Inibaru.id – Para pelaku kreatif, terutama pelaku usaha bidang konveksi dan jahit-menjahit terus berinovasi untuk menciptakan masker yang unik dan menarik. Mereka berlomba-lomba menciptakan masker yang mampu melindungi sekaligus mempercantik penampilan penggunanya.
Beberapa konveksi dan penjahit berkreasi menciptakan produk masker cantik dengan ciri khas masing-masing. Seperti yang dilakukan oleh konveksi Ar-Rikna.
Pada Sabtu (18/4), saya berkunjung ke kediaman Rikha, pemilik konveksi dan butik Ar-Rikna. Ketika saya berkunjung, Rikha sedang sibuk mengontrol para karyawan. Di sela-sela waktunya, dia bercerita kepada saya awal mula konveksi Ar-Rikna memproduksi masker. Padahal produk utama miliknya adalah baju muslim, gamis, dan jilbab.
Nggak dimungkiri, mewabahnya virus corona menjadi alasan yang kuat bagi Rikha untuk mulai memproduksi masker. Sepinya pasar dan turunnya jumlah penjualan, membuatnya termotivasi untuk terus berpikir kreatif demi menjalankan konveksinya.
“Alhamdulillah ketika saya browsing di media sosial, saya jadi tahu pasarannya gimana, dan barang yang laku apa aja. Banyak yang minat dengan masker,” cerita Rikha.
Awal memutuskan produksi masker, Rikha langsung dapat pesanan dari pabrik garmen untuk membuat masker medis salah satu rumah sakit di Semarang.
Nggak cuma produksi masker berbahan polos, Rikha juga memodifikasi masker miliknya menggunakan aksesoris seperti payet, renda, dan pernak-pernik lainnya. Tentunya kreasi itu membuat maskernya terlihat begitu indah.
Perempuan berusia 46 tahun ini mengombinasikan masker polos miliknya dengan renda sebagai aksesoris tambahan. Nggak lupa dengan taburan payet di atas masker.
Dalam sehari, Rikha bisa memproduksi lebih dari 1.000 pcs masker polos. Untuk masker cantik, dia mengaku jika karyawan pemayet hanya mampu memproduksi 100 masker dalam 3 hari. Total, Rikha mempekerjakan 3 orang pemayet utama.
Karena kekurangan karyawan bagian produksi, istri dari Mahya Najid ini membuka lowongan pekerjaan untuk posisi pejahit dan pemayet. Nggak segan-segan, dalam sehari Rikha bisa menerima 10 penjahit lepas sebagai karyawan baru.
“Saya buka lowongan banyak di Facebook, kemarin yang kena PHK dari garmen pada masuk sini. Seneng banget bisa bantu orang,” ungkapnya.
Kisaran harga masker cantik Ar-Rikna mulai dari Rp 10.000 - Rp 17.000. Rikha juga memproduksi APD yang laris manis di pasaran. Satunya, dia mematok harga Rp 75.000.
Eits, nggak cuma konveksi Ar-Rikna lo yang berkreasi menciptakan masker cantik. Faluta, penjahit khusus pakaian perempuan ini juga turut meramaikan pembuatan masker berpayet. Minggu (10/4) saya berkunjung ke kediaman Badriyah, pemilik jahitan Faluta yang beralamat di Klaling, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.
Berawal dari coba-coba membuat masker untuk dibagi-bagikan kepada pelanggan dan keluarganya, saat ini Badriyah mampu memproduksi lebih dari 50 pcs masker polos setiap harinya. Nggak tanggung-tanggung, semua pekerjaan dilakukan sendiri olehnya.
Baca Juga:
Transformasi Dugderan, Dug Tanpa Der!Setelah sukses dengan masker polosnya, Badriyah mendapatkan ide untuk membubuhi payet di atas masker buatannya. Berawal dari melihat sisa payet yang biasa dia gunakan untuk menghias baju.
“Saya posting di WA kok langsung banyak yang minat. Pada bilang, ‘Saya pesen segini, saya segin’. Ini pesenan untuk Kota Lampung,” ungkap Badriyah sambil menunjukkan 2 dusin masker yang akan dikirim ke Lampung.
Produk masker payet miliknya dihargai Rp 10.000 - Rp 15.000 tergantung modelnya. Nggak hanya menggunakan payet, Badriyah juga menggunakan kain brokat sisa jahitannya untuk mempercantik masker.
Wah, makin banyak masker keren ya Millens. Selain mencegah menyebaran virus corona, masker modis bisa banget nih mempercantik penampilan kamu. Sudah punya belum? (Rafida Azzundhani/E05)