BerandaPendidikan
Selasa, 31 Jul 2017 09:41

Survei Kids Rights Index 2017, Ternyata Pemenuhan Hak Anak Indonesia Lebih Baik Dari Inggris

Anak-anak sedang membaca. (foto: Media Indonesia)

Hasil Laporan Kids Rights Index 2017 menunjukan pemenuhan hak anak di Indonesia lebih baik dari pada Inggris.

Inibaru.id - Berdasarkan hasil survei Kids Rights Index beberapa waktu terakhir, menunjukkan bahwa peringkat Indonesia lebih baik daripada negara kerajaan Inggris dalam hal pemenuhan hak anak. Pasalnya, dari 165 negara Indonesia menduduki peringkat ke 101. Sedangkan Inggris saat ini menduduki peringkat ke-156 seperti dilansir dari dari beritagar.com.

Dalam menentukan peringkat ini, KidsRights Foundation menggunakan lima hak dasar diantaranya, hak atas kehidupan, kesehatan, pendidikan, perlindungan, dan lingkungan yang mendukung dalam pemenuhan hak anak. Yang selanjutnya hak dasar tersebut digunakan untuk meyusun indeks.

Dari lima acuan dasar tersebut, diturunkan lagi ke dalam 23 indikator penilaian. Salah satunya yakni indikator bidang pendidikan yang meliputi tingkat partisipasi pendidikan dasar, partisipasi pendidikan menengah, rasio pendaftaran sekolah dasar, partisipasi pendidikan menengah, persentase yang menyelesaikan pendidikan hingga tamat, tingkat kehadiran total dalam sekolah dasar.

Rangking pemenuhan hak anak oleh KidsRights Foundation yang bekerjasama dengan Universitas Erasmus Rotterdam: Erasmus School of Economics dan International Institute of Social Studies ini rutin dibuat setiap tahun. Ranking ini berdasarkan data UNICEF dan Konvensi Hak Anak PBB (CRC), yang diratifikasi oleh 165 negara kecuali Amerika Serikat.

Memperoleh penilaian dengan kategori tinggi seperti menjadi kado manis di Hari Anak Nasional 2017 yang jatuh pada 23 Juli. Pasalnya, dengan penilaian tersebut Indonesia patut sedikit berbangga diri dengan memperoleh peringkat 101 dari 165 negara. Dengan rangking ini, berdasarkan penilaian dari index yang ada, berarti menunjukkan bahwa Indonesia dan 109 negara lain berada di kategori baik dari keseluruhan aspek penilaian.

Adapun negara dengan nilai total tertinggi dalam pemenuhan hak anak adalah Portugal, Norwegia, Swis, Islandia, Spayol, Prancis, Swedia, Thailand, Tunisia dan Finlandia. Sedangkan 28 negara dari peringakat 110-138 mendapat nilai dengan kategori cukup.

Berikutnya, diikuti dengan kategori penilaian rendah terdapat 23 negara yakni dari peringkat 139-162. Dan terkahir, terdapat 3 negara dengan kategori kurang dalam hal pemenuhan hak anak. Diantaranya, sierra Lione, Afganistan dan Afrika Tengah.

Isu Diskriminatif

Pemandangan yang kurang apik nampak dari negara Inggris. Mengapa demikian? Negara Inggris yang sebelumnya menduduki diperingkat 11, namun tahun ini terjun bebas menuju peringkat 156. Isu diskriminasi menjadi alasan kuat turunnya peringkat salah satu negara besar satu ini. Merebaknya kasus terorisme yang terjadi di Inggris, setidaknya telah mempengaruhi perlakuan terhadap anak, terutama bagi mereka yang beragama muslim.

Dalam empat hak dasar lain neagara Inggris memang diakui cukup unggul. Namun, penghitungan yang tidak menggunakan rata-rata membuat negeri itu gagal mempertahankan prestasinya dan harus cukup menerima peringkat 156. Sehingga dari peringkat tersebut, Inggris dilabeli sebagai negara yang gagal dalam menjaga lingkungan yang ramah dengan pemenuhan hak anak serta mencegah peningkatan diskrimninasi terhadap anak.

Di sisi lain, isu diskriminasi terhadap minoritas juga menjadi sorotan utama dalam laporan Kids Rights Index 2017. Khususnya, anak-anak di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara yang rentan dan terpinggirkan.

Sehingga, dari hasil laporan Kids Rights Index 2017, Marc Dullaert, pemilik KidsRights Foundation menghimbau kepada 165 negara yang tergabung dalam daftar tersebut supaya membuat kebijakan yang tidak diskriminatif. Agar keberlangsungan hidup anak tetap terjaga, sehingga anak dapat mengembangkan potensinya dengan baik. (NA/IB)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: