BerandaKulinary
Sabtu, 13 Mar 2020 15:00

Nyore di Serikat, Menikmati Suasana Kota Lama dari Sebuah Warung Kopi

Serikat Dagang Kopi, sajikan menu yang akultiratif. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Kapan waktu yang tepat untuk menikmati wisata Kota Lama? Jawabannya adalah sore. Begitu kata Putra pemilik usaha Serikat Dagang Kopi. Ketika sore seseorang bisa lebih santai tanpa terganggu panas dan gelap, dengan prinsip ini tercipta pula frasa “Nyore di Serikat”.

Inibaru.id – Musik RnB berirama soft-soul zaman 70 sampai 80-an menyapa saya ketika datang ke Serikat Dagang Kopi sore itu. Warung kopi ini didirikan oleh dua mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata angkatan 2013 Anak Agung Gde Putra Dwipayana dari Bali dan Saka Apriliadi dari Semarang.

Awalnya, Serikat Dagang Kopi merupakan sebuah angkringan kecil yang berada di Jatingaleh. Berdiri pada 2017 saat Putra dan Saka masih sama-sama mahasiswa. Sebelumnya, mereka berdua telah mendapat pengalaman bekerja, Putra di sebuah biro psikologi dan Saka bekerja di sebuah kafe franchise kenamaan.

"Lama kelamaan, karena bertumbuh dapat tempat di sini dan beruntungnya konsep hampir sama. Kita punya keluh kesah yang sama. Kalau aku dari dulu suka hal-hal yang berbau sejarah, hal-hal yang berbau pendidikan. Jadi kebetulan di sini tempatnya,” kata Putra.

Nama Serikat Dagang Kopi diambil dari bacaan para pendiri yang menyukai sejarah. Sekilas mendengar namanya, seseorang mungkin akan ngeh dengan Serikat Dagang Islam, nah semangat dari “serikat” inilah yang menjadi semangat terciptanya Serikat Dagang Kopi.

Soal jenama kafenya, Putra mengaku suka dengan kata Serikat. Baginya tergambar di sana orang berkumpul, berdiskusi, dan sharing. Karena produk yang dijual adalah kopi, dia menamai kafe ini dengan Serikat Dagang Kopi.

Pengunjungnya nggak menyasar satu segmen saja, Millens. Banyak kok wisatawan Kota Lama mampir ke sini. Kafe ini menyediakan berbagai menu istimewa kopi dan camilan khas Indonesia. Selain itu, tersedia pula beberapa merchandise, seperti totebag, kaos, dan tumbler.

“Orang dibuat suka dengan konsep, atmosfer, suasananya. Karena ini aku buat gimana caranya biar bisa homey dan nggak merubah gedung awal. Kita nyediain menu makanan kayak singkong goreng. Gimana lihatin ini menu Indonesia. Akulturasinya kita nggak lupa,” tegas Putra.

Banjirnya warung kopi lain yang ada di Kota Lama nggak menjadi halangan untuk bersaing. Malah ini menjadi pemacu. Daya tawar lainnya dengan mengadakan berbagai acara seperti diskusi yang pernah mengundang Soesilo Toer. Ada pula demo masak dan demo barista.

“Kalau dari banyaknya kafe, menurutku pribadi senang karena lebih tertantang. Karena kafe-kafe yang ada di sebelahku ini mereka gajah-gajah lah ya. Gila-gila, keren-keren. Ketika jadi underdog, gimana caranya kita untuk bisa menyaingi,” pungkasnya.

Ritual yang nggak boleh kamu lupakan tentu “nyore di serikat”. Sebab Kota Lama paling sip dinikmati ketika sore hari, nggak silau dan nggak gelap. Gimana? (Isma Swastiningrum/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: