BerandaPasar Kreatif
Minggu, 2 Mar 2019 17:15

Mengenal Industrial, Konsep Interior Setengah Jadi yang Banyak Dipakai Pengusaha Kuliner

Restoran dengan konsep industrial menekankan rangka bangunan dengan elemen metal dan kayu. (Inibaru.id/ Artika Sari)

Konsep kafe atau restoran industrial tengah digandrungi pebisnis kuliner di negeri ini. Menonjolkan material kayu dan besi yang mengesankan bangunan "setengah jadi", konsep tersebut justru dianggap bernilai tinggi. Hm, benarkah?

Inibaru.id – Metal berpadu kayu, berwarna hitam, abu-abu, atau cokelat, menyatu di setiap perabotan, itulah konsep industrial. Lantainya dari beton tanpa keramik, yang tak jarang bikin siapapun mengernyit, "Sudah selesai renovasi atau belum, sih?"

Konsep tersebut belakangan moncer di kalangan pelaku kuliner di Indonesia, salah satunya saya jumpai di Gala Steak & Pizza beberapa bulan silam. Interior berkonsep industrial di restoran yang berada di Jalan Jolotundo, Semarang, itu begitu kental terasa.

Semula saya nggak begitu memperhatikan. Namun, ketika belum lama ini saya makan siang di Steak.co Semarang dan menjumpai konsep serupa, rasa penasaran saya membuncah.

Jawaban pun datang dari Asisten Manajer Steak.co Rena Efendi. Menurutnya, konsep industrial disukai lantaran memberi kesan sederhana tapi elegan. Dengan warna dasar seperti hitam dan cokelat, industrial menjadikan restoran tampak lebih ramah bagi pengunjung dari semua kalangan.

Salah satu sudut kafe semi-industrial (Inibaru.id/ Artika Sari)

Berbeda dengan Rena, Helmiyan Pratama sebagai pemilik 888 Resto. Bar. Coffee mengatakan konsep ini populer di kalangan pebisnis kuliner lantaran biaya pengerjaannya lebih murah ketimbang konsep interior lainnya.

Lelaki yang juga pernah berprofesi sebagai kontraktor ini mengatakan hal tersebut lantaran industrial sering memanfaatkan barang bekas sehingga membuat pebisnis bisa lebih berhemat.

"Jadi, bisa menampilkan kesan ruangan yang kuat, awet, tapi nggak terlihat murahan," ujar Helmy.

Perlu kamu tahu, konsep industrial umumnya nggak lepas dari elemen seperti metal, tembaga, atau beton, yang memberi kesan belum rampung. Namun, justru inilah yang menjadi daya tariknya. Untuk menambah kesan minimalis, furnitur rustic dan vintage nggak jarang menjadi pelengkap konsep tersebut.

Konsep industrial kali pertama diperkenalkan arsitek kelahiran Jerman, Albert Kahn, pada awal 1900-an. Kala itu, Kahn mengembangkan konsep ini untuk efisiensi penggunaan ruang di dalam pabrik. Lelaki yang dijuluki "arsitek Detroit" itu menggunakan material yang mampu memperkuat struktur bangunan hanya dalam satu atap.

Sekitar 1960-an, para desainer memperbarui konsep industrial agar lebih menarik dengan menambahkan elemen kayu, metal, dan batu bata. Ini menjadikan konsep industrial tampak lebih mewah.

Kesan "setengah jadi" jadi ciri khas konsep industrial. (Inibaru.id/ Artika Sari)

Konsep tersebut terus berkembang hingga mendapakan bentuknya yang sekarang, sekaligus menjadi salah satu desain interior yang paling disukai banyak orang. Tak hanya kafe dan rumah makan, konsep ini juga diterapkan dalam gedung pernikahan.

Hm, bagi saya yang menggemari warna putih dan merah muda, konsep shabby chic dan classic tentu lebih menarik. Namun, bukan berarti konsep industrial nggak menarik ya, Millens. Semua tergantung selera!

Oya, kamu yang pengin mendesain kamar atau rumahmu dengan gaya industrial juga boleh, lo. Coba, deh, mulai kumpulkan perabotan yang mendukung konsep idamanmu itu. Selamat menata! (Artika Sari/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024