Inibaru.id - Setiap daerah pasti memiliki tradisi masing-masing saat menggelar acara pernikahan. Di Kecamatan Talang, Tegal ada mitos-mitos di Brug Abang Tegal yang masih dipercaya hingga kini.
Salah satu mitosnya, menggendong pengantin dan membuang ayam hidup oleh rombongan pengantin. Oh ya, tradisi ini dilaksanakan setelah kedua pengantin melewati ijab kabul ya. Sebagai informasi, di jembatan ini pula, peristiwa eksekusi pejabat korupsi ketika Revolusi Kutil terjadi.
Gendong Pengantin dan Buang Ayam ke Jembatan
Masyarakat di sekitar Jembatan Merah percaya jika pasangan menikah menginjak jembatan merah ini, nantinya pernikahan mereka nggak akan langgeng.
Karena itu, begitu sampai di jembatan tersebut, pasangan pengantin digendong anggota keluarga supaya kaki mereka nggak menginjak jembatan. Ini tetap berlaku meskipun pengantin mengendarai mobil ya. Oya, ketika prosesi menggendong pengantin ini, seluruh rombongan dan iring-iringan juga mengikuti. Setelah melewati jembatan dengan digendong, sepasang pengantin itu kemudian masuk ke dalam mobil kembali untuk melanjutkan perjalanan menuju tempat resepsi.
Bukan cuma menggendong mempelai, rombongan juga diwajibkan membawa seekor ayam hidup untuk dibuang ke sungai di bawah jembatan. Tujuannya, menghindarkan pengantin dari malapetaka. Ayam yang dibuang ini dipercaya menjadi tumbal sehingga pengantin selamat.
Seiring berjalannya waktu biasanya unggas yang dibuang itu diperebutkan oleh anak-anak yang sudah menunggu di bawah jembatan. Tradisi yang awalnya sebagai penolak bala, kini berubah menjadi sedekah. Ayam yang biasanya sudah dihias ini langsung ditangkap sebelum hanyut, jadi masih bisa dimanfaatkan. Senyum riang anak-anak ini ketika berebut ayam sepertinya juga menjadi tontonan yang menghibur ya?
Omong-omong, kalau kamu tinggal di dekat situ, mau ikutan rebutan ayam nggak, Millens? (Ind, Inf, Sol/IB32/E05)