BerandaPendidikan
Rabu, 15 Agu 2017 15:38

Wow! Ini Alasan PBNU Menolak dan Menutup Dialog tentang FDS

PBNU tolak Full Day School. (Foto: Gema Rakyat)

Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj menolak kebijakan pemerintahan terkait Full Day School.

Inibaru.id - Tak seperti biasanya yang terkesan fleksibel dengan kebijakan pemerintahan era Joko Widodo (Jokowi), Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) menegaskan bahwa NU menolak keras program penerapan program sekolah lima hari atau full day school (FDS).

Hal ini disampaikan langsung Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj. Tak hanya menolak, ia juga menegaskan bahwa NU menutup upaya dialog yang dilakukan pihak manapun terkait kebijakan ini.

"Kami dari NU menolak keras, tidak ada kompromi, tidak ada dialog. Pemerintah harus segera mencabut Permen sekolah lima hari," tandas Said di Kantor PBNU, Jalan Kramat, Jakarta Pusat, sebagaimana dilansir dari laman Viva baru-baru ini.

Said menilai gagasan pemerintah melalui Kemendikbud ini bertolak belakang dengan pendidikan madrasah yang selama ini sudah berjalan. Program ini juga dapat mematikan nasib guru-guru madrasah. Karena itulah dirinya juga enggan membuka dialog terkait hal tersebut.

Baca juga: Waspada! FDS Berpotensi Munculkan Generasi Radikal

"Kalau saya diundang membahas sekolah lima hari, saya tidak akan datang," ungkapnya.

Said Aqil mengatakn, selama ini pesantren dan madrasah telah melakukan apa yang dimaksud Kemendikbud dalam FDS, yakni menguatkan karakter siswa.

Pendidikan di pesantren juga dianggapnya telah mampu melakukan apa yang ingin dicapai melalui program FDS tersebut, yakni soal penguatan karakter.

"Para kyai pesantren NU tidak ada yang ngajarin berkhianat, bohong, atau manipulasi, apalagi ngajarin nge-bom, anti-pancasila, atau narkoba. Semua kyai NU ajarin solid, gotong royong, dan toleran," tambahnya.

Aspek Budaya

Kendati demikian, Said meyakini, pemerintah akan segera menganulir aturan tersebut lantaran dampak pemberlakuan FDS ini justru lebih signifikan dan nyata, karena secara tidak langsung telah menggusur sebagian dari aspek budaya yang sudah ada selama ini.

"Masalahnya, madrasah itu kalau digusur, maka akan ada sesuatu yang hilang dari kesatuan nusantara, yaitu ajaran-ajaran yang diterima dari para guru tentang cium tangan orangtua, kyai, guru, rasa hormat, doa-doa mau makan, mau tidur, semua diajar di situ. Karena saya juga dulu lulusan madrasah. Jadi saya yakin (aturan FDS itu) tidak akan dikeluarkan," kata Said.

Baca juga: Viral! Video Seruan “Bunuh Menteri” oleh Para Santri

Namun, jika pemerintah tetap akan menjalankan aturan mengenai FDS tersebut, Said Aqil menegaskan jika pihaknya tidak akan mengikuti aturan tersebut.

"Kita tegaskan tidak akan ikut aturan itu," serunya.

Ia membantah penolakan PBNU terhadap program FDS ini politis. Said memastikan penolakan program FDS ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan dukungan warga NU kepada Joko Widodo di Pilpres 2019 mendatang.

"Kalau ini tetap diterapkan, kita tidak ikut aturan itu. Tapi ini bukan hal dukung-mendukung, ini bukan politik," pungkasnya. (OS/IB)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024