BerandaTradisinesia
Minggu, 9 Jan 2021 18:43

Jadi Piaraan Berharga, Jangan Sembarang Memotret Babi di Lembah Baliem, ya!

Jangan sembarangan ambil foto babi di Lembah Baliem! (Kliktoday.com)

Kamu yang berkunjung ke Lembah Baliem jangan sembarangan memotret babi jika nggak pengin disuruh bayar puluhan juta. Kenapa babi begitu berharga?

Inibaru.id – "Di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung" mungkin bisa menjadi petuah yang pas untuk para wisatawan yang berkunjung ke suatu wilayah.

Sebelum melancong, ada baiknya kamu mencari tahu seluk-beluk budaya dan tradisi masyarakat daerah yang akan kamu kunjungi, salah satunya aturan nggak tertulis yang di Lembah Baliem, Papua. Aturan tersebut berupa larangan untuk memotret sembarangan tanpa izin dari orang atau pemilik yang difoto, termasuk mengambil gambar penduduk Suku Dani yang sedang berkoteka.

Aturan lain adalah larangan memotret babi. Perlu kamu tahu, babi adalah peliharaan berharga bagi masyarakat Papua. Biasanya mayarakat Suku Dani akan membiarkan babi berkeliaran di jalan atau permukiman. Nggak heran pemandangan ini jadi hal langka yang menarik untuk dibidik.

Eits, tapi jangan terburu-buru! Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih menjelaskan bahwa wisatawan yang sedang trekking di sekitar Lembah Baliem bebas memotret babi yang berkeliaran.

Mintalah izin untuk menganbil foto babi yang tenagh digendong. (munamuna24.blogspot.com)

Namun, beda cerita jika kamu berkunjung ke pasar tradisional dan pengin memotret babi yang sedang diperjualbelikan. Terlebih, yang akan kamu potret adalah anak babi yang sedang digendong. Kamu harus minta izin pada pemiliknya terlebih dahulu.

Kalau pemiliknya nggak memperbolehkanmu memotret babinya, jangan sekali-kali nekat untuk tetap memotret ya! Bisa-bisa kamu diminta untuk membayar babi yang difoto tersebut.

Babi dan Status Sosial

Seekor babi di Lembah Baliem bisa dihargai Rp 30 juta. Nggak heran kalau dihargai begitu tinggi, karena bagi Suku Dani, babi adalah hewan yang bernilai tinggi. Bahkan, berbagai persoalan adat dapat diselisaikan dengan babi sebagai alat denda atau perdamaian.

Nggak cuma diternakkan, babi juga menjadi status sosial para pemiliknya. Semakin banyak babi yang dimiliki, semakin banyak pula yang akan dihadiahkannya dan semakin besar pula pesta yang diselenggarakannya.

Babi biasanya digunakan untuk upacara tertentu. (Siloka.com)

HL Peters menulis dalam bukunya Beberapa Bab Dalam Kehidupan Sosial-religius Kelompok Dani (1965) mengatakan bahwa Suku Dani memakan daging babi secara reguler. Mereka juga jarang memotong babi hanya karena pengin memakannya.

Memotong babi biasanya berkaitan dengan peristiwa sosial yang penting, seperti upacara pembakaran mayat, perkawinan, dan upacara inisiasi. Kecuali sakit atau hasil curian, babi harus dikonsumsi sesegera mungkin.

Nah, jadi jangan sembarangan memotret babi saat berkunjung ke pegunungan Jayawijaya ini ya! Bisa-bisa kamu tekor karena nggak tahu adat istiadat penduduk Lembah Baliem! Ha-ha. (Tem/IB27/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: