BerandaPasar Kreatif
Selasa, 5 Agu 2019 13:30

Proses Panjang dan Waktu yang Cukup Lama untuk Sebuah Payung Lukis

Payung lukis. (Lagilibur)

Sempat berjaya, Juwiring yang pernah dikenal sebagai sentra pembuatan payung tradisional kini mulai menunjukkan diri sebagai penghasil payung tradisional di Jawa.

Inibaru.id - Sekitar 1960-an, sebuah pabrik di Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, menjadi penampung payung-payung tradisional yang dibuat pengrajin setempat. Sayang, lantaran kalah dengan produk payung plastik modern, pabrik bernama Payung Pinda Aneka itu gulung tikar pada 1984.

Kepopuleran Juwiring sebagai penghasil payung pun memudar, bahkan nyaris tak didengar lagi. Namun, secercah harapan muncul beberapa tahun silam saat beberapa kelompok pengrajin payung tradisional mulai unjuk diri.

Sekurangnya ada dua kelompok pengrajin payung tradisional—yang lebih dikenal sebagai payung lukis—di Juwiring. Ini sudah lumayan, meski bukannya tanpa kendala.

Proses pembuatan payung lukis cukup rumit. Pembuatan payung biasanya diawali dengan pencarian kayu mahoni, kenanga, atau bambu wulung, kemudian dipotong untuk jadi kerangka. Ini dilakukan kelompok pengrajin kerangka.

Untuk membuat 200-500 kerangka, pengrajin membutuhkan waktu seminggu. Proses ini merupakan proses paling rumit karena membutuhkan kemampuan khusus.

Setelah itu, kain ditempelkan pada kerangka dan dirapikan oleh kelompok pengrajin payung. Lalu, aksesori tambahan disematkan pada payung. Pengrajin juga memasang tangkai dan menur pada payung. Terakhir, pengrajin melukis payung secara manual dan mewarnainya dengan cat.

Payung kemudian dipasarkan ke masyarakat. Nggak hanya menjangkau seputar Klaten, payung-payung cantik ini juga dipasarkan ke luar daerah.

Gimana, Millens, berminat belajar membuat payung tradisional? (IB20/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: