BerandaPasar Kreatif
Sabtu, 15 Sep 2023 19:14

Sarung Tenun Goyor Produksi Kampung Semanggi Solo Tembus Pasar Timur Tengah

Sarung tenun goyor dikenal adem saat dipakai. (Ensiklopediajawatengah)

Sebuah industri rumahan di Kampung Semanggi, Solo, mampu memrodusi sarung tenun goyor berkualitas tinggi. Sarung-sarung ini bahkan sampai diekspor ke Afrika dan Timur Tengah.

Inibaru.id – Kamu punya sarung goyor nggak, Millens? Sarung ini punya ciri khas berupa teksturnya yang cenderung halus dan lembut, bukannya kaku sebagaimana sarung pabrikan.

Hal ini disebabkan oleh benang yang dipakai dalam proses pembuatan sarung ini adalah benang rayon dari tanaman eukaliptus, bukannya benang polyester sebagaimana yang dipakai sarung-sarung pada umumnya.

Selain teksturnya yang cenderung lembut, sarung goyor juga dikenal lebih adem saat dipakai. Dalam Bahasa Jawa, sifat ini digambarkan dalam istilah toldem atau nyantol langsung adem (begitu dipakai langsung terasa dingin).

Berkat sifatnya yang nyaman dan adem saat dipakai inilah, sarung ini nggak hanya laris di Indonesia. Di Afrika dan Timur Tengah yang dikenal punya iklim panas, sarung ini cukup laris, lo. Hal ini diungkap pengelola CV Botol Mas, salah satu industri rumahan yang memproduksi sarung tenun goyor di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa tengah.

“Sarung tenun goyor yang kami produksi dikirim dulu ke distributor kami di Jakarta lalu diekspor ke luar negeri. Dulu kami sering mengirim ke Afrika. Sekali kirim bisa sampai 10-40 kodi. Sempat berhenti produksi karena masalah pemasaran, kami akhirnya bisa produksi kembali dan akan kami ekspor ke Saudi Arabia,” ungkap Manajer Keuangan dari CV Botol Mas Suherman sebagaimana dikutip dari Radarsolo, Kamis (14/9/2023).

Salah satu keunggulan dari sarung tenun goyor produksi industri rumahan tersebut adalah proses produksinya yang masih memakai alat tenun manual. Di ruangan utama produksi, kamu bahkan bisa menemukan puluhan alat tenun dengan benang pintal beraneka warna. Karena alatnya lengkap, CV Botol Mas sempat berani menerima sarung goyor sesuai dengan pesanan.

Proses penenunan sarung tenun goyor di CV Botol Mas di Kampung Semanggi, Solo. (Tribunsolo/Maulida Arifa)

Meski begitu, karena baru memulai kembali produksinya, baru ada seorang pekerja yang memroduksi sarung dengan alat tenun tersebut. Padahal untuk memroduksi satu lembar sarung saja, setidaknya diperlukan waktu 15 sampai 30 hari.

“Proses pembuatan sarung goyor memang cukup lama. Butuh setidaknya 16 tahapan produksi untuk membuat selembar sarung. Tapi, karena kami memakai bahan benang terbaik dan proses tenun manual, hasilnya berkualitas tinggi,” lanjut Suherman.

Prosesnya begini, Millens. Setelah benang terbaik didapatkan, seluruh benang diberi warna dasar putih terlebih dahulu. Setelah itu, benangnya dijemur dan beberapa bagiannya digulung dengan sebuah alat khusus bernama bomb. Usai proses penjemuran, barulah ditentukan mana benang dasar dan mana benang lusi atau benang untuk motif.

Pola dan desain motif kemudian ditentukan. Setelah itu, barulah dilanjutkan ke proses lain seperti bress, colet, dan pemaletan. Kalau semua tahapan itu sudah selesai, barulah benang ditenun secara manual menjadi lembaran sarung.

Karena prosesnya cukup panjang, wajar jika harga sarung ini cukup mahal. Per lembarnya, dibanderol Rp300 ribu.

Semoga saja industri rumahan sarung tenun goyor di Kampung Semanggi, Solo ini bisa terus bertahan di tengah gempuran sarung-sarung pabrikan, ya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Harga Gabah Naik, Sumanto Ajak Petani Jalan dengan Kepala Tegak

3 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: