut, jadi masih bisa dimanfaatkan. Senyum riang anak-anak ini ketika berebut ayam sepertinya juga menjadi tontonan yang menghibur ya?

Omong-omong, kalau kamu tinggal di dekat situ, mau ikutan rebutan ayam nggak, Millens? (Ind, Inf, Sol/IB32/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024