BerandaTradisinesia
Rabu, 17 Sep 2019 12:29

Mengenal <em>Tapa Pendem</em>, Ritual Warisan Sunan Kalijaga yang Diamalkan Mbah Pani Asal Pati

Supani, pengamal ritual "Tapa Pendem" asal Pati yang dikubur hidup-hidup. (infojateng)

Dikubur hidup-hidup, pernahkah kamu membayangkannya? Yap, inilah yang dilakukan Mbah Pani. Namanya mencuat setelah lelaki asal Kabupaten Pati itu dikabarkan tengah mengamalkan ritual Tapa Pendem yang konon diwariskan Sunan Kalijaga itu. Seperti apa ritus tapa pendem?

Inibaru.id - Bukanlah sesuatu yang mengejutkan bagi warga Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, saat mendapati salah seorang tetangganya mengubur diri hidup-hidup lengkap dengan kafan dan ritual laiknya orang meninggal. Oh, dia sedang menjalani ritual Tapa Pendem!

Namun, justru warganetlah yang heboh. Nggak butuh waktu lama bagi berita itu untuk viral di media sosial sejak Senin (16/9/2019). Seorang lelaki paruh baya yang kemudian dikenal sebagai Supani a.k.a Mbah Pani, menjadi cerita di mana-mana. Padahal, bagi warga setempat, itu adalah hal biasa.

Rosi, salah seorang warga Desa Bendar, dikutip dari Murianews, Senin (16/9), mengiyakannya. Menurutnya, yang dilakukan Mbah Pani bukanlah hal yang mengherankan karena memang sudah berkali-kali dilakukan.

“Sebagai warga sini (Desa Bendar), saya juga sudah biasa dan tidak heran lagi. Waktu saya kecil, Mbah Pani sudah pernah melakukan ritual itu,” ungkapnya.

Seperti diketahui, terhitung sejak Senin (16/9), Supani memang menjalani tapa pendem. Dia bakal dikubur selama lima hari laiknya orang meninggal.

Bagi masyarakat Jawa, tapa pendem bukanlah ritual asing. Nggak sedikit yang mengatakan ritual ini sebagai warisan Sunan Kalijaga. Tujuannya, untuk meningkatkan kesaktian supranatural.

Dikubur Seperti Mayat

Suyono, salah seorang kerabat Mbah Pani, mengatakan, bukan kali ini saja Mbah Pani melakukan ritual tapa pendem. Masih dikutip dari Murianews, kerabat dari Mbah Pani itu menambahkan bahwa ritual itu telah dilakukannya beberapa kali.

“Tapa pendem seperti ini sudah dilakukan beliau sebanyak sembilan kali," terangnya.

Suyono juga menerangkan, untuk melakukan tapa pendem, seseorang mengalami proses seperti jenazah atau mayat yang akan dikubur.

"Mbah Pani juga dikafani kemudian disediakan bunga tujuh rupa,” kata dia.

Yap, banyak versi tapa pendem. Namun, sebagian besar ritual tersebut memang menjadikan pengamal laiknya mayat yang akan dikuburkan, lengkap dengan upacara pemakamannya. Setelah upacara, "mayat" pada ritual yang juga disebut tapa ngeluwang itu dikuburkan di liang lahat sedalam tiga meter dengan lebar 1,5 meter.

Hm, ritus yang cukup berat ya, Millens! Semoga lancar ya, Mbah Pani! (IB23/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024