Inibaru.id – Tiap batik memiliki sejarahnya masing-masing, nggak terkecuali Batik Rifaiyah. Batik khas Kabupaten Batang, Jawa Tengah, yang motif-motifnya sarat akan nilai keagamaan itu begitu terinspirasi ajaran Kiai Ahmad Rifa’i, ulama cum pahlawan nasional yang sempat tinggal di Desa Kalisalak, Kecamatan Limpung, Batang.
Perlu kamu tahu, Ahmad Rifa’i adalah ulama asal Kabupaten Kendal yang sempat diasingkan di Batang lantaran selalu menentang pemerintah kolonial Belanda dengan syair dan syiarnya. Saat berada di Batang, dia yang dikenal dengan ajaran Rifaiyah-nya tetap berdakwah lewat budaya, termasuk dalam seni membatik.
Sesuai ajaran Islam, ciri khas batik rifaiyah adalah nggak menampilkan makhluk hidup secara utuh. Misal, membatik burung, mereka hanya menggambar kepalanya saja, sedangkan tubuh dan kakinya diganti tumbuhan, bisa bunga, ranting, atau daun.
Batif Rifaiyah. (Infobatik)
Kesulitan Meregenerasi
Batik rifaiyah terpusat di Desa Kalipucang Wetan, Kecamatan Batang. Meski hingga kini batik khas pesisiran yang penuh warna itu masih diproduksi, nggak banyak lagi generai muda yang tergerak untuk menekuninya. Dari sekitar 150-an pembatik, kini tersisa separuhnya, yang didominasi lansia.
Baca Juga:
Dari Kerja Keras hingga Keseimbangan, Batik Parang Cerminkan Filosofi Hidup yang Mendalam
Batik Motif Parang, Terinspirasi dari Ombak, Disandang Para Bangsawan Zaman Kesultanan Mataram
Hal ini terjadi lantaran membatik hanyalah pekerjaan sambilan bagi warga Batang. Sebagai daerah agraris, masyarakat di wilayah yang berbatasan langsung dengan Kota Pekalongan itu lebih memilih bertani. Warga juga masih berpikir bahwa membatik bukanlah pekerjaan bergengsi.
Selain itu, pola motif batik rifaiyah yang cukup sulit dan kompleks, dengan pembuatan yang menguras waktu, juga membuat generasi muda enggan menekuni pekerjaan membatik. Ini masih ditambah dengan beberapa ritual seperti salat Duha, membaca mantra, dan mendengarkan syair-syair gubahan Kyai Rifa’i.
Motif cantik Batik Rifaiyah (Okezone)
Nah, jika memang peduli dengan keberadaan batik rifaiyah, nggak ada salahnya bagimu untuk mempelajari batik "kontemporer" ini.
Membatik nggak cuma tentang menggambar di atas selembar kain, lo! Yap, karena selembar batik tulis juga mengandung ketulusan pembatiknya, yang menyematkan doa, harapan, dan cinta dalam karyanya. Ha-ha! (MG26/E03)