BerandaTradisinesia
Minggu, 17 Mei 2025 08:06

Minyak Jamas Pusaka Sunan Kalijaga 'Lisah Sepuh' Dibuat Perempuan Lansia, Mengapa?

Wanita manepouse trah Sunan Kalijaga berdoa sebelum melakukan pembuatan minyak lisah sepuh.

Keunikan dalam proses pembuatan minyak lisah sepuh, yakni hanya boleh dilakukan oleh wanita manepouse dari trah Sunan Kalijaga.

Inibaru.id – Pembuatan minyak jamas menjadi salah satu bagian penting dari prosesi Penjamasan Dua Pusaka Sunan Kalijaga yang akan digelar tiap 10 Zulhijah atau saat Iduladha. Tahun ini, prosesi tersebut kemungkinan akan jatuh pada 6 Juni 2025.

Minyak yang dikenal sebagai Lisah Sepuh ini memiliki keunikan tersendiri karena proses pembuatannya hanya boleh dilakukan oleh para perempuan lansia atau yang telah memasuki siklus manepouse. Mereka juga harus merupakan keturunan atau trah Sunan Kalijaga.

Menurut Juru Kunci Sunan Kalijaga Edi Mursalin, para lansia tersebut dipilih karena dianggap sebagai orang suci yang telah menghadap kiblat. Inilah alasan kenapa minyak jamas ini disebut sebagai "lisah sepuh". Dalam bahasa Jawa, lisah berarti minyak, sedangkan sepuh berarti tua.

“Ini menggambarkan orang-orang yang suci dan mengarah ke kiblat, sehingga ketika meninggal dihadapkan lor kidul (membujur dari utara ke selatan),” katanya belum lama ini.

Dimulai dengan Puasa Sunah

Para wanita manepouse trah Sunan Kalijaga sedang memarut kelapa yang nantinya dimasak menjadi minyak lisah sepuh.

Sebelum membuat lisah sepuh, para lansia yang bertugas harus menjalani ritual puasa sunah seperti puasa Senin-Kamis terlebih dahulu. Edi menurutkan, hal tersebut dimaknai sebagai bentuk ikhtiar penyucian jiwa.

“Nggak harus semua petugas, tapi paling tidak ada yang melakukan puasa sunah sebelumnya," tuturnya.

Minyak lisah sepuh dibuat menggunakan kelapa yang jumlahnya ganjil. Boleh 5, 7, atau 11. Untuk tahun ini, Edi mengungkapkan, pembuatan lisah sepuh menggunakan 11 kelapa. Kelapa yang dipilih nggak boleh jatuh dan harus menghadap lor-kulon (utara-barat, barat laut, atau arah kiblat).

Membuat lisah sepuh biasanya akan memakan waktu hingga tiga hari. Minyak yang sudah jadi nantinya disimpan dan dicampur dengan wewangingan khusus untuk digunakan saat prosesi penjamasan pusaka warisan Sunan Kalijaga, yakni Kiai Carubuk dan Kotang Ontokusumo.

Diwariskan Turun-temurun

Petugas pembuat lisah sepuh sedang membersihkan kelapa yang nantinya dimasak menjadi minyak.

Tradisi pembuatan lisah sepuh sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu, diwariskan turun-turun di antara keturunan Sunan Kalijaga hingga sekarang. Hal ini sebagaimana pesan yang telah diwasiatkan oleh tokoh sentral dalam perkembangan Islam di Jawa bernama asli Raden Said tersebut.

Ketua Adat Kadilangu Raden Agus Supriyanto menjelaskan, wasiat itu sudah diajarkan secara turun-temurun. Pada saat itu, Sunan Kalijaga berpesan agar keturunannya rajin menjamasi kedua pusakanya setelah ulama yang hidup pada abad ke-15 itu meninggal dunia.

Pesan itu berbunyai, ”Anakku, keris ini simpan dan jamasi; taruhlah di atas perisai lampu. Kamu dan seluruh keturunanmu jangan coba-coba melihat bentuk dan asal usulnya. Jika melanggar, pasti mengalami kebutaan”.

Berdasarkan wejangan tersebut, nantinya prosesi penjamasan memang dilakukan dengan mata tertutup, karena nggak ada keturunan Sunan Kalijaga yang berani melanggar. Hal ini juga dilakukan agar tradisi pembuatan lisah sepuh tetap terjaga dan sesuai tuntunan terdahulu.

Oya, penjamasan dua pusaka Sunan Kalijaga ini nantinya dibarengi dengan penggantian kain penutup makam atau luwur yang juga digelar pada 10 Zulhijah. (Sekarwati/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: