BerandaTradisinesia
Selasa, 3 Okt 2022 10:08

Kisah Cinta Ki Ageng Mangir yang Nggak Kalah Pilu dari Romeo & Juliet

Kisah Cinta Ki Ageng Mangir yang Nggak Kalah Pilu dari Romeo & Juliet

Petilasan Ki Ageng Mangir di Pajangan, Bantul. (Jpnn/M. Sukron Fitriansyah)

Jika kisah cinta Romeo & Juliet berakhir dengan bunuh diri, Ki Ageng Mangir justru meregang nyawa saat bersimpuh di hadapan mertuanya. Seperti apa sih kisah cintanya yang tragis tersebut?

Inibaru.id – Kisah cinta Romeo & Juliet yang berakhir tragis memang sangat populer di seluruh dunia. Tapi, di Indonesia, ada kisah cinta yang nggak kalah tragis. Kisah ini dialami oleh seorang tokoh bernama Ki Ageng Mangir.

Beda dengan cerita Romeo & Juliet yang 100 persen fiksi, petilasan Ki Ageng Mangir bahkan bisa kamu temui di dunia nyata, tepatnya di Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut Jpnn, Rabu (20/4/2022), tempat ini sudah dijadikan cagar budaya oleh pemerintah kabupaten (Pemkab) Bantul.

Saking populernya, cagar budaya ini bahkan pernah dikunjungi presiden keempat Indonesia, Gus Dur.

“Setahun sebelum (Gus Dur) meninggal, beliau pernah wayangan di sini,” ucap pengelola Situs Petilasan Ki Ageng Mangir Wonoboyo, Yuanita Retno Utari, Selasa (19/4/2022).

Siapa Ki Ageng Mangir?

Ki Ageng Mangir adalah tokoh terkemuka yang hidup pada saat Kesultanan Mataram Islam. Saat hidup, dirinya berseteru dengan Panembahan Senopati, pemimpin pertama kesultanan yang sekarang lebih dikenal dengan Keraton Yogyakarta.

Selain dikenal sebagai tokoh terkemuka di Mangir yang gagah dan tampan, Ki Ageng Mangir dikenal sebagai tokoh yang sakti. Dia juga memiliki tombak yang sangat kuat bernama Tombak Baru Klinthing.

Ki Ageng Mangir dikenal sebagai tokoh sakti. (Sindonews)

Karena punya kesaktian tersendiri, Ki Ageng Mangir yang saat itu memimpin Mangir nggak mau tunduk pada Kesultanan Mataram. Dia bahkan tidak mau diundang Panembahan Senopati ke Keraton Mataram. Hal inilah yang membuat Panembahan Senopati merasa disepelekan.

Panembahan Senopati sampai berencana untuk berperang dengan Mangir. Tapi, hal ini urung dilakukan karena penasihat kerajaan menolak ide tersebut.

Nggak patah arang, Panembahan Senopati menggunakan putrinya, Pembayun, untuk mendekati Ki Ageng Mangir. Pembayun pun menyamar sebagai ledhek, perempuan yang menari dengan pakaian adat Jawa dan diiringi dengan gamelan.

Saat mentas di Mangir, Ki Ageng Mangir yang memang dari dulu suka melihat seni ledhek jatuh cinta dengan Pembayun. Dia langsung melamarnya dan kemudian menikah. Pembayun yang awalnya hanya mengikuti perintah ayahnya justru jatuh cinta dengan Ki Ageng Mangir.

Dilansir dari IDNTimes, (16/9/2022), Pembayun yang sedang hamil akhirnya mengakui jika dia adalah anak dari Panembahan Senopati. Ki Ageng Mangir marah mendengar hal ini. Tapi, Pembayun berhasil membujuknya untuk tetap mempertahankan rumah tangganya. Dia juga meminta suaminya untuk menghilangkan rasa benci terhadap sang ayah.

Ki Ageng Mangir luluh dan mau menemui Panembahan Senopati di Mataram. Sesampainya di istana, Panembahan Senopati langsung menyambutnya dengan tarub, kesenian khas Jawa. Ternyata, ini adalah trik agar Ki Ageng Mangir nggak membawa serta tombak sakti Baru Klinthing masuk ke dalam istana.

Begitu gelaran tarub selesai, Ki Ageng Mangir langsung masuk untuk bersimpuh di hadapan Panembahan Senopati. Dia melakukannya sebagaimana menantu saat menemui mertuanya. Sayangnya, niat baik tersebut nggak disambut Panembahan Senopati. Dia langsung membenturkan kepala Ki Ageng Mangir ke sebuah batu di dekat kursinya. Sang menantu pun tewas seketika.

Pembayun langsung menangis melihat suami dan ayah dari janin dalam kandungannya tewas di tangan ayahnya sendiri. Harapannya untuk merajut rumah tangga bahagia pun pupus.

Meski tewas di tangan pemimpin Mataram, Ki Ageng Mangir dikebumikan di makam kerabat Mataram Kotagede. Setidaknya, dia dimakamkan di tempat yang cukup terhormat meski kisah hidupnya berakhir dengan tragis.

Gimana pendapatmu tentang kisah cinta Ki Ageng Mangir ini, Millens? Nggak kalah menyayat hati, kan? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025

Mereka yang Terlibat dalam Suap Putusan 'Onslag' Kasus Korupsi Minyak Goreng

15 Apr 2025

Harus Bagaimana Agar Ambulans Nggak Lagi Kena Tilang ETLE?

15 Apr 2025

Warga Semarang Sambut Gembira Penghapusan Denda Pajak Kendaraan

15 Apr 2025

Berasal dari Tradisi Eropa, Kelinci Paskah Jadi Simbol Kesuburan

15 Apr 2025

Alasan Sejumlah Asosiasi Jurnalis Menolak Program Rumah Subsidi Wartawan

16 Apr 2025

'Burning'; Ketika Ending Sebuah Film Justru Bikin Bingung Penontonnya

16 Apr 2025