BerandaTradisinesia
Kamis, 2 Okt 2019 11:46

Dari Kerja Keras hingga Keseimbangan, Batik Parang Cerminkan Filosofi Hidup yang Mendalam

Batik motif parang. (Pinterest)

Dari batik motif parang, ini, kamu bisa belajar banyak hal tentang filosofi kehidupan, mulai dari usaha tanpa menyerah hingga keseimbangan menjalani hidup.

Inibaru.id – Pelbagai jenis motif batik nan indah bisa kamu temukan di sejumlah sentra batik di Jawa, misalnya di Solo, Pekalongan, atau Yogyakarta. Nggak hanya indah, motif-motif batik itu juga menyimpan nilai-nilai hidup yang mendalam. Sebagai salah satu motif batik tertua di Indonesia, batik parang pun setali tiga uang.

Batik dengan ciri khas huruf S ini menggambarkan kerja keras hingga keseimbangan. Huruf S yang tersambung merupakan gambaran dari usaha manusia yang nggak putus-putus. Jika ingin tujuannya tercapai, manusia harus senantiasa berjuang dengan memperbaiki diri.

Dulu, batik parang biasanya digunakan senopati yang hendak berangkat berperang. Eh, perang ini nggak selalu diartikan menggunakan senjata, lo. Perang yang dimaksud termasuk perang melawan hawa napsunya.

Melukis batik motif parang. (Uzone)

Itu saja? Tunggu dulu! Batik parang juga mengandung filosofi bahwa hidup haruslah seimbang. Manusia nggak hanya menjaga hubungan dengan sesama manusia, tapi juga alam dan Tuhan. Garis diagonal pada batik ini mengungkapkan bahwa manusia sudah seharusnya setia dan memegang teguh kebenaran.

Menilik jenisnya, batik ini punya beberapa motif yang indah seperti Parang Rusak, Parang Rusak Barong, Parang Klitik, Parang Kusumo, Parang Tuding, Parang Curigo, Parang Centung, dan Parang Pamor.

Baca Juga:
Batik Motif Parang, Terinspirasi dari Ombak, Disandang Para Bangsawan Zaman Kesultanan Mataram
Mencoba Bertahan, Batik Rifaiyah dari Batang yang Sarat Nilai Keagamaan

Kamu bisa pilih jenis mana yang paling kamu suka. Mengingat batik nggak hanya didesain sebagai kemeja atau jarik, kamu bisa sesekali ke kampus menggunakan gaun batik parang. Nggak ada salahnya kan ikut melestarikan kebudayaan sendiri?

Supaya nggak bingung kalau ada acara-acara formal dan non-formal, koleksi semua jenisnya ya! Yuk, pakai batik dan tunjukkan kebanggaanmu pada budaya Jawa. Selamat Hari Batik! (IB15/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Polda Jateng Grebek Tambang Ilegal di Klaten, Modusnya Konsumen Datang ke Lokasi

19 Nov 2024

Dua Sisi Fenomena Ulat Pohon Jati di Gunungkidul, Ditakuti Sekaligus Dinanti

19 Nov 2024

Menguak Sejarah Penggunaan Karpet Merah untuk Acara Penyambutan Resmi

19 Nov 2024

Dua Desa Indonesia Dinobatkan Jadi Desa Wisata Terbaik di Dunia 2024

19 Nov 2024

Sapa Masyarakat Jepara, Lestari Moerdijat Bahas Demokrasi dan Ratu Kalinyamat

19 Nov 2024

Pneumonia Masih Menjadi 'Pembunuh Senyap' bagi Anak-Anak

19 Nov 2024

Baru Kali Ini, Indonesia akan Gelar Pilkada Langsung Serentak

19 Nov 2024

Ugly Fruits dan Potensi Tersembunyi di Balik Buah Berpenampilan 'Jelek'

19 Nov 2024

Begini Dampak PPN 12 Persen yang Bakal Berlaku 2025

19 Nov 2024

Lestari Moerdijat: Aspirasi Masyarakat adalah Bahan Bakar untuk Kebijakan yang Inklusif

19 Nov 2024

Mencicipi Rasa Legendaris yang Disajikan di Warung Mi Lethek Mbah Jumal

20 Nov 2024

Nggak Ada Perayaan Tahun Baru di Shibuya, Tokyo, Jepang

20 Nov 2024

Petani Milenial, Berhasilkah Bikin Anak Muda Berkarier Jadi Petani?

20 Nov 2024

Mau Pertama atau Berkali-kali, Pengalaman Nonton Timnas Indonesia di GBK Membekas Abadi

20 Nov 2024

Pastikan Kehalalan, Juru Sembelih di Rembang Dilatih Sesuai Syariat Islam

20 Nov 2024

Bagaimana Orangtua Menyikapi Anak yang Membaca Manga dengan Unsur Kekerasan

20 Nov 2024

Lawang Keputren Bajang Ratu, 'Peninggalan Majapahit' yang Terlempar hingga Lereng Muria

20 Nov 2024

Mengenal 4 Budaya Kota Semarang yang Kini Berstatus Warisan Budaya Takbenda

21 Nov 2024

Memahami Perempuan Korea di Buku 'Bukannya Aku Nggak Mau Menikah' Karya Lee Joo Yoon

21 Nov 2024

AI Bikin Cerita Nyaris Sempurna, Tapi Nggak Mampu Bikin Pembaca Terhanyut

21 Nov 2024