BerandaKulinary
Selasa, 9 Okt 2023 14:50

Sensasi Lembut dan Hangat dalam Semangkuk Bubur Jamu Coro Demak

Semangkuk bubur jamu coro paling pas dinikmati sehabis pulang kerja saat badan merasa pegal atau ngilu karena kecapaian. (Inibaru.id/ Ayu Sasmita)

Diperkaya rempah-rempah, semangkuk bubur jamu coro khas Demak bakal memunculkan sensasi lembut dan hangat di mulut saat kita menyesapnya perlahan.

Inibaru.id - Saya kurang suka mengonsumsi obat saat sakit, pun demikian dengan jamu. Namun, nggak demikian dengan bubur jamu coro. Saat badan ada tanda-tanda mau nge-drop atau meriang, biasanya saya menyempatkan diri mencari menu kuliner tradisional Kabupaten Demak, Jawa Tengah, ini.

Bubur jamu coro langganan saya terletak di Jalan Bhayangkara, Kecamatan Kota, Kabupaten Demak. Lokasinya nggak jauh dari perempatan Kali Tuntang, berada di antara gerobak dan kedai penganan lain yang banyak berderet di situ.

Kamu yang baru kali pertama menyambangi tempat ini mungkin akan kesulitan menemukan gerobak bubur jamu coro milik Sri Puji Utami tersebut karena tempatnya agak menjorok ke dalam dan tertutup gerobak lain. Namun, kamu bisa mengenalinya dari banyaknya pembeli yang datang.

Yap, di antara sekian banyak penjual, bubur jamu coro yang dijual dengan menggunakan gerobak dorong warna kemerahan itu biasanya memang paling ramai pembeli. Umumnya mereka adalah pelanggan seperti saya yang sudah merasakan khasiat dari minuman kaya rempah tersebut.

Berjualan Sejak 2010

Pembeli sukarela mengantre untuk membeli bubur jamu coro di Jalan Bhayangkara, Kecamatan Kota, Kabupaten Demak. (Inibaru.id/ Ayu Sasmita)

Sedikit informasi, Sri Puji Utami sudah berjualan bubur jamu coro di tempat tersebut sejak 2010. Saat ini usaha tersebut dikelola sang anak, yakni Muhammad Latif Awaludin. Tiap berjualan, Latif biasanya memarkirkan gerobaknya di dekat jembatan.

Kendati terlihat sederhana karena hanya memakai gerobak dorong, jualan Latif selalu laris manis diburu pembeli, lo! Dalam sehari, dia bisa menghabiskan satu kuali penuh berisi bubur yang diletakkan dalam gerobak laiknnya berjualan bubur kacang hijau.

Oya, saya hampir selalu mengantre saat datang ke situ, bahkan terkadang nomor tunggunya bisa sangat panjang. Namun, sejauh yang saya ketahui, semua pelanggan kayaknya nggak ada yang kabur karena malas mengantre, deh!

Latif mengatakan, antrean mungkin terjadi karena dirinya hanya berjualan pada sore hari. Biasanya, dia mulai dasaran dan melayani pembeli pukul 15.00 WIB, lalu menutupnya menjelang Magrib atau sekitar pukul 17.00 WIB.

Lembut dan Kaya Rempah

Muhammad Latif Awaludin tengah melayani pembeli di balik gerobak bubur jamu coro miliknya yang terparkir di Jalan Bhayangkara, Kecamatan Kota, Kabupaten Demak. (Inibaru.id/ Ayu Sasmita)

Saya menyukai bubur jamu coro karena teksturnya yang lembut saat disesap dan ada sensasi hangat yang kentara begitu bubur masuk mulut. Latif pun menjelaskan, sensasi hangat itu muncul karena kuah bubur jamu coro kaya akan rempah-rempah.

"Ada sekitar 15 jenis rempah dan herbal dalam racikan jamu ini, di antaranya serai, akar wangi, jahe, kayu manis, puyang (cabai jawa)," jelas Latif di tengah kesibukannya melayani pembeli, belum lama ini.

Seperti namanya, jamu bubur coro dibuat dengan "coro", kata bahasa Jawa yang berarti "cara". Artinya, jamu ini dibuat dengan cara khusus yang rumit dengan kondimen yang banyak. Secara garis besar, ada tiga hal yang disajikan, yakni bubur, kuah, dan topping.

Untuk buburnya, Latif memakai beras yang dihaluskan sehingga teksturnya sangat lembut. Dalam penyajiannya, bubur diguyur kuah rempah, lalu diberi toping berupa cairan gula jawa dan bubuk lada. Jadi, sensasi hangatnya nggak hanya dari kuah rempah, tapi juga bubuk lada pada bagian akhir.

Menjaga Imunitas Tubuh

Untuk dibawa pulang, Jamu Bubur Coro biasanya bakal dibungkus memakai plastik bening. (Inibaru.id/ Ayu Sasmita)

Saya menyukai bubur jamu coro karena sensasi hangat yang segera terasa begitu makanan ini masuk mulut. Tubuh jadi rileks dan rasa meriang yang saya rasakan seolah mereda seketika itu juga. Mungkin, ini pula yang dirasakan sebagian besar pembeli yang sekarang jadi pelanggan di situ.

"Bubur jamu coro ini memang bisa menjaga imunitas tubuh, menambah nafsu makan, dan meredakan asam lambung karena kandungan rempah di dalamnya," sambut Latif saat saya menanyakan manfaat makanan tersebut.

Selain bermanfaat, porsi jamu ini juga pas untuk saya. Harganya pun ramah di kantong, karena seporsinya hanya dibanderol Rp3.000. Dengan harga yang terbilang murah ini, nggak heran kalau dagangan Latif ini hampir nggak pernah bersisa saban hari.

"Alhamdulillah. Dalam sehari, kami bisa menjual sekitar 300-400 porsi," aku pemuda 23 tahun tersebut semringah. "Selain warga lokal, pembelinya juga para peziarah (yang datang) dari luar kota."

Perlu kamu tahu, salah satu hal yang membuat bubur jamu coro dikenal masyarakat luas adalah karena lokasinya yang nggak jauh dari Makam Sunan Kalijaga. Jadi, belum lengkap rasanya kalau kita berziarah tanpa menikmati jamu khas Kabupaten Demak ini sepulangnya dari sana.

Kalau kebetulan kamu bertandang ke Demak, khususnya berziarah ke Sunan Kalijaga, nggak ada salahnya menjajal bubur jamu coro ini ya, Millens! Siapa tahu rasa pegal dan capai selama di perjalanan langsung terobati setelah menikmatinya. (Ayu Sasmita/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: