Inibaru.id – Meski sudah bertahun-tahun ingin melihat langsung pelepasan lampion saat perayaan Waisak di Candi Borobudur, Dika Saraswati nggak benar-benar serius mencari cara agar bisa melakukannya. Namun, keberuntungan sepertinya memihak padanya tahun ini.
Pada perayaan Waisak 2025 yang digelar pada Senin (12/5/2025), dia secara nggak sengaja berhasil melihat lampion-lampion terbang dari Candi Borobudur meski dari kejauhan.
Awalnya, perempuan asli Mranggen, Kabupaten Demak berusia 35 tahun tersebut datang ke Bandungan, Kabupaten Semarang pada Sabtu (10/5) untuk menghadiri reuni dengan teman satu sirkel kuliahnya. Salah satu temannya yang juga datang dalam reuni itu rupanya berasal dari Kecamatan Borobudur.
Dia yang tinggal di Jalan Sampula, yang hanya berjarak sekitar 500-an meter dari Candi Borobudur, kemudian mengundang Dika untuk sekalian mampir ke rumahnya selagi masih libur panjang, yang sudah pasti disambut anggukan kepala keras-keras oleh Dika.
“Kalau harus ticket war kayaknya sudah nggak bisa. Tapi, pas teman saya bilang dari rumahnya juga bisa melihat ribuan lampion terbang dari Borobudur, saya langsung ikut dia pulang ke rumahnya,” cerita Dika lewat pesan WhatsApp pada Senin (12/5) malam.
Puncak Perayaan Waisak
Sejak kali pertama diadakan pada 1966, pelepasan lampion saat Perayaan Waisak di Candi Borobudur memang jadi acara puncak yang dinanti-nantikan begitu banyak orang di Indonesia.
Maka, begitu ada pengumuman tiket untuk mengikuti acara tersebut dibuka, ticket war untuk mengikuti acara ini nggak kalah sengit dibandingkan dengan konser para penyanyiinternasional atau tiket pertandingan sepak bola Timnas.
Meski merupakan perayaan hari besar penganut agama Buddha, Waisak tergolong sebagai salah satu perayaan yang selalu disambut meriah di negeri yang didominasi muslim ini layaknya Idulfitri. Perayaan ini juga sangat dihormati layaknya hari besar seperti Natal, Paskah, Nyepi, dan Imlek.
“Perayaan Waisak menjadi salah satu tradisi yang banyak disorot media. Saya jadi penasaran untuk nonton langsung; terlebih yang ikut acara pelepasan lampion juga boleh siapa saja," kata Dika.
Melepas Hal-Hal Negatif

Dika mengungkapkan, teman-temannya mengatakan, pelepasan lampion yang jumlahnya ribuan ini adalah momen magis yang nggak terlupakan, karena melambangkan pelepasan hal-hal negatif dan simbol harapan atau doa.
"Teman saya sampai nangis karena melihat pemandangan ribuan lampion beterbangan di atasnya yang sangat cantik,” ungkap Dika.
Sayangnya, karena anaknya masih kecil dan membutuhkan perhatian penuh, Dika masih belum bisa merasakan pengalaman tersebut. Untungnya, dengan menerima undangan temannya, dia akhirnya bisa melihat sendiri ribuan lampion terbang di atas langit yang selama ini hanya dia lihat di foto-foto atau video.
“Nggak sampai nangis seperti teman saya sih, mungkin karena nggak melepas langsung lampionnya sendiri dan hanya melihat dari kejauhan. Tapi tetap saja benar-benar cantik pemandangannya. Ada drone show juga tadi. Jadi, walau dari kejauhan dan nggak jelas, cukup puas melihatnya,” ceritanya.
Setelah melihat momen ini, Dika semakin membulatkan tekad untuk ikut serta dalam acara Waisak mendatang. Targetnya adalah tahun depan atau depannya. Adakah yang punya keinginan seperti Dika? (Arie Widodo/E10)