BerandaTechno
Kamis, 25 Okt 2017 11:37

Karbon Biru Indonesia Sangat Dibutuhkan untuk Menahan Laju Perubahan Iklim

Karbon Biru pada wilayah mangrove yang sedang dilestarikan di Kaimana, Papua Barat. (Mongabay)

Hutan mangrove atau bakau ternyata mampu menyerap karbondioksida dengan jumlah yang sangat banyak sehingga dianggap mampu menahan laju perubahan iklim.

Inibaru.id – Karbon biru atau blue carbon belakangan ini marak diperbincangkan oleh para pemerhati perubahan iklim. Jika sebelumnya perbincangan tentang perubahan iklim lebih difokuskan pada bahan-bahan fosil dan perlindungan hutan di seluruh dunia, kini semakin banyak yang memperhatikan karbon biru, khususnya yang ada di Indonesia, karena dianggap memiliki peran besar dalam mengendalikan perubahan iklim.

Baca juga: Teknologi Andalan Lapan untuk Gali Potensi Laut Indonesia

Conversation International (CI) Indonesia pada 18 Oktober 2017 lalu menyebutkan bahwa menurut data tahun 2015, Indonesia memiliki 3,1 juta hektare wilayah mangrove. Angka ini setara dengan 22 persen ekosistem mangrove di seluruh dunia. Wilayah mangrove terluas di Indonesia ada di Provinsi Papua Barat dengan luas 482,029 hektar. Sebagai informasi, hutan mangrove adalah salah satu ekosistem karbon biru yang mampu menyerap karbondioksida yang dihasilkan oleh aktivitas perubahan energi, khususnya yang dilakukan oleh manusia.

Pemerintah Daerah Kaimana di Papua Barat, Universitas Papua, Balai Riset dan Observasi Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Conversation International pada 2015 lalu bekerja sama untuk mencari seberapa banyak kemampuan serapan karbon di ekosistem karbon biru yang ada di Telug Arguni, Buruway, Etna, serta Kaimana kota di Kabupaten Kaimana. Hasilnya adalah, jumlah stok karbon pada lahan mangrove seluas 34,329 hektare ini setara dengan yang dihasilkan 19,7 juta unit kendaraan bermotor atau sekitar 39,3 miliar liter bensin setiap tahun. Bahkan, 76 ribu hektare kawasan mangrove di Kabupaten Kaimana ternyata menyimpan 54 juta Mg Carbon dengan potensi serapan mencapai 168.128 Mg C per tahun.

“Data ini menegaskan peran penting ekosistem mangrove dalam mendukung komitmen pengurangan emisi. Sayangnya, lebih dari setengah ekosistem mangrove Indonesia mengalami kerusakan dan karena itu kerjasama lintas sektor penting dilakukan," tutur Viktor Nikijuluw, marine Program Director CI Indonesia sebagaimana dikutip dari Good News from Indonesia (24/10).

Baca juga: Mau Punya Hard Disk Berkapasitas 40 TB?

Pemerintah Kabupaten Kaimana ternyata menyambut baik usulan untuk menjadikan wilayahnya sebagai laboratorium Blue Carbon. Mereka pun mendukung inisiatif pelestarian ekosistem mangrove dan mengembangkan alternatif mata pencaharian berkelanjutan bagi masyarakat yang kebanyakan berbudaya kepiting bakau.

“Studi ini akan menjadi referensi kami dalam tata kelola pelestarian mangrove Kaimana yang tak hanya mendukung pencapaian komitmen nasional dalam pengurangan emisi, namun juga mendukung ekonomi masyarakat,” ungkap Bupati Kaimana Drs Mathias Mairuma. (AW/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: