BerandaPendidikan
Selasa, 7 Agu 2017 04:38

Separuh Bayi di Indonesia Masih Tidak Mendapatkan ASI Eksklusif

Ibu memberi ASI eksklusif pada bayi . (foto: Okezone Lifestyle)

Miris, berdasar data Kementerian menyebutkan bahwa pemberian Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada bayi yang baru dilahirkan hanya sekitar 51, 8 persen dari total seluruh bayi. Sementara itu, pemberian ASI Eksklusif pada bayi yang dilahirkan juga hanya mencapai 54 persen.

Inibaru.id - Meskipun sudah berkali-kali diserukan oleh berbagai lapisan pakar kesehatan, dalam realitanya masih banyak bayi di tanah air yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif dari orang tuanya. Bahkan, dalam data terbaru yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), disebutkan bahwa hampir separuh dari seluruh bayi yang ada di Indonesia tidak mendapatkan ASI Eksklusif dari ibunya di enam bulan pertama kelahiran.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono yang mengungkapkan fakta yang cukup menyedihkan ini. Dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di Jakarta pada hari Kamis (3/8) lalu, Anung menyebutkan bahwa pemberian Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada bayi yang baru dilahirkan hanya sekitar 51, 8 persen dari total seluruh bayi. Sementara itu, pemberian ASI Eksklusif pada bayi yang dilahirkan juga hanya mencapai 54 persen. Angka ini sangatlah rendah dan sama sekali tidak sesuai dengan harapan.

Data Kementerian Kesehatan tentang pemberian ASI pada 2016 ini menunjukkan bahwa masih ada tantangan yang dihadapi oleh para pakar kesehatan di tanah air untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya ASI. Tentu bagi kesehatan dan perkembangan bayi, termasuk bagi tenaga kesehatan dan lingkungan di sekitar ibu menyusui.

Memang, 80 persen dari proses persalinan yang terjadi di tanah air telah dilakukan dengan bantuan tenaga kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan yang tersebar di penjuru tanah air. Hanya saja, tidak semua tenaga kesehatan dibekali dengan pemahaman yang cukup tentang konsep pemberian IMD atau ASI Eksklusif bagi bayi-bayi yang baru dilahirkan tersebut. Alhasil, cukup banyak ibu yang menganggap ASI Eksklusif bukanlah hal yang sangat penting bagi perkembangan dan kesehatan bayi dan bisa digantikan oleh susu-susu lainnya, khususnya susu formula.

Menurut Anung, tak hanya pemahaman yang kurang tentang IMD dan ASI, tapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa kini banyak tenaga kesehatan yang sudah terpengaruh iklan dan klaim dari produk susu formula. Apalagi ditambah dengan minimnya dukungan dari lingkungan sekitar ibu. Sebagai contoh, masih banyak keluarga ibu menyusui yang menganggap bayi lebih sehat jika diberi susu formula. Padahal, seperti yang kita tahu ASI Eksklusif masih jauh lebih unggul dari berbagai jenis susu apapun yang tersedia di pasaran.

Selain itu, banyaknya ibu yang bekerja juga membuat mereka akhirnya memberikan susu formula sehingga susu pengganti ASI tatkala mereka tidak ada di rumah. Sebagian besar tempat kerja juga tidak menyediakan ruangan yang membantu ibu memerah ASI atau menyimpan ASI yang baru saja diperah dan bisa diperuntukkan bagi buah hatinya.

Melihat adanya fakta ini, Anung pun berharap agar semakin banyak tenaga kesehatan di tanah air yang mendapatkan pemahaman lebih baik tentang pentingnya IMD dan ASI Eksklusif sehingga diharapkan angka bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif bisa semakin naik di masa depan. (AS/IB)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: