BerandaPasar Kreatif
Senin, 26 Feb 2023 08:00

Lukisan dari Sampah Plastik yang Dilirik Para Artis dan Pejabat Publik

Ruangan tempat Jafar berkarya, penuh lukisan para tokoh ternama Indonesia yang dibuat dari sampah plastik. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Lukisan dari sampah plastik karya Jafar Labib belakangan menjadi buah bibir masyarakat karena dilirik para artis dan pejabat publik. Apa yang membuatnya istimewa?

Inibaru.id - Satu sudut di rumah Jafar Labib dipenuhi lukisan hitam-putih dalam pigura minimalis berbagai ukuran. Ada yang lanskap, tapi kebanyakan bentuk portrait. Yang menarik, lukisan tersebut bukan digambar memakai cat, tapi sampah plastik yang dipilin lalu ditempel pada kanvas.

Jafar adalah pemilik Tirem Gallery, bisnis kerajinan tangan berupa "lukisan" dari sampah plastik yang dirintisnya sejak 2016 di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Berkat usaha tersebut, lelaki 41 tahun ini mengaku mampu meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah per bulan.

Saat ini, bisins Jafar tampak menjanjikan. Namun, awal-awal memulai usaha, lelaki asal Desa Jepat Lor, Kecamatan Tayu tersebut mengatakan, dirinya sempat mengalami kendala karena harga jual lukisannya cukup mahal.

"Harga yang terlalu tinggi bikin lukisan saya kurang bisa diterima masyarakat kelas menengah ke bawah, karena itulah saya bermanuver dengan mencari target yang sekiranya bersedia membeli karyanya," beber Jafar yang ditemui Inibaru.id di rumahnya belum lama ini.

Artis dan Pejabat Publik

Ada yang bisa menebak tokoh dalam lukisan Jafar ini? (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Membuat lukisan potret wajah pesohor seperti artis, pejabat publik setingkat menteri, atau orang terkenal pun kemudian menjadi cara Jafar untuk meraih pembeli. Salah satu strateginya, lukisan-lukisan itu dia pajang pada event seperti pameran yang dihadiri para pesohor tersebut.

“Kalau tahu ada lukisan wajahnya (di pameran), besar kemungkinan mereka akan melirik, bahkan membelinya; bisa saat itu juga atau order dulu,” terang lelaki yang mengaku saat ini tengah menyelesaikan sekolah Kejar Paket C ini.

Strategi itu rupanya berhasil. Karya Jafar mulai dikenal publik saat dia diminta menyerahkan lukisan wajah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar secara langsung pada 2019. Sejak saat itu, permintaan pun mulai berdatangan.

"Untuk lukisan terkecil yang berukuran 40x60 sentimeter, saya pasang harga Rp1 juta. Sementara, lukisan berukuran menengah (60x80 sentimeter) dibanderol Rp3 juta, sedangkan yang besar (100x75 sentimeter) Rp5 juta," paparnya.

Banjir Dukungan

Jafar Labib mengantarkan lukisan pesanan selebritas Soimah ke rumahnya. (Dok. Jafar Labib)

Jafar mengaku bersyukur atas pencapaian yang diraihnya sejauh ini. Dia mengatakan, kesuksesan itu nggak lepas dari peran para tokoh publik yang turut membantu "memasarkan" hasil karyanya ke masyarakat yang lebih luas, baik lewat acara offline atau diunggah via media sosial.

"Membuat karya untuk para tokoh publik itu benar-benar menambah relasi dan bikin lebih cepat dikenal masyarakat," kata dia. "Karena melukis Pak Ganjar (Gubernur Jateng Ganjar Pranowo) misalnya, saya jadi dapat undangan khusus; sampai kaget pas usaha saya disebut pada pidato Bapak."

Berkat usaha tersebut, Jafar memang jadi banjir dukungan. Nggak hanya dari kalangan pejabat publik, salah seorang pesohor yang juga memberi dukungan penuh untuknya adalah Soimah. Belum lama ini, pembawa acara kenamaan asal Pati itu memesan lukisan dari Jafar berukuran 150x80 sentimeter.

"Lukisan terbesar saya itu!" sambutnya, lalu tertawa. "Senang banget bisa mengantarkan lukisan Mak’e (sapaan akrab Soimah) ke rumahnya langsung. Mak'e bilang, beliau mendukung penuh dan berharap bisa bersama-sama mengangkat nama Pati lewat karya.”

Untuk sekarang, Jafar memaparkan, promosi utama usahanya adalah via medsos, khususnya Instagram. Selain itu, dia juga tengah rajin mengikuti pameran, salah satunya pada event Road to G20 di Bali awal November 2022 lalu.

Wah, sukses buat usahanya ya, Jafar! Semoga semakin banyak pesohor yang menghiasi kanvasmu! (Rizki Arganingsih/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024