BerandaTradisinesia
Sabtu, 2 Jul 2021 16:30

Desa Tulehu dan Tradisi Memasok Pemain Timnas Indonesia

Desa Tulehu rajin menyumbang pemain sepak bola bagi Timnas Indonesia dari generasi ke generasi. (Twitter/indra_sjafri)

Dari segi fasilitas dan infrastruktur, Desa Tulehu di Maluku tentu nggak bisa disamakan dengan ibukota. Lokasinya bahkan jauh dari Kota Ambon. Namun, selalu saja ada pemain Timnas Sepak Bola Indonesia dari desa ini. Apa yang membuat desa ini istimewa?

Inibaru.id – Tulehu memiliki pantai yang molek dan alam nan indah. Namun, nggak banyak yang mengenal desa yang berlokasi di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah ini; kecuali lantaran menjadi tanah kelahiran bagi sejumlah pemain sepak bola kenamaan di negeri ini.

Sederet pemain Timnas Indonesia memang tercatat lahir dan besar di desa yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Kota Ambon tersebut. Yang terkini, kita mengenal Alfin Tuasalamony, Rizky Pellu, Abduh Lestaluhu, serta Hendra Bayauw. Dulu, ada nama legendaris seperti Imran Nahumarury.

Meski bukan kota besar, untuk urusan sepakbola, desa ini memang memiliki sejarah panjang dan secara turun-temurun selalu menelurkan pemain baru yang membanggakan nama Indonesia. Setidaknya tiap generasi selalu ada pemain timnas dari desa ini. Keren, bukan?

Kamu mungkin bertanya atau heran, gimana mungkin sebuah desa pesisir yang sepertinya jauh dari fasilitas laiknya ibukota bisa memberikan kontribusi sebesar ini? Datanglah ke Tulehu, niscaya kamu bakal menemukan bahwa hal ini lumrah saja.

Tradisi Sejak Zaman Belanda

Anak muda dari Desa Tulehu melatih kemampuan bermain sepak bola. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bagi warga Tulehu, sepak bola memang telah mendarah daging. Si kulit bundar sudah biasa menemani anak-anak Tulehu sejak kecil. bahkan, sesaat setelah aqiqah, kaki kecil bayi Tulehu bakal ditapakkan ke wadah berisi air, lalu rumput lapangan bola.

Tradisi ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Keharusan menapakkan kaki di rumput ini menjadi kewajiban orang tua di Tulehu untuk tiap anak mereka. Tujuannya, apalagi kalau bukan mengenalkan anak pada sepak bola sejak dini?

Kemudian, tiap kali Hari Raya dan jeda kompetisi, para pebola profesional yang pulang ke Tulehu biasanya akan menggelar turnamen antarkampung (tarkam). Seterkenal apa pun, ketika tiba di tanah kelahirannya, mereka umumnya nggak segan untuk segera membaur dan ikut kompetisi tarkam.

Para pemain yang sudah lebih dulu terkenal ini agaknya memang bertujuan merangsang anak-anak muda Tulehu agar termotivasi untuk mengikuti jejak mereka. Dengan begini, jiwa berkompetisi dan mental juga terbentuk.

Kampung Sepak Bola

Semakin banyak sekolah sepak bola (SSB) di Tulehu. (Kompas/Garry Andrew Lotulung)

Saking rajinnya Tulehu memasok pemain timnas, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bahkan menetapkan desa yang pernah diadaptasi dalam film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku (2014) ini sebagai Kampung Sepak Bola.

Sejak 2012, Tulehu sudah menyandang status tersebut. Imbasnya? Selain mendapatkan bantuan untuk perbaikan lapangan bola desa, kini semakin banyak sekolah sepak bola (SSB) di Tulehu. Dengan faslitas yang cukup mumpuni, SSB ini tentu menjadi tempat yang layak bagi mereka mengasah kemampuan.

Dalam beberapa tahun terakhir, puluhan pemandu bakat dari dalam dan luar negeri silih berganti mendatangi Tulehu untuk mencari bakat-bakat terbaru yang nantinya akan menjadi tulang punggung timnas di masa depan.

Sayang, pandemi Covid-19 membuat sebagian besar aktivitas mereka terhenti. Semoga pandemi segera terkendali dan bola bisa kembali bergulir di rumput Tulehu, biar lebih banyak pemain di sana menghiasi line-up pemain Timnas Indonesia! (Sko/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Narkoba Sitaan Jaringan Fredy Pratama Dimusnahkan dengan Metode Asam Sulfat

8 Mar 2025

Diskon 20 Persen selama Mudik Lebaran 2025, Berapa Tarif Tol Jakarta-Semarang?

8 Mar 2025

Menyoal Stunting, Prof Budi: Lebih Efektif dengan Fokus pada Tindakan Preventif

8 Mar 2025

Hukum Salat Tarawih Sendirian di Rumah, Bolehkah?

8 Mar 2025

Orang Indonesia Kerap Menjarah Muatan Kendaraan yang Kecelakaan, Mengapa?

8 Mar 2025

Potensi Desa Perlu Didorong sebagai Fondasi Pembangunan Daerah

8 Mar 2025

Sering Bertengkar dengan Pasangan; Wajar atau Tanda Nggak Cocok?

9 Mar 2025

Jarak Subuh dan Maghrib Satu Jam, Seperti Apa Fakta Puasa di Kutub Utara?

9 Mar 2025

Tips Mengamankan Rumah Sebelum Ditinggal Mudik Lebaran

9 Mar 2025

Pemandian Air Panas Bayanan, Sudah Jadi Tujuan Wisata Sejak Zaman Penjajahan

9 Mar 2025

Begini Cara Membeli Tiket Pesawat Murah di Menit Terakhir

9 Mar 2025

Ekspansi Penerbangan Kargo, Bandara Ahmad Yani Semarang Tambah Rute ke Banjarmasin

9 Mar 2025

Nasi Goreng Pliket, Menu Andalan di Warung Satai Kambing Pak Dakir Yogyakarta

9 Mar 2025

Sering Dikonsumsi, Makanan-Makanan Ini Bisa Memperpendek Umur

9 Mar 2025

Cara Mendaftar Kuota Mudik Motor Gratis Kemenhub dengan Kereta

10 Mar 2025

'Hilal' Mulai Terlihat; Pencairan THR PNS Pekan Ini, Swasta Maksimal H-7 Lebaran

10 Mar 2025

Lawan Southhampton, Kok Liverpool Bisa Ganti Pemain Lebih Banyak dari Seharusnya?

10 Mar 2025

Satai Keong, Megengan, dan Perayaan Menyambut Ramadan di Kabupaten Demak

10 Mar 2025

Kapasitas Sekolah Negeri Terbatas, Pemkot Semarang Rencanakan Program Beasiswa ke Sekolah Swasta

10 Mar 2025

Mengapa Pernikahan Kerap Dianggap sebagai Solusi Sebuah Masalah?

10 Mar 2025