Inibaru.id – Klenteng Sam Poo Kong dikenal luas sebagai salah satu destinasi wisata andalan Kota Semarang. Di lokasi ini, kamu bisa menikmati indahnya arsitektur bangunannya sekaligus mengetahui sejarah dari klenteng tersebut. Tapi, nggak banyak orang yang tahu kalau di kompleks klenteng ini ada sumur yang diyakini bisa memperlancar rezeki atau menyembuhkan penyakit.
Nama sumurnya adalah Sumur Panguripan. Kalau dalam Bahasa Jawa, ‘panguripan’ bisa disebut sebagai kehidupan. Menurut cerita, sumur yang lokasinya ada di dalam gua batu ini dulu jadi lokasi Laksamana Cheng Ho dan pengikutnya mendapatkan air untuk dikonsumsi.
“Banyak yang mengambil air di sini untuk pengobatan. Selain itu, juga ada yang percaya jika air dari sumur tersebut mendatangkan keberuntungan,” ungkap penjaga Klenteng Sam Poo Kong Sutrisno, Selasa (2/3/2021).
Tahu jika peminat air dari Sumur Panguripan cukup banyak, pihak pengelola klenteng pun memasang saluran air berupa pipa sekaligus mesin pompanya. Jadi, bagi wisatawan yang pengin mendapatkan air tersebut, bisa kok memintanya ke penjaga. Tinggal diambil deh airnya.
“Kalau mau mengambil air ya harus izin dulu, biar penjaga yang mengambilkan,” jelas Sutrisno.
Omong-omong ya, sumber air dari sumur ini nggak jauh-jauh dari lokasi Klenteng Sam Poo Kong kok. Ternyata asalnya dari Gedung Batu.
Cerita Kiai Juru Mudi
Menurut cerita Sutrisno pula, goa batu tempat Sumur Panguripan tersebut dulunya juga dipakai sebagai tempat beribadah Cheng Ho serta para pengikut. Sayangnya, karena lokasinya terlalu kecil, tempat ibadahnya pun kemudian dipindahkan ke ruangan yang lebih luas.
Menariknya, pada goa batu ini, kamu bisa menemukan makam Kiai Juru Mudi. Nah, ada cerita menarik tentang makam dari pengikut Cheng Ho dengan nama asli Ong King Hong ini.
Menurut sejarawan Dewi Yulianti dari Universitas Diponegoro, Kapten Ong King Hong dikenal dengan sebutan Kiai Juru Mudi. Sang kiai memiliki andil besar dalam menyebarkan agama Islam di kawasan sekitar Klenteng, yakni Simongan. Meski begitu, dia juga mengajarkan tentang budaya leluhur.
“Pada waktu-waktu tertentu, Kiai Juru Mudi juga menganjurkan kepada pengikutnya untuk melakukan pemujaan pada hari-hari tertentu,” cerita Dewi.
Kiai Juru Mudi memilih untuk tetap berada di Semarang, bukannya meneruskan perjalanan dengan Cheng Ho. Pada usia 87 tahun, dia meninggal dan dimakamkan di samping goa batu yang ada di dalam kompleks Klenteng Sam Poo Kong tersebut.
Tertarik melihat Sumur Panguripan di Klenteng Sam Poo Kong atau malah pengin mencicipi tuah air sumurnya, Millens? (Dre, Bet/IB09/E05)