Inibaru.id – Sarung telah menjadi identitas negeri ini, khususnya di Jawa. Tak hanya dikenakan kaum lelaki muslim untuk beribadah, sarung juga sejatinya banyak dipakai perempuan dan untuk kesempatan lain seperti menghadiri perhelatan adat maupun keseharian.
Oya, sarung adalah kain panjang yang dijahit hingga membentuk tabung dan digunakan untuk menutupi bagian perut hingga mata kaki dengan cara membebatkannya pada tubuh.
Pembuatan sarung goyor dengan alat tenun bukan mesin. (Wartabahari)
Nah, buat kamu yang tinggal di Tegal, sarung goyor tentu nggak asing buatmu. Dibuat dengan alat tenun bukan mesin (ATBM), sarung goyor memang menjadi produk tekstil khas Tegal.
Kain sarung goyor biasanya berukuran 125 x 120 meter. Ini terbuat dari dua hasil penenunan yang masing-masing berukuran 60 sentimeter. Kain tersebut diproduksi turun-temurun oleh kelompok etnis Arab di Tegal.
Sarung goyor. (Kaskus)
Dalam bahasa Jawa, goyor berarti lembek. Kain khas Tegal ini memang jatuh di badan, lembek, dan nggak kaku. Sebagian warga juga menyebutnya kain pyur yang juga memiliki arti serupa.
Konon, sarung goyor sudah diproduksi sejak 1986. Namun, lantaran dibuat manual, hasil produksi kain ini biasanya nggak banyak. Ini membuat sarung goyor eksklusif dan dibanderol lumayan mahal, antara Rp 300 ribu hingga Rp 800 ribu. Wah!
Sarung goyor. (Palapanews)
Gimana, tertarik membeli sarung goyor. Datanglah ke Tegal! Mumpung masih punya duit THR, sisakan sedikit untuk membeli sarung goyor, yuk! (IB20/E03)