Inibaru.id - Kelurahan Krapyak, Kota Semarang, tepatnya di Jalan Subali, memiliki tradisi lokal yang dinamakan Grebeg Subali. Acara ini lahir dalam rangka peresmian gapura pada 2012. Setelah itu, Grebeg Subali terus digalakkan hingga sekarang.
Membawa sedekah bumi. (Inibaru.id/ Audrian F)
Nggak ada alasan muluk atau filosofis di balik penamaan Grebeg Subali. Warga memilih istilah ini berdasarkan nama tempat mereka tinggal yakni di Jalan Subali. Menurut Joshua, ketua acara Grebeg Subali 2019, bisa saja sebetulnya kalau mengambil nama tempat di sampingnya, misal Hanoman. Namun oleh pemuda setempat, dipakailah nama "Grebeg Subali".
"Lebih pantas Grebeg Subali saja," ucap Joshua, Minggu (3/11).
Daya tarik Grebeg Subali memang terletak pada kirab budaya yang dilaksanakan pada Sabtu (2/11). Sebab pada grebeg tersebut tercermin identitas warga Subali.
Kirab yang dilaksanakan di Jalan Subali tersebut dibuka dengan tarian keprajuritan. Kemudian dilanjutkan dengan pencucian batik Subali. Prosesi pencucian batik Subali dilaksanakan secara teatrikal.
Sekawanan wanara. (Inibaru.id/ Audrian F)
Batik Subali dibawa oleh romobongan wanara (kera) yang dipimpin Hanoman. Setelah melakukan beberapa gerakan, batik tersebut diserahkan kepada Camat Semarang Barat Heru Sukandar. Batik Subali kemudian diarak memutari Kelurahan Krapyak.
“Grebeg Subali adalah cara untuk membuka ruang kreatif dan menjadi ajang silaturahmi antar jaringan komunitas. Selain itu kami harap dengan adanya Grebeg Subali ini, bisa mengambil bagian dari pemajuan kebudayaan dan inspirasi bagi warga Kelurahan Krapyak,” kata Joshua.
Selain kirab tadi, Grebeg Subali dilalui dengan beberapa rangkaian acara, mulai dari pertunjukan kesenian rakyat, pertunjukan musik dan tari, diskusi dan pameran seni. Wah, lumayan banyak juga ya rangkaian acaranya.
Hanoman menerima Batik Subali. (Inibaru.id/ Audrian F)
Pada pertunjukan musiknya pun, yang mengisi nggak main-main yakni band-band lokal Semarang yang baru-baru ini namanya cukup populer seperti Serambi, Lilin Semasa Hujan, Tridhatu, Soegi Boernian, dan Dewan Pergoyangan Rakyat (DPR). Keren kan?
Harapan Joshua dan teman-teman, agar acara ini bisa digelar rutin setiap tahun.
Semoga Grebeg Subali ini bisa terus berkembang dan dilestarikan oleh warga Subali ya, Millens! (Audrian F/E05)