BerandaKulinary
Minggu, 18 Apr 2020 10:47

Nasi Goreng Babat Pak Karmin Mberok, Ikut Merana Karena Corona

Kedai Nasi Goreng Babat Pak Karmin Mberok. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Kota Lama kala weekend sering dikunjungi banyak wisatawan. Mereka nggak hanya melancong ke bangunan tua, tapi juga mencicipi aneka kuliner legendaris seperti Nasi Goreng Babat Pak Karmin di dekat Jembatan Mberok. Namun, di masa pandemi corona, kedai ini lebih sepi.

Inibaru.id – Jembatan Mberok memiliki sejarah yang panjang bagi Semarang. Dahulu jembatan yang terletak nggak jauh dari Pasar Johar dan Pecinan ini bisa dibuka dan ditutup. Membelah nggak hanya dua wilayah, tapi juga kelas masyarakat, kelas kolonial dan kelas pribumi.

Jembatan Mberok dalam bayangan saya semacam Jembatan Brooklyn di Amerika Serikat, dituakan dan menjadi landmark masyarakat urban nan padat dengan persilangan banyak budaya yang kental. Di sekitar Sungai Mberok dari masyarakat Kampung Melayu, Kampung Arab, Jawa, Pecinan, hingga Eropa ada. Meski secara kontruksi dan panjang, dua jembatan ini sangat jauh berbeda.

Nah, tepat di sisi Jembatan Mberok Semarang terdapat satu kuliner legendaris yang dikenal dengan nama Nasi Goreng Babat Pak Karmin. Didirikan sejak 1971 dengan usia hampir lima dekade, kedai ini dibangun oleh seorang laki-laki bernama Sukarmin atau Pak Karmin. Saya mengunjungi kedai tersebut pada Jumat (10/4) siang untuk mengupas sejarah lebih lanjut.

Sayangnya, waktu kedatangan saya sepertinya nggak tepat. Sang pemilik nggak meninggalkan rumah selama corona. Itu yang saya dapat dari seorang koki di sini usai saya menyampaikan maksud bertemu sosok Karmin.

"Kesialan" saya nggak berhenti sampai di situ. Ketika saya hendak mewawancarai koki tersebut, dia mengatakan sedang memasak dan nggak bisa diganggu. "Yang tahu banyak kisah nasi babat ini Pak Karminnya," kata perempuan setengah baya itu. Duh!

Kedai Pak Karmin di dekat Kota Lama yang lebih sepi selama wabah corona. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Pemandangan berbeda saya temukan terkait pengunjung kedai. Sebelum wabah corona berkembang dengan masif seperti sekarang, tiap kali saya lewat kedai ini, saya perhatikan kedai dan parkiran di depannya sering ramai. Hari itu hanya beberapa orang saja yang makan di tempat. Pandemi corona membuat banyak usaha di sekitar Kota Lama menjadi sangat sepi.

Salah seorang laki-laki pengunjung kedai pun merasakan perbedaan kondimen dalam menu yang berkurang selama corona, yakni campuran petai yang biasanya ditaburkan di atas nasi goreng. Saya mendengar dia meminta petai pada salah seorang pegawai kedai, tapi sepertinya dia harus kecewa. “Petai belum dipasok Pak, corona,” begitu jawaban pegawai itu.

Suasana dan jalanan di Kota Lama pun terlihat lengang, padahal hari Jumat menuju weekend. Di sekitar sana hanya ada beberapa pekerja sektor informal yang sehari-harinya hidup subsisten seperti pemulung, sopir, dan pedagang kaki lima. Beberapa pegawai di kedai Nasi Babat Pak Karmin saya perhatikan lebih punya banyak waktu untuk bersantai. Ya, jembatan Mberok pun juga lebih hening.

Saya sarankan di masa corona ini mending kamu pesan Nasi Goreng Babat Pak Karmin lewat online food saja ya, Millens. Terdapat dua alamat yang bisa kamu pesan. Pusatnya di Jalan Pemuda, Dadapsari, Semarang Utara, Kota Semarang dan cabang di Jalan MH Thamrin Nomor 84 Miroto, Semarang Tengah. Buka setiap hari dari pukul delapan pagi hingga pukul sepuluh malam.

Eh, kapan kali terakhir kamu makan Nasi Goreng Babat Pak Karmin, Millens? (Isma Swastiningrum/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: