BerandaKulinary
Rabu, 17 Okt 2023 08:59

Pilih Ikan dengan Sushi Grade biar Aman Makan Sushi

Sashimi biasanya disajikan bersama dengan kantong es untuk menjaga kehigenisannya. (Shutterstock)

Gemar makan sushi tapi khawatir dengan kandungan zat berbahaya dalam ikan mentah? Biar tetap aman bagi kesehatanmu, pilihlah sushi yang menggunakan ikan dengan sushi grade.

Inibaru.id - Kenikmatan sushi, makanan khas dari Jepang yang umumnya menggunakan daging ikan mentah sudah nggak diragukan lagi oleh masyarakat dunia. Di berbagai negara, restoran Jepang selalu ramai pengunjung, termasuk di Indonesia.

Tapi, karena menyajikan daging ikan mentah, seringkali kita merasa khawatir apakah makanan tersebut aman untuk dikonsumsi. Kekhawatiran kita itu sebenarnya wajar karena semua bahan makanan yang mentah bisa saja mengandung bakteri dan patogen lain yang berpotensi menyebabkan keracunan makanan.

Apalagi akhir-akhir ini ada sebuah penelitian yang semakin menguatkan bahwa di dalam ikan mentah terdapat zat-zat yang berbahaya. Dilansir dari ILF Science, Rabu (4/10/2023), para peneliti di Norwegia menyelidiki keberadaan bakteri dalam ikan mentah dan menemukan 22 strain Aeromonas yang berpotensi berbahaya.

Hasil penelitian menunjukkan, mengolah ikan dengan sedikit pemprosesan nggak selalu cukup untuk mencegah pertumbuhan bakteri Aeromonas. Beberapa strain bakteri pada ikan mentah juga mengandung gen yang memungkinkan mereka untuk menjadi patogen dan menyerang sel inang manusia, serta dapat menyebabkan infeksi gastrointestinal dan ekstraintestinal.

Lebih mengkhawatirkan lagi, peneliti menemukan bukti bahwa Aeromonas dapat berkontribusi pada peningkatan resistensi antibiotik. Bakteri ini dapat mentransfer gen resistensi antibiotik kepada bakteri lain melalui pertukaran materi genetik di lingkungan laut.

Rasa waswas kita semakin menjadi ketika mengingat ikan-ikan di laut mengandung merkuri yang tinggi. Selain merkuri, ada juga mikroplastik, virus, bakteri, dan parasit yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Salah satu penyakit umum yang terkait dengan konsumsi sushi adalah anisakiasis. Gejalanya meliputi sakit perut, mual, muntah, dan diare.

Standar Ikan untuk Sushi

Sashimi grade adalah ikan yang ditangkap oleh nelayan dalam keadaan segar dan langsung dibekukan pada saat itu juga dalam suhu yang sangat dingin. (Sushisushi)

Lantaran mengonsumsi ikan mentah memiliki banyak risiko, apakah itu berarti sebaiknya kita nggak perlu makan sushi atau sashimi lagi mulai sekarang? Hhmm, nggak begitu juga, Millens. Kita tetap bisa makan sushi asal ikan yang kita makan termasuk dalam sushi grade atau sashimi grade.

Menurut The Spruce Eats, sushi grade fish atau ikan sushi grade ditangkap dengan cepat, langsung disembelih dan dibuang isi perutnya. Ikan itu kemudiaan langsung dibekukan dengan suhu sangat dingin, yaitu sekitar -35 derajat Celsius menurut standar Food and Drug Administration Amerika Serikat. Proses tersebut sangat memengaruhi kualitas ikan karena bakteri akan menumpuk setelah ikan mati. Pembekuan yang dilakukan bertujuan untuk membunuh bakteri.

Ikan sashimi grade harus disajikan 72 jam setelah ikan tersebut ditangkap. Maka dari itu, setiap kita memesan menu sashimi pada restoran, umumnya mereka akan menyajikannya dengan kantong es untuk menjaga kehigienisannya.

Sebenarnya, istilah sushi grade bukanlah istilah resmi dan nggak ada dalam regulasi penjualan atau distribusi ikan di Jepang maupun secara global. Sebutan sushi grade luas digunakan oleh beberapa distributor untuk mempermudah penjualan ikan yang dinilai aman untuk dimakan mentah.

Nah, jika kamu pengin makan sushi dan menikmati sensasi lezatnya ikan mentah, maka carilah restoran Jepang yang menggunakan sushi grade fish untuk sajian sushinya, Millens. Ingat, jangan sembarangan makan ikan mentah! (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024