Inibaru.id - Kabar kematian Yon Koeswoyo pada 5 Januari lalu menjadi duka tersendiri di kalangan pencinta musik Tanah Air. Vokalis utama Koes Plus itu tutup usia akibat penyakit komplikasi yang dideritanya. Koes Plus pun kini tinggal menyisakan satu personel.
Sebagai bagian dari grup band 1970-an yang melegenda dan lagunya masih dinyanyikan orang hingga saat ini, Yon Koeswoyo tentu menempati ruang tersendiri bagi para pencinta Koes Plus. Dia pun meninggalkan empat orang anak, yakni Gerry, David, Bela Aron, dan Kenas.
Menjadi anak keenam dari sembilan bersaudara, pria yang akrab disapa Yon ini mengawali kariernya di dunia musik pada 1958. Bersama sang adik, Yok Koeswoyo, Yon dilatih sebagai penyanyi oleh kakak kandung mereka, Tonny Koeswoyo yang tergila-gila dengan musik sejak muda.
Yon kemudian membentuk formasi awal Koes Bersaudara bersama saudara-saudaranya, yang terdiri atas John Koeswoyo (bas), Tonny Koeswoyo (gitar), Nomo Koeswoyo (drum), dan Yok Koeswoyo, yang bersamanya menjadi vokalis. Pada 1962 mereka rekaman.
Baca juga:
Yon Koeswoyo Meninggal, Indonesia Berduka
Meregang Nyawa karena Gila Kerja
Setelah rekaman, nama grup lalu berganti menjadi Koes Brothers. Namun, nggak lama kemudian, kakak tertua mereka, John, mengundurkan diri. Dia mengaku sibuk sibuk dengan pekerjaannya. Yok kemudian menggantikan posisi John di bas. Mereka pun ganti nama menjadi Koes Bersaudara.
Koes Bersaudara sangat kental dengan pengaruh grup band populer kala itu, seperti Everly Brothers dan The Beatles. Aroma kebarat-baratan itu membuat mereka dipenjara pada 1965. Setelah bebas, mereka mulai melanjutkan rekaman album berikutnya, To The So Called Guilties.
Nomo Koeswoyo yang hengkang pada 1969 kemudian digantikan Kasmuri (Murry) untuk posisi penggebuk drum. Lantaran Murry bukan keluarga Koeswoyo, nama band pun diubah menjadi Koes Plus. Namun, ini membuat Yok keluar. Anggota awal Koes Plus pun tinggal menyisakan Yon dan Tonny.
Popularitas Koes Plus mulai menurun pada era 1980-an. Mereka bahkan sempat vakum. Saat itulah Yon mulai berkarier solo. Dia merilis album solo pada 1981 bertajuk Lantaran dengan bantuan musikus Harry Cahyono.
Abum ini mendapat sambutan hangat penikmat musik Indonesia. Pengaruh Harry membuat lirik lagu-lagu Yon “berbeda” dengan Koes Plus. Mereka banyak menyuarakan kritik sosial. Seperti ditulis Kompas.com, Jumat (5/1/2018), kolaborasi keduanya kembali terulang dalam album Song of Porong 27 tahun kemudian.
Pada 1987, Tonny meninggal. Koes Plus pun kian tenggelam namanya. Yon benar-benar merasakan kesulitan hidup. Untuk menghidupi keluarganya, dia sempat merintis bisnis jual-beli mobil dan tanah. Yon menyambung hidup dari uang hasil menyewakan rumah.
Baca juga:
Chrisye, Sang Legenda Musik Indonesia
Tino Sidin Tetap Akan Dikenang
Namun begitu, Yon tetap mempertahankan Koes Plus. pria kelahiran Tuban, 27 September 1940 itu menjadi satu-satunya anggota keluarga Koeswoyo yang tetap setia di Koes Plus hingga formasi terakhir “Koes Plus Pembaharuan” pada 2004.
Yon terus berusaha aktif di dunia musik kendati mulai sakit-sakitan beberapa tahun terakhir. Bagi Yon, bermusik adalah penyemangat untuk sembuh dan penyambung hidup secara finansial.
Sebelum tutup usia pada 77 tahun, Yon masih aktif bermusik. Kini, dedengkot Koes Plus itu telah tiada. Bagaimana nasib Koes Plus selanjutnya? (ALE/GIL)