BerandaPasar Kreatif
Jumat, 12 Mei 2022 08:00

Jalan Terjal Profesi Tukang Pijat Tradisional di Kota Semarang

Urip Muchjajad sedang memijat seorang pasiennya. (Inibaru.id/ Kharisma Ghana Tawakal)

Saat pasien datang, hanya butuh waktu satu jam bagi seorang tukang pijat tradisional di Kota Semarang untuk memperoleh bayaran Rp 60 ribu. Bayaran ini cukup, tapi kedatangan pasien nggak pernah pasti.

Inibaru.id – Begitu lulus SMA pada 2010, Urip Muchjajad langsung mengikuti pelatihan memijat di Pemalang. Ijazahnya bahkan belum keluar kala itu. Selanjutnya, selama 1,5 tahun lelaki asal Purbalingga, kabupaten di sebelah selatan Pemalang, tersebut menjalani pelatihan itu.

Entah apa yang akan terjadi sekarang ini andai dia melewatkan pelatihan yang diadakan Dinas Sosial Pemalang tersebut kala itu. Urip mengaku nggak pernah membayangkannya. Yang pasti, sekarang dia bisa menjalani profesi sebagai tukang pijat di bawah bendera Klinik Pijat Tunanetra Sehat Utama.

Sejak lulus sebagai pemijat berijazah, dia memang langsung melakoni pekerjaan sebagai tukang pijat, hingga akhirnya berhasil mendirikan klinik yang beralamat di Jalan Kawung No 65 Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, itu.

Hampir tiap hari dia berhadapan dengan pasien yang mengeluhkan rasa capai hingga pegal-pegal. Namun, alih-alih gusar, dia justru merasa senang karena berarti dapur di rumahnya bisa tetap mengebul.

"Sejak lulus SMA, inilah pekerjaan saya. Jadi, hidup saya terbantu (selama ada pasien)," kata Urip yang saya temui di tempat praktiknya, belum lama ini.

Bahagia saat Pasien Sembuh

Sertifikat kompetensi Urip Muchjajad. (Inibaru.id/ Kharisma Ghana Tawakal)

Selama mengikuti pelatihan, selain teknik pemijatan, Urip mengaku juga dibekali pelbagai materi mendetail terkait struktur tulang, karakter otot, anatomi tubuh, dan lain-lain. Inilah yang diakuinya kian membuat dirinya semakin berkembang dari waktu ke waktu.

Pengetahuan itulah yang kini dia praktikkan di kliniknya. Menurut Urip, nggak sedikit orang yang datang lagi setelah dipijatnya lantaran mengaku kondisi badannya membaik. Merekalah yang kemudian menjadi pelanggan tetap Urip.

Alhamdulillah. Ikut senang kalau ada pasien yang sembuh," tutur pemuda murah senyum tersebut.

Terkait hal tersebut, dia pun bercerita tentang pengalamannya menangani pasien yang mengalami strok ringan belum lama ini. Pasien tersebut, paparnya, mengaku mengalami perubahan positif, sehingga rutin datang untuk dipijat.

"Terakhir ke sini beliau sudah bisa nyetir mobil sendiri. Rasanya bahagia saat pasien sembuh,” ungkapnya.

Didera Rasa Bosan

Urip Muchjajad, lelaki asal Purbalingga yang mengadu nasib ke Semarang dengan menjadi tukang pijat tradisional. (Inibaru.id/ Kharisma Ghana Tawakal)

Urip mengaku senang menjalani rutinitas sebagai pemijat. Namun begitu, nggak jarang dirinya juga mengalami kejenuhan karena harus terus menghadapi pasien saban hari. Saat perasaan bosan itu datang, biasanya dia bakal memilih keluar sejenak untuk sekadar menyegarkan pikiran.

"Kalau keluar paling sebentar, karena saya sering khawatir kalau-kalau ada pasien yang sakitnya parah dan butuh segera dapat penanganan," ujar Urip.

Selain keluar rumah, dia juga berusaha membunuh rasa bosannya dengan bermain gim di gawainya. Permainan yang paling digemarinya adalah catur daring. Selain itu, Urip juga memelihara beberapa burung di teras rumahnya untuk menyalurkan hobi.

"Sebelum pandemi, saya juga sering ke luar kota. Manggung. Ngeband dan main orkes sama teman-teman," aku Urip, lalu tertawa.

Dihantui Pandemi

Layanan pijat klinik 'Sehat Utama' plus tarif yang dipatok. (Inibaru.id/ Kharisma Ghana Tawakal)

Selama menjalani profesi sebagai tukang pijat, Urip mengaku nggak banyak melewati jalan yang terjal. Jumlah pasien yang terbilang fluktuatif setiap hari nggak dianggapnya sebagai kendala. Rasa bosan juga bisa diatasi. Rintangan terbesar baginya justru berasal dari situasi pandemi Covid-19 ini.

"Awal pandemi saya sempat tutup tiga bulan karena menaati aturan pemerintah. Takut juga. Saya pikir bakal selesai dalam waktu dekat, ternyata lanjut sampai lebih dari setahun; akhirnya buka lagi, deh!" kenang Urip.

Kendati sudah buka lagi, situasi rupanya nggak lantas membaik. Laiknya kebanyakan bisnis jasa yang ada di Indonesia, klinik pijat Urip juga mengalami penurunan pendapatan yang lumayan signifikan selama pandemi.

"Saya yang biasanya menangani sekitar 10 pasien, selama pandemi maksimal cuma dapat 4-5 pasien sehari," lanjutnya.

Namun demikian, dia tetap berusaha menjalani usahanya tersebut dengan sebaik-baiknya. Urip juga nggak berusaha untuk menaikkan harga atau hal lain yang merugikan para pelanggannya. Untuk sekali pijat berdurasi sekitar satu jam, dia membanderol Rp 60 ribu saja per pasien.

Tertarik untuk memakai jasa pijatnya? Silakan datang langsung ke kliniknya ya, Millens. Oya, kamu juga bisa mengundang Urip untuk memijat langsung di rumahmu dengan biaya Rp 80 ribu saja, kok. Murah, bukan? (Kharisma Ghana Tawakal/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: