BerandaMusik
Jumat, 28 Sep 2017 15:37

Band Batak Gemparkan Paris

Grup band Amigos (Dok Postimage)

Lagu-lagu Batak disambut hangat saat dimainkan Amigos di Gedung Pavillon Dauphine Paris. Selain mereka, berbagai sajian dari Indonesia selalu direspons bagus.

Inibaru.id – Satu lagi sajian kreasi kebudayaan Nusantara mendapat respons sangat bagus dari publik luar negeri. Amigos, grup band pelantun lagu-lagu Batak yang sudah eksis selama 33 tahun di belantika musik Indonesia tampil memukau di Gedung Pavillon Dauphine Paris dalam acara Festival Colorful Indonesia (FCI), 23-24 September 2017.

"Marragam-ragam do anggo sitta sitta dihita manisia./Marasing-asing do anggo pangidoan diganup-ganup jolma./Hamoraon hagabeon hasangapon ido di lului na deba./Dinadeba asalma tarbarita goarna tahe.”

(Bermacam ragam cita-cita pada kita manusia./Berbeda-beda pula harapan pada setiap orang./Kekayaan keberhasilan kehormatan itulah yang dicari sebagian orang./Bagi sebagian orang lagi yang penting namanya mashyur.)

Itu petikan lagu “Alusi Au” yang menjadi salah satu lantunan bersama banyak lainnya seperti lagu "Lissoi” dan “Situmorang ". Untuk lagu yang disebut terakhir, kata “Situmorang” diganti dengan "Panjaitan", disesuaikan dengan nama marga Dubes RI di Paris Hotmangaradja MP Pandjaitan.

Baca juga: INO Ensemble Indonesia Berjaya di Festival Musik Tradisional Uzbekistan

Atase Pendidikan KBRI Paris Surya Rosa Putra kepada Antara London, Senin (25/9/2017) menyebutkan kehadiran grup musik Amigos yang berpersonel Vico Pangaribuan, Reinhard Nainggolan, dan Jean Butar-butar didukung penuh oleh Pemda Toba Samosir dan Humbang Hasundutan.

Dikutip dari Antara (25/9/2017), Grup Amigos dan Style Voice yang menampilkan beberapa nomor klasik dari Tanah Toba juga melakukan acara “Mangulosi”, semacam inaugurasi FCI kepada Dubes RI di Paris Hotmangaradja MP Pandjaitan dan kepada undangan sebagian diplomatik termasuk Dubes UNESCO Fauzi Soelaiman dan Bonita Sadanoer, dan sekitar lebih dari seribu pengunjung setiap hari.

Selain grup musik Amigos yang berkolaborasi dengan Style Voice Sumatera Utara, juga tampil grup musik Balawan Jazz yang menampilkan musik jazz berkolaborasi dengan musik gamelan kontemporer Indonesia. Gamelan Bali KBRI Puspawarna dan kelompok tari Joged Nusantara juga ikut berpartisipasi.

Grup musik Balawan Jazz yang dipimpin I Wayan Balawan adalah musik kontemporer Indonesia tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisional. Grup tersebut didatangkan Atase Pendidikan KBRI Paris karena sesuai dengan misi untuk menghadirkan musik kontemporer Indonesia di Paris.

Baca juga: Budaya Indonesia Disambut Hangat di Filipina

Nomor-nomor yang ditampilkan Balawan sangat bervariasi, mulai dari lagu-lagu Bali, pop jazz Indonesia dan Barat, sampai dangdut yang menghibur para pengunjung yang sebagian besar masyarakat Perancis.

Sementara itu, Grup Puspawarna Gamelan Bali pimpinan Theo Merigeau dan Hsiao Yun Tseng adalah grup volunter KBRI Paris. Personelnya sekitar 20 orang yang seluruhnya orang Perancis.

Dalam FCI kali ini, grup tersebut berkolabarasi dengan seniman I Made Agus Wardana dari Brussel, Belgia. Puspawarna menampilkan gamelan dan beberapa tarian dan dipandu Dr Catherine Bisset, etnomusikolog Indonesia asal Perancis.

Grup Joged Nusantara yang merupakan asosiasi tari warga negara Indonesia yang tinggal di Perancis menampilkan tari-tarian antara lain Tortor, Punjari, Bajidor Kahot, Jaipongan dan Tari Rantak yang mendapat apresiasi dari para penonton. (PA/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024