BerandaTradisinesia
Minggu, 16 Mar 2024 14:00

Anak Muda Memaknai Nyekar: Tradisi yang Positif

Peziarah menabur bunga di atas pusara makam. (TribunPontianak.co.id)

Selain sebagai pengingat kematian, tradisi nyekar juga punya makna lain bagi para anak muda. Penasaran bagaimana tanggapan mereka?

Inibaru.id - Kalau kita amati, tempat pemakaman umum akan selalu ramai ketika menjelang bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idulfitri. Bahkan, tempat parkir penuh dan area kuburan berjejal orang datang silih berganti.

Memang, pada dua momentum itu orang-orang biasanya melakukan ziarah kubur atau sering disebut nyekar. Nggak hanya masyarakat sekitar pemakaman saja, orang yang telah merantau juga jauh-jauh datang ke kampung halaman untuk nyekar.

Sebagai informasi, "nyekar" berasal dari Bahasa Jawa "sekar" yang artinya bunga yang ditabur di pusara makam. Nggak sebatas mendoakan para ahli kubur, aktivitas nyekar biasanya disertai dengan bersih-bersih makam keluarga.

"Setiap nyekar, saya membawa kembang mboreh dan air. Kembangnya ditabur di atas makam dan airnya disiram di nisan," jelas Dwi Songko Septyanto, salah seorang pemuda yang kerap berziarah kubur.

Di makam, dirinya akan membaca surah Yasin dan memanjatkan doa-doa. Nggak lupa lelaki asal Pati itu membersihkan makam dari rerumputan dan daun-daun kering.

Bagian dari Tradisi

Ilustrasi: Nyekar bisa jadi sarana mengingat kematian bagi peziarah. (Getty Images/Enes Evren)

Bagi masyarakat Indonesia nyekar merupakan bagian dari tradisi. Dinukil dari NU Online, Wakil Sekretaris PWNU Jateng Muhammad Sochib mengatakan bahwa nyekar nggak hanya realitas dari praktik keagamaan atau kepercayaan, tetapi bahkan lebih luas dari itu, tradisi nyekar melibatkan ranah kebudayaan, sosial, bahkan ekonomi.

Hal itu pula yang dimaknai oleh generasi zaman sekarang tentang nyekar. Seperti yang kita lihat, di makam nggak hanya orang tua tapi banyak pula anak muda berbondong-bondong untuk nyekar. Mereka sadar, tradisi silaturahim lintas-alam itu nggak boleh luntur tergerus modernisasi.

Bagi Andika Nur Usman Ridho, nyekar justru lebih dari tradisi. Lelaki 24 tahun asal Magelang itu menilai tradisi nyekar memiliki banyak sisi positif.

"Tradisi nyekar sendiri menurut pengamatanku dan tanya-tanya sesepuh, tujuan utamanya yaitu mendoakan leluhur kita yang sudah meninggal, berharap diberi "jembar kuburane" atau tenang di alam sana," jelas Usman.

Dia juga menambahkan bahwa dengan nyekar, dirinya bisa tahu silsilah keluarga kita.

Melengkapi pendapat Usman, Sholahudin menilai bahwa nyekar bisa jadi sarana mengingat kematian bagi peziarah, Millens. Jika selalu ingat dengan kematian, besar kemungkinan seseorang itu akan selalu mengisi kehidupannya dengan hal yang positif.

Selain itu, bagi Sholahudin pribadi, berkunjung ke makam keluarga yang sudah berpulang jadi momentum untuk mencurahkan isi hati. Yap, terkadang mengekspresikan sesuatu meski kepada batu nisan cukup membuat hati lega.

Nampaknya, tradisi turun temurun ini memang memiliki makna tersendiri di hati para anak muda, ya? Lantas, apa makna nyekar versi kamu? (Rizki Arganingsih/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: