BerandaLegendary
Minggu, 6 Jan 2018 09:20

Yon Koeswoyo, Dedengkot Koes Plus yang Kini Telah Pergi

Penampilan Yon Koeswoyo sebelum tutup usia. (Palapanews.com)

Membawa nama besar Koeswoyo, Yon Koeswoyo bersama saudaranya membentuk grup musik. Lewat band Koes Plus namanya kian melambung, bahkan ia menjadi pejuang Koes Plus hingga akhir hayatnya.

Inibaru.id - Kabar kematian Yon Koeswoyo pada 5 Januari lalu menjadi duka tersendiri di kalangan pencinta musik Tanah Air. Vokalis utama Koes Plus itu tutup usia akibat penyakit komplikasi yang dideritanya. Koes Plus pun kini tinggal menyisakan satu personel.

Sebagai bagian dari grup band 1970-an yang melegenda dan lagunya masih dinyanyikan orang hingga saat ini, Yon Koeswoyo tentu menempati ruang tersendiri bagi para pencinta Koes Plus. Dia pun meninggalkan empat orang anak, yakni Gerry, David, Bela Aron, dan Kenas.

Menjadi anak keenam dari sembilan bersaudara, pria yang akrab disapa Yon ini mengawali kariernya di dunia musik pada 1958. Bersama sang adik, Yok Koeswoyo, Yon dilatih sebagai penyanyi oleh kakak kandung mereka, Tonny Koeswoyo yang tergila-gila dengan musik sejak muda.

Yon kemudian membentuk formasi awal Koes Bersaudara bersama saudara-saudaranya, yang terdiri atas John Koeswoyo (bas), Tonny Koeswoyo (gitar), Nomo Koeswoyo (drum), dan Yok Koeswoyo, yang bersamanya menjadi vokalis. Pada 1962 mereka rekaman.

Baca juga:
Yon Koeswoyo Meninggal, Indonesia Berduka
Meregang Nyawa karena Gila Kerja

Setelah rekaman, nama grup lalu berganti menjadi Koes Brothers. Namun, nggak lama kemudian, kakak tertua mereka, John, mengundurkan diri. Dia mengaku sibuk sibuk dengan pekerjaannya. Yok kemudian menggantikan posisi John di bas. Mereka pun ganti nama menjadi Koes Bersaudara.

Koes Bersaudara sangat kental dengan pengaruh grup band populer kala itu, seperti Everly Brothers dan The Beatles. Aroma kebarat-baratan itu membuat mereka dipenjara pada 1965. Setelah bebas, mereka mulai melanjutkan rekaman album berikutnya, To The So Called Guilties.

Nomo Koeswoyo yang hengkang pada 1969 kemudian digantikan Kasmuri (Murry) untuk posisi penggebuk drum. Lantaran Murry bukan keluarga Koeswoyo, nama band pun diubah menjadi Koes Plus. Namun, ini membuat Yok keluar. Anggota awal Koes Plus pun tinggal menyisakan Yon dan Tonny.

Popularitas Koes Plus mulai menurun pada era 1980-an. Mereka bahkan sempat vakum. Saat itulah Yon mulai berkarier solo. Dia merilis album solo pada 1981 bertajuk Lantaran dengan bantuan musikus Harry Cahyono.

Abum ini mendapat sambutan hangat penikmat musik Indonesia. Pengaruh Harry membuat lirik lagu-lagu Yon “berbeda” dengan Koes Plus. Mereka banyak menyuarakan kritik sosial. Seperti ditulis Kompas.com, Jumat (5/1/2018), kolaborasi keduanya kembali terulang dalam album Song of Porong 27 tahun kemudian.

Pada 1987, Tonny meninggal. Koes Plus pun kian tenggelam namanya. Yon benar-benar merasakan kesulitan hidup. Untuk menghidupi keluarganya, dia sempat merintis bisnis jual-beli mobil dan tanah. Yon menyambung hidup dari uang hasil menyewakan rumah.

Baca juga:
Chrisye, Sang Legenda Musik Indonesia
Tino Sidin Tetap Akan Dikenang

Namun begitu, Yon tetap mempertahankan Koes Plus. pria kelahiran Tuban, 27 September 1940 itu menjadi satu-satunya anggota keluarga Koeswoyo yang tetap setia di Koes Plus hingga formasi terakhir “Koes Plus Pembaharuan” pada 2004.

Yon terus berusaha aktif di dunia musik kendati mulai sakit-sakitan beberapa tahun terakhir. Bagi Yon, bermusik adalah penyemangat untuk sembuh dan penyambung hidup secara finansial.

Sebelum tutup usia pada 77 tahun, Yon masih aktif bermusik. Kini, dedengkot Koes Plus itu telah tiada. Bagaimana nasib Koes Plus selanjutnya? (ALE/GIL)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024