Inibaru.id – Bau harum yang menyerbak tercium wangi tatkala saya memasuki bangunan yang bernuansa warna merah dengan ornamen keemasan. Aroma itu cukup akrab bagi mereka yang berkeyakinan Konghucu dan sering beribadah di klenteng.
Pada sudut-sudut dan tengah bangunan, tampak hio swa menancap dalam bejana di muka altar para dewa. Kepulan asap hio dianggap sebagai media penyaluran doa-doa bagi umat Tionghoa menuju Sang Pencipta, terlebih jika kepulannya tampak lurus ke atas.
Hio biasanya dibuat dari campuran serbuk kayu, lem, pewarna, pewangi, dan air. Dengan campuran komposisi yang pas, adonan hio selanjutnya dicampur merata kemudian ditempel pada batang kayu dan dibentuk sesuai kebutuhan.
Hio swa juga harus melalui proses pengeringan di bawah terik matahari selama dua sampai tiga hari. Kalau cuaca nggak cerah, ada solusinya sih. Hio tinggal dimasukkan di dalam oven dan dipanaskan.
Oya, penggunaan hio nggak sesederhana yang kamu bayangkan. Mematikan hio ternyata juga harus dengan aturan khusus, lo. Kalian harus mengibaskan hio secara perlahan sampai padam. Hio bahkan nggak boleh ditiup.
Penggunaan hio juga nggak melulu di klenteng. Hio juga boleh dibakar di luar atau di dalam rumah. Bisa juga ditancap di atas meja hingga nisan makam para leluhur.
Esensi Penggunaan Jumlah Hio
Kamu tahu nggak Millens kalau jumlah hio yang dibakar punya makna yang berbeda-beda? Nah, berikut adalah penjelasannya.
Satu Hio
Pembakaran satu hio memiliki makna esa yang berarti tunggal. Saat seseorang membakar satu hio dan beribadah, maka ibadah tersebut hanya dikhususkan kepada Tuhan sebagai satu-satunya Sang Pencipta.
Dua Hio
Dua batang hio dipercaya memiliki makna dualitas, dengan kata lain hubungan doa dua arah antara pendoa dan leluhurnya. Hal ini juga dapat diartikan sebagai cara untuk mendoakan orang tua.
Tiga Hio
Membakar tiga hio memiliki makna beribadah untuk alam semesta yang menaungi kita. Ketiganya adalah unsur bumi, langit, dan manusia.
Empat Hio
Dalam kepercayaan Tionghoa, bumi berisikan empat penjuru lautan yang dianggap saudara. Empat hio yang dibakar melambangkan arah laut utara, selatan, timur, dan barat.
Lima Hio
Ada lima elemen yang dipercaya masyarakat Tionghoa saat beribadah, yaitu kayu, tanah, api, logam, dan air.
Enam Hio
Angka enam dalam bahasa Mandarin adalah Liu He yang bermakna persatuan dan kedamaian. Jika ada enam hio yang dibakar, bisa dimaknai sebagai doa untuk persatuan dan kedamaian seluruh umat manusia.
Tujuh Hio
Tujuh rasi bintang berbentuk layangan dengan ekor memanjang masuk dalam kepercayaan Tionghoa. Dibakarnya tujuh hio melambangkan kepercayaan terhadap rasi bintang ini.
Delapan Hio
Serupa dengan makna empat hio, delapan hio memiliki arti pengembangan dari arah penjuru mata angin. Ada timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, barat laut, utara, timur laut. Dengan membakar hio, maka doa yang dipanjatkan ditujukan kepada alam semesta yang agung.
Sembilan Hio
Orang-orang Tionghoa percaya jika angka sembilan adalah angka tertinggi dan yang paling sempurna. Sehingga penggunaan hio berjumlah sembilan bermakna doa terbaik yang mereka panjatkan.
Di zaman sekarang, penggunaannya hio mengalami perkembangan. Nggak hanya jadi salah satu benda wajib dalam peribadatan, hio juga digunakan sebagai media wewangian ruangan bagi seluruh umat tanpa memandang status.
Kalau kamu, apakah pernah menggunakan hio secara langsung, Millens? (Kem, Kla, Ini/IB31/E07)