Inibaru.id – Bagi masyarakat Jawa, Bulan Sura menjadi bulan yang keramat. Nggak heran untuk menyambut pergantian tahun dalam kalender Sultan Agungan ini, banyak wilayah di Jawa Tengah yang menggelar ritual khusus. Mulai dari Kirab Kebo Bule di Keraton Surakarta hingga melakukan syukuran weton (hari lahir) dilakukan demi menghindari malapetaka.
Museum Tosan Aji di Jalan Mayjend Sutoyo Nomor 10, Kabupaten Purworejo, pun memiliki tradisi khusus untuk menyambut bulan ini. Lewat Jamasan, sebanyak 1.138 pusaka dibersihkan supaya tetap awet dan nggak rusak.
Sebelum dijamas, ribuan pusaka ini diarak oleh para pengawal yang menggunakan pakaian prajurit keraton. Nggak hanya mengarak, mereka juga menarikan tarian Cin Po Ling, lo.
Proses membawa pusaka-pusaka itu ke Pendopo Bupati di Jalan Setiabudi nggak sembarangan, Millens. Pusaka-pusaka itu dibawa menggunakan nampan yang sudah ditaburi bunga.
Sebelum dibersihkan, pusaka dikirab lebih dulu. (Suaramerdeka)
Saat rombongan tiba di sana, beberapa benda yang digunakan untuk Jamasan sudah disiapkan. Menggunakan jeruk nipis, warangan, bunga, dan beberapa benda lainnya, proses perawatan pusaka pun dimulai. Keris Carubuk buatan Mpu Paneti menjadi salah satu pusaka yang kali pertama dibersihkan.
Lantaran jumlah pusaka museum ini cukup banyak, tentu saja ritual Jamasan nggak bisa dilakukan dalam waktu sehari. Jamasan bisa dilanjutkan di hari lain selama Bulan Sura. Namun, dengan menyaksikannya, tentu kamu sudah tahu gimana proses pembersihan pusaka-pusaka itu.
Menarik kan? Kalau di tempatmu, ada ritual apa selama Bulan Sura? (IB06/E03)